KOMPAS.com – Tsunami merupakan gelombang laut yang mampu menjalar dengan kecepatan lebih dari 900 km per jam, apalagi jika disebabkan oleh gempa bumi di dasar laut.
Kedalaman laut memengaruhi kecepatan gelombang tsunami. Misal, laut yang memiliki kedalaman 7.000 m bisa menghasilkan tsunami dengan kecepatan 942,9 km per jam.
Tsunami berbeda dengan gelombang laut biasa. Fenomena alam ini memiliki panjang gelombang antara dua puncaknya lebih dari 100 km di laut lepas.
Selain itu, selish waktu antara puncak-puncak gelombangnya berkisar antara 10 menit hingga 1 jam.
Ketika gelombang tsunami mencapai pantai yang dangkal, teluk, atau muara sungai, kecepatan gelombang akan menurun namun tinggi gelombangnya meningkat.
Baca juga: Potensi Tsunami Jawa Timur 29 Meter, Ini Cara Mitigasi Bencana Tsunami
Terjadinya gelombang tsunami disebabkan oleh beberapa hal, tidak hanya gempa bumi di dasar laut.
Dilansir dari situs Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), berikut adalah tiga penyebab terjadinya tsunami.
1. Gempa bumi
Tidak semua gempa bumi mengakibatkan terbentuknya tsunami. Gempa bumi dapat diikuti oleh gelombang tsunami, jika pusat gempa berada di dasar laut dan kedalam pusat gempa kurang dari 60 km.
Pada tanggal 26 Desember 2004, gempa bumi dengan kekuatan 9 skala richter di kedalaman 30 km dasar laut sebelah baratdaya Aceh mengakibatkan gelombang tsunami dengan kecepatan awal sekitar 700 km per jam.
Gelombang ini menjalar ke segalar arah dari pusat tsunami dan menyapu wilayah Aceh serta Sumatera Utara dengan tinggi gelombang antara 2 hingga 48 meter.
Baca juga: 10 Langkah Penyelamatan Diri Saat Terjadi Tsunami
2. Letusan gunung api
Pada tahun 1883, letusan Gunung Krakatau mengakibatkan tsunami yang dahsyat dan menimbulkan kerusakan besar.
Ketika gelombang tsunami menyapi pantai Lampung dan Banten, sekitar 5.000 kapal hancur dan banyak pulau kecil yang tenggelam.
Gelombang dengan ketinggian mencapai 40 meter ini menghancurkan sekitar 300 perkampungan dan menewaskan 36.000 orang.