KOMPAS.com- Pengalaman dihantam bencana tsunami yang menewaskan ratusan orang pada 1994 membuat masyarakat Desa Sarongan, Banyuwangi, Jawa Timur memiliki kearifan lokal untuk mitigasi bencana tsunami.
Kearifan lokal di desa ini terkait tanda-tanda terjadinya tsunami, selain adanya gempa besar yang mendahului.
Ketua Desa Tangguh Bencana (Destana), Sarongan Agus Salim Afandi, berkata bahwa ada dua peristiwa janggal yang menjadi tanda jika akan terjadi tsunami.
Pertama, ikan-ikan terlihat menepi ke area pantai. Fenomena ikan minggir atau ikan-ikan tiba-tiba menepi di pinggir pantai ini diyakini terjadi akibat adanya peristiwa tidak biasa di dalam laut.
Baca juga: Penyebab Terjadinya Tsunami, Bukan Hanya Gempa Bumi
"Kalau (tanda) tsunami itu, ikan minggir. Mereka tahu, kok, terjadi ikan minggir ini akan terjadi sesuatu, warga pasti curiga," katanya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (10/6/2021).
Kemudian, air laut biasanya menjadi berbau lebih tajam dan menyengat daripada hari-hari biasanya.
"Ini asinnya (air laut) menyengat sekali kalau terjadi tsunami. Ini orang dulu (yang mengalami tsunami) yang bilang begitu," kata dia.
Lantas, benarkah banyak ikan yang menepi di pesisir dan laut yang berbau tajam adalah tanda akan terjadi tsunami?
Pakar geologi dari Universitas Gadjah Mada, Gayatri Indah Marliyani menanggapi fenomena-fenomena yang diyakini sebagai pertanda tsunami tersebut.
Baca juga: BMKG: Skema Mitigasi 20-20-20 Masih Relevan untuk Mitigasi Tsunami Selatan Jawa