Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

NASA Kirim Beruang Air dan Cumi Bobtail ke Luar Angkasa, untuk Apa?

Kompas.com - 07/06/2021, 19:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber NPR


KOMPAS.com - SpaceX baru saja meluncurkan misi pasokan ke-22 ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada Kamis (3/6/2021). Di dalamnya ada dua spesies istimewa, yakni beruang air dan bayi cumi-cumi bobtail.

Dilansir NPR, Kamis (3/6/2021), kedua spesies itu dikirim NASA untuk mempelajari bagaimana kondisi penerbangan luar angkasa dapat memengaruhi organisme dan biologis, termasuk astronot, di masa depan.

Jenis hewan apa yang dibawa NASA ke angkasa dan apa tujuannya?

Baca juga: NASA Bakal Luncurkan Dua Misi ke Venus pada 2030

Beruang air

Tardigradaallpostersimages.com Tardigrada

Beruang air atau tardigrada merupakan organisme mikroskopis yang tangguh, pada dasarnya tidak bisa dihancurkan.

Makhluk ini disebut beruang air karena bentuknya yang mirip beruang dan mereka biasanya hidup di air.

Beruang air dapat bertahan hidup di kondisi yang bisa berakibat fatal bagi sebagian besar hewan lain. Mereka bisa tetah hidup di paparan suhu ekstrem, tekanan, dan radiasi.

Fakta bahwa mereka pada dasarnya tidak dapat dihancurkan, menurut NASA, menjadikannya subjek uji yang sempurna untuk eksperimen tentang efek penerbangan luar angkasa pada kelangsungan hidup biologis.

Para ilmuwan ingin melihat bagaimana perjalanan melalui tata surya memengaruhi beruang air.

Melalui cara ini, kemungkinan dapat membantu para ahli memahami apa yang terjadi pada astronot ketika mereka meluncur ke ruang angkasa.

NASA dapat menggunakan informasi itu untuk mengembangkan perjalanan ke luar angkasa yang lebih mudah bagi pelancong manusia.

"Penerbangan luar angkasa bisa menjadi lingkungan yang sangat menantang bagi organisme, termasuk manusia, yang telah berevolusi ke kondisi di Bumi," kata peneliti utama Thomas Boothby.

"Salah satu hal yang sangat ingin kami lakukan adalah memahami bagaimana beruang air bertahan dan bereproduksi di lingkungan ini. Dan apakah kami dapat mempelajari suatu trik yang digunakan beruang air dan mengadaptasinya untuk melindungi astronot."

Cumi-cumi bobtail

Ilustrasi cumi-cumi bobtail (Sepiolida), salah satu makhluk yang dibawa ke luar angkasa.Shutterstock/Joel Larsson Ilustrasi cumi-cumi bobtail (Sepiolida), salah satu makhluk yang dibawa ke luar angkasa.

Ribuan mikroba hidup di dalam tubuh manusia dan bekerja untuk menjaga kita agar tetap sehat.

Tetapi para ilmuwan tidak memiliki gambaran yang jelas tentang bagaimana gayaberat mikro memengaruhi mikroba tersebut.

Gayaberat mikro adalah gaya yang memungkinkan melayang tanpa bobot, seperti yang dialami oleh para astronot ketika mereka melakukan perjalanan ke luar angkasa.

Itu adalah subjek dari program penelitian NASA yang sedang berlangsung yang disebut Pemahaman Gayaberat Mikro pada Interaksi Hewan-Mikroba, atau UMAMI.

"Hewan, termasuk manusia, bergantung pada mikroba kita untuk menjaga kesehatan pencernaan dan sistem kekebalan tubuh," kata peneliti utama UMAMI Jamie Foster.

"Kami tidak sepenuhnya memahami bagaimana penerbangan luar angkasa mengubah interaksi yang menguntungkan ini."

Di situlah cumi bobtail mengambil peran.

Baca juga: 2021 Bumi Berputar Lebih Cepat, Apa Dampaknya untuk Manusia?

Para ilmuwan akan mempelajari apakah gayaberat mikro berdampak pada hubungan antara cumi-cumi bobtail yang baru menetas, atau Euprymna scolopes, dan bakteri simbiosis mereka, Vibrio fischeri.

Tujuannya adalah untuk menggunakan apa yang mereka pelajari tentang hubungan antara cumi-cumi dan mikroba untuk membantu mempersiapkan astronot dengan lebih baik untuk misi luar angkasa yang panjang dan menjaga kesehatan mereka saat mereka berada di luar sana.

"Eksperimen ini juga dapat mengarah pada pemahaman baru tentang cara hewan dan mikroba yang membantu berinteraksi dan bahkan mungkin memiliki aplikasi untuk meningkatkan kesehatan di Bumi," kata NASA.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com