KOMPAS.com – Tepat 76 tahun yang lalu, Soekarno menyampaikan pidato yang menawarkan gagasan dasar negara Indonesia, yakni Pancasila.
Badan Penyelidikan Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), mengadakan serangkaian rapat yang dibuka pada tanggal 28 Mei 1945.
Rapat tersebut diselenggarakan di gedung Chuo Sangi In yang kini dikenal dengan nama Gedung Pancasila.
Pada 1 Juni 1945, untuk pertama kalinya, Soekarno mencetuskan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merdeka.
Pidato Soekarno pun mendapatkan sambutan baik dan diterima oleh anggota BPUPKI yang kemudian membentuk Panitia Sembilan.
Baca juga: RA Kartini, Putri Jawa Pejuang Emansipasi dan Sejarah Hari Kartini
Panitia Sembilan ini bertugas untuk merumuskan kembali Pancasila yang diutarakan Soekarno sebagai dasar negara Indonesia.
Adapun anggota Panitia Sembilan adalah Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, A.A. Maramis, Abikusno Tjokrosoejoso, Abdulkahar Muzakir, H.A. Salim, Ahmad Soebardjo, Wahid Hasjim, dan Muhammad Yamin.
Setelah melalui serangkaian perubahan, Pancasila akhirnya dicantumkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan disahkan sebagai dasar negara Indonesia merdeka pada 18 Agustus 1945.
Proses panjang perumusan dasar negara Indonesia merdeka akhirnya menghasilkan lima butir sila Pancasila, yakni:
Baca juga: Hari Bumi 22 April, Begini Sejarah Terbentuknya Earth Day
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Masing-masing sila Pancasila memiliki simbol yang bermakna. Dilansir dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Republik Indonesia, berikut adalah makna simbol Pancasila.
1. Sila pertama: simbol bintang
Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, disimbolkan dengan bintang berwarna emas yang melekat pada perisai berwarna hitam.
Baca juga: Bagaimana Sejarah Ditulis dan Siapa yang Menulisnya?
Bintang emas tersebut memiliki lima sudut yang mewakili agama-agama besar di Indonesia.
2. Sila kedua: simbol rantai
Sila kedua, Kemanusiaan yang adil dan beradab, disimbolkan dengan rantai. Rantai menyimbolkan hubungan antar manusia yang tidak terputus.
3. Sila ketiga: simbol pohon beringin
Sila ketiga, Persatuan Indonesia, disimbolkan dengan pohon beringin. Pohon beringin mewakili kekuatan dan keteduhan yang melambangkan persatuan bangsa Indonesia.
4. Sila keempat: simbol kepala banteng
Sila keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, disimbolkan dengan kepala banteng.
Banteng adalah hewan yang hidupnya senang berkelompok. Ini melambangkan masyarakat Indonesia yang gemar berkumpul dan bermusyawarah untuk mencapai mufakat.
Baca juga: Dirgahayu Republik Indonesia, Ini 5 Fakta Sejarah dari Peringatan 17 Agustus
5. Sila kelima: simbol padi dan kapas
Sila kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, disimbolkan dengan padi dan kapas. Kedua benda ini merupakan lambang dari kebutuhan dasar manusia, yakni pangan dan sandang.
Dengan tercukupinya kebutuhan-kebutuhan dasar ini, masyarakat Indonesia dapat hidup makmur dan sejahtera.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.