Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
BRIN
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. BRIN memiliki tugas menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi.

Sinetron Indonesia, Degradasi atau Terkubur dalam Lumpur?

Kompas.com - 09/06/2021, 16:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

 

Beberapa Pertanyaan

Pertanyaan merupakan input untuk memperbaiki sinetron kita, karena beberapa sinetron kita menjadi tontonan di Malaysia, misalnya.

Artinya, sinetron memiliki kesempatan di dalam pengembangan produk kreatif. Syaratnya adalah, naskah cerita yang bermutu.

Bercermin pada kesuksesan drama Korea, dapatkah kita belajar dari pengalaman tersebut? Keberhasilan tersebut tidak hanya mendatangkan pendapatan yang besar bagi Negara tersebut, dia juga menjadi bagian dari diplomasi di dunia.

Perkembangan drama Korea, bahkan bisa menepis keberhasilan drama seri dari Amerika maupun dari Amerika Latin.

Diseminasi drama Korea melalui media sosial bahkan memperluas akses hiburan pada pirsawan global. Bahkan, termasuk di Indonesia, drama Korea memiliki banyak penyuka.

Pertanyaan lanjutannya menunjukkan masalah yang lebih dalam, seperti pertanyaan tentang isu-isu dalam negeri yang berkaitan dengan perempuan dan isu yang serupa di dunia global.

Seakan memperlihatkan sikap terhadap masalah perempuan yang dianggap sebagai guyonan dan tidak dilihat sebagai masalah yang serius.

Apakah kita bisa keluar dengan cerita yang tidak semata mereproduksi nilai patriarkis yang tidak sehat?

Bagaimanapun, cerita bukan sekedar narasi, karena menunjukkan ideologi dan pemikiran tentang masyarakat yang kita hadapi masa kini.

Poligami, sudah ditetapkan sebagai masalah sejak Konferensi Perempuan I pada tahun 1928, dan kini paradoksnya adalah mengangkat hal tersebut sebagai hal yang normal. Apakah ini kegagalan isu perempuankah?

Bisakah kita berubah, melihat sinetron bukan sekedar tayangan kejar tayang? Pertanyaan mendasar dan sangat menantang, bisakah mensubversi nilai dominan?

Dr. Widjajanti M Santoso M.Litt.
Peneliti Pusat Penelitian Masyarakat dan Budaya Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com