Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER SAINS] Apa Tanda Tsunami? | Obat Pelangsing Kantongi Izin FDA

Kompas.com - 13/06/2021, 07:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Selain gempa besar, sejumlah masyarakat memiliki kepercayaan atau kearifan lokal untuk merujuk pada tanda-tanda tsunami.

Misalnya saja masyarakat Banyuwangi, Jawa Timur, yang percaya bahwa ikan-ikan menepi ke arah pantai dan laut berbau adalah tanda akan terjadi tsunami.

Apa saja tanda-tanda tsunami dan benarkah kepercayaan lokal ini menjadi salah satu berita terpopuler Sains Kompas.com edisi akhir pekan, 10-12 Juni 2021.

Selain tanda tsunami, obat penurun berat badan yang mendapat izin FDA, menalar kehebohan BTS Meal, hingga nama-nama galaksi menjadi berita populer lainnya.

Baca juga: [POPULER SAINS] Terbakarnya Satelit Berdampak ke Bumi | Link Streaming Gerhana Matahari Cincin Sore Ini

Berikut ulasannya untuk Anda:

1. Kearifan lokal soal tanda tsunami

Ilustrasi tsunamiShutterstock Ilustrasi tsunami

Pernah dihantam bencana tsunami yang menewaskan ratusan orang pada tahun 1994 lalu, masyarakat Banyuwangi, Jawa Timur memiliki kearifan lokal sebagai langkah mitigasi bencana tsunami.

Seperti di Desa Sarongan, Banyuwangi, kearifan lokal di desa ini terkait tanda-tanda terjadinya tsunami, selain adanya gempa besar.

Tanda tersebut berdasarkan pengalaman wilayah desa ini yang sempat dihantam tsunami pada 1994 lalu. Ketua Desa Tangguh Bencana (Destana) Sarongan Agus Salim Afandi mengatakan ada dua peristiwa janggal yang menjadi tanda jika akan terjadi tsunami.

Pertama, yakni ikan-ikan terlihat menepi ke area pantai. Fenomena ikan minggir atau ikan-ikan tiba-tiba menepi di pinggir pantai ini dipercaya karena di dalam laut sedang terjadi peristiwa tak biasa.

"Kalau (tanda) tsunami itu, ikan minggir. Mereka tahu, kok, terjadi ikan minggir ini akan terjadi sesuatu, warga pasti curiga," katanya saat dihubungi, Kamis (10/6/2021).

Kemudian, air laut biasanya berbau lebih tajam dan menyengat dari hari-hari biasanya.

"Ini asinnya (air laut) menyengat sekali kalau terjadi tsunami. Ini orang dulu (yang mengalami tsunami) yang bilang begitu," kata dia.

Pakar Tektonik Aktif Geologi Gempa Bumi dari Universitas Gadjah Mada, Gayatri Indah Marliyani pun angkat bicara menanggapi tanda tsunami terkait fenomena ikan minggir dan laut bau.

"Isu aja itu," kata Gayatri kepada Kompas.com, Jumat (11/6/2021).

Dijelaskannya, kalau sebelum ada gempa kemudian air laut surut, sehingga ikan-ikan terdampar, hal itu bisa saja terjadi.

"Tapi kalau tidak ada kejadian gempa, tidak ada kejadian apa-apa, lalu ada dibilang ikan menepi dan air laut berubah baunya, itu belum ada korelasinya, sih," ujarnya.

Namun jika kejadian itu terjadi sesudah kejadian gempa besar di daerah subduksi sangat mungkin kearifan lokal yang dipercaya itu terjadi.

Karena, gempa besar di daerah subduksi biasanya menyebabkan air laut surut, bau garam menguar, dan bisa dijadikan tanda untuk meningkatkan kewaspadaan, serta segeralah menuju ke tempat yang tinggi.

"Tapi syaratnya ya itu, ada kejadian gempa yang signifikan sebelumnya," jelasnya.

Baca penjelasan ahli gempa dan tsunami selengkapnya di sini:

Ahli Tegaskan Banyak Ikan Minggir dan Laut Berbau, Bukan Tanda Tsunami

2. Obat penurun berat badan kantongi izin FDA

Ilustrasi menimbang berat badanshutterstock Ilustrasi menimbang berat badan

Untuk pertama kalinya, Amerika Serikat melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA), menyetujui penggunaan obat penurun berat badan sebagai pengobatan obesitas. Seperti diketahui bahwa obesitas adalah penyakit endemik di negara ini.

Wegovy, terapi manajemen berat badan yang diproduksi oleh perusahaan farmasi Denmark Novo Nordisk, adalah obat penurun berat badan pertama yang disetujui FDA sejak 2014, tetapi obat ini bukan sepenuhnya baru.

Obat yang sama, semaglutide, juga telah digunakan di AS dan negara-negara lain sebagai obat anti-diabetes selama bertahun-tahun.

Dilansir dari Science Alert, Jumat (11/6/2021), baru-baru ini, bukti ilmiah telah menunjukkan bahwa obat penurun berat badan, semaglutide pada dosis yang berbeda juga dapat berfungsi sebagai penekan nafsu makan yang kuat dan efektif.

Selengkapnya baca di sini:

Obat Penurun Berat Badan Ini Akhirnya Kantongi Izin FDA

3. Nama galaksi di alam semesta

Ilustrasi alam semesta galaksi bima saktiNASA/GSFC Ilustrasi alam semesta galaksi bima sakti

Galaksi merupakan sistem masif yang terikat dengan gaya gravitasi. Ia terdiri atas bintang, gas, debu medium antarbintang, dan materi gelap.

Dengan perkiraan 100 miliar hingga 200 miliar galaksi di alam semesta, tidak heran jika mayoritas galaksi sejauh ini diidentifikasi dengan nomor katalog. Misalnya, M51, GN-z11, dan IOK-1.

Meski cukup sulit diingat, susunan angka dan huruf tersebut sarat makna bagi para astronom.

Di samping itu, ada beberapa galaksi yang telah diberi nama. Biasanya, galaksi tersebut memiliki bentuk yang khas, sangat dekat, dan mudah diamati.

Dilansir dari Live Science, berikut beberapa nama-nama galaksi di alam semesta.

  • Galaksi Bima Sakti
  • Galaksi Tadpole
  • Galaksi Black Eye
  • Galaksi Sombrero
  • Galaksi Whirlpool

Nama galaksi lain dan penjelasannya baca di sini:

Nama-nama Galaksi di Alam Semesta, Bukan Cuma Bima Sakti

4. Kenapa banyak yang berburu BTS Meal?

Ratusan ojek online menumpuk di gerai McDonald's cabang Kedaton untuk mengambil pesanan promo BTS Meal, Rabu (9/6/2021).KOMPAS.com/TRI PURNA JAYA Ratusan ojek online menumpuk di gerai McDonald's cabang Kedaton untuk mengambil pesanan promo BTS Meal, Rabu (9/6/2021).

Menurut Ranny Rastati, peneliti Komunikasi Pusat Penelitian Masyarakat dan Budaya Lembaga Ilmu Pengetahuan Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), BTS Meal diserbu Army karena menu ini pertama kali diluncurkan.

"Fans BTS atau yang disebut Army ini sangat antusias dengan BTS Meal karena memang baru pertama kali diluncurkan," kata Ranny kepada Kompas.com, Kamis (10/6/2021).

Menurutnya, ada sejumlah alasan kenapa BTS Meal sangat laris manis di hari pertama peluncurannya.

Selengkapnya baca di sini:

Heboh soal BTS Meal, Kenapa Army Sangat Antusias Berburu Menu Ini?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com