Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peluang Indonesia dan Korea Selatan Capai Energi Bersih

Kompas.com - 11/06/2021, 11:02 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com- Studi terbaru menunjukkan bahwa ada peluang bagi Indonesia dan Korea Selatan untuk mencapai ambisi energi bersih melalui rencana pemulihan pascaCovid-19. Terutama dengan memanfaatkan stimulus fiskal atau keuangan publik.

Studi tersebut dimuat dalam laporan terbaru Climate Policy Initiative (CPI) yang berkolaborasi dengan Seoul National University (SNU), dalam judul Leveraging Fiscal Stimulus to Improve Energy Transition: Case of South Korea and Indonesia.

Dalam rilis laporan terbaru CPI, Rabu (7/6/2021) ini menawarkan intervensi yang dapat sekaligus menangani keberlanjutan pemulihan ekonomi serta mencapai realisasi transisi energi.

Hal ini juga berkaitan dengan tujuan laporan CPI sebelumnya, dalam mengukur kontribusi pemulihan ekonomi di kelima ekonomi terbesar di Asia terhadap target iklim di masing-masing negara tersebut.

Baca juga: 3 Alasan Negara untuk Pulihkan Covid-19 dengan Energi Bersih

 

Kajian laporan CPI

Para peneliti melihat peluang Indonesia dan Korea Selatan ini dalam realisasi transisi energi yang dikaitkan dengan konsumsi listrik dan respon penanganan darurat yang dilakukan selama masa pandemi Covid-19 di tahun 2020 lalu.

Laporan tersebut menemukan kemiripan antara dampak Covid-19 terhadap sektor energi di Indonesia dan Korea Selatan.

1. Penurunan konsumsi listrik industri dan komersial

Diketahui, pada awal tahun 2020, pandemi Covid-19 memberikan dampak serupa terhadap konsumsi listrik di Indonesia dan Korea Selatan. 

Di mana masing-masing konsumsi menurun sebanyak -7,06 persen dan -2,8 persen.

Baca juga: Manfaat Energi Matahari, Alternatif Energi yang Ramah Lingkungan

 

Kedua negara menunjukkan penurunan konsumsi listrik di sektor industri dan komersial. Serta, baru akan kembali seperti biasanya jika pandemi Covid-19 dapat tertangani dengan baik di kedua negara.

Sebaliknya, meski ada penurunan konsumsi listrik di sektor industri dan komersial, tetapi justru ada kenaikan permintaan listrik sektor rumah tangga sebagai dampak dari protokol pencegahan Covid-19.

2. Respon penanganan Covid-19 yang mirip

Selain persoalan energi listrik, laporan CPI juga menunjukkan, kedua negara ini memiliki respon penanganan Covid-19 yang mirip.

Kemiripan penanganan Covid-19 antara Indonesia dan Korea Selatan ini dilihat dari sisi penanganan darurat kesehatan, serta menunjang masyarakat dan bisnis yang rentan.

Baca juga: Sekjen PBB: Dampak Pandemi Covid-19, Saatnya Transisi ke Energi Bersih

Ilustrasi energi dari panel surya bersumber dari cahaya matahari.SHUTTERSTOCK Ilustrasi energi dari panel surya bersumber dari cahaya matahari.

Meski begitu, tetap ada perbedaan daripada respon stimulus fiskal penanganan Covid-19 di kedua negara ini.

Korea Selatan berhasil memanfaatkan peluang dari stimulus fiskal yang ada tersebut untuk lebih dari penanganan darurat kesehatan. Serta, juga memanfaatkan momentum rehabilitasi ekonomi dalam memperbaiki iklim dan lingkungan melalui Green New Deal (GND). 

Sedangkan, stimulus fiskal Indonesia atau Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) belum mempertegas tujuannya dalam bidang perbaikan lingkungan.

Associate Director di CPI, Tiza Mafira mengatakan, PEN di Indonesia saat ini hanya mengalokasikan 0,9 persen dari keseluruhan kerangka pemulihan dalam mendukung agenda transisi energi bersih secara jangka panjang.

Baca juga: Kebakaran Kilang Minyak Balongan, Greenpeace: Ketergantungan Energi Ekstraktif Harus Dipangkas

 

Hal ini dianggap melewatkan kesempatan untuk merealisasikan pemulihan lingkungan dan ketenagakerjaan berbasis energi bersih melalui implementasi PEN tersebut.

"Bappenas (Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional) telah menggarisbawahi pentingnya energi bersih bagi ekonomi secara jangka pendek maupun jangka panjang, serta pembentukan lapangan kerja yang lebih baik dari energi konvensional dengan mengeluarkan rekomendasi Build Foward Better".

"Namun, implementasi tersebut belum terealisasi dalam stimulus fiskal yang ada," tambahnya.

3. Rencana pemulihan ekonomi dan ambisi energi bersih

Indonesia menargetkan komposisi 23 persen energi terbarukan ke dalam produksi energinya sebelum tahun 2025 mendatang.

Baca juga: Darurat Kenaikan Suhu Bumi, Darurat Energi Terbarukan

Sumber energi terbarukan: Panel Surya dan Energi Anginshutterstock Sumber energi terbarukan: Panel Surya dan Energi Angin

Sedangkan, Korea Selatan berencana memperbesar porsi sumber produksi listrik dari energi terbarukan sebanyak 20 persen sebelum 2030.

Para penulis dari laporan juga mengakui bahwa GND di Korea Selatan dan PEN di Indonesia dapat memberikan dorongan yang signifikan bagi sektor lingkungan dan iklim. 

Namun, beberapa hambatan struktural dan kebijakan yang cenderung bersifat jangka pendek menghambat keberlangsungan jangka panjang.

Global Managing Director CPI, Dr Barbara Buchner mengatakan, kita perlu memanfaatkan keuangan publik dengan bijak.

Menurutnya, hal ini semakin penting setelah adanya pandemi Covid-19 bahwa keuangan publik memiliki peran penting, tetapi sumber daya yang terbatas harus dialokasikan untuk dampak yang katalistik.

Baca juga: Solusi Energi Terbarukan, Ilmuwan Hasilkan Listrik dari Bayangan

 

"Untuk memastikan pengeluaran publik yang efisien dan berorientasi pada keberlanjutan jangka panjang, stimulus fiskal perlu mencakup target, linimasa, jalur sektoral, dan rencana yang spesifik dalam mengurangi emisi dan menstimulasi pemulihan ekonomi," jelas Barbara.

Tantangan ambisi energi bersih

Kedua pemerintah ini memiliki peluang yang terbatas untuk memanfaatkan rencana pemulihan pasca Covid-19, sembari mempercepat rencana transisi energi berkelanjutan. 

Meskipun, para penulis laporan juga menegaskan dalam pelaksanaannya pasti memerlukan beberapa kebijakan jangka pendek serta perubahan struktural.

Di antaranya seperti linimasa dan target spesifik untuk pengurangan emisi, pembenahan jalur sektoral, dan pembuatan kebijakan atau insentif yang selaras dengan transisi energi.

Baca juga: Sangat Rendah, Indonesia Baru Manfaatkan 3 Persen Potensi Energi Terbarukan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com