Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Survei: Badai Seroja NTT Rusak Terumbu Karang di Taman Nasional Perairan Laut Sawu

Kompas.com - 28/05/2021, 10:05 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada awal April 2021 lalu, siklon tropis atau badai Seroja telah mengakibatkan cuaca ekstrem berdampak bencana hidrometeorologi yang mengguncang wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).

Akibat cuaca ekstrem tersebut, banjir bandang serta tanah longsor menerjang 21 kabupaten/kota di wilayah di Nusa NTT, Sabtu (3/4/2021).

Banjir merendam ratusan rumah dan warga terpaksa mengungsi ke tempat lebih aman. Berdasarkan catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), peristiwa tersebut menelan 181 korban jiwa.

Baca juga: Siklon Tropis Seroja Masih Picu Hujan Lebat dan Gelombang Tinggi di NTB

Namun ternyata, dampak akibat badai Seroja ini tidak hanya menimpa masyarakat setempat.

Tetapi, juga berdampak pada rusaknya fungsi ekologis di sekitar wilayah tersebut, terutama kondisi terumbu karang.

Hal ini dibuktikan dengan studi survei yang dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (Balain KKPN) Kupang yang didukung Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN).

Dalam prosesnya, para pihak terlibat melakukan survei awal pada 22-29 April 2021, untuk memantau kondisi terumbu karang pascabencana, termasuk mengidentifikasi kerusakan dan perubahan sebaran terumbu karang dari data awal yang dimiliki. 

Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut TB Haeru Rahayu mengatakan, survei kondisi terumbu karang pasca bencana ini penting untuk dilakukan, karena wilayah dampaknya mencakup kawasan konservasi laut yang mempunyai keanekaragaman hayati tinggi.

"Hasilnya akan memberikan gambaran langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan agar kondisi Taman Nasional Perairan Laut Sawu dapat pulih kembali dengan cepat,” kata Haeru.

Direktur Program Kelautan YKAN, Muhammad Ilham menambahkan, survei ini merupakan landasan awal untuk menentukan arah kebijakan terhadap pemulihan ekosistem terumbu karang ke depannya.

Tindak lanjut survei ini, dijelaskan Ilham, akan dilakukan analisis data untuk mendukung kajian lebih rinci dampak badai Seroja terhadap ekosistem terumbu karang.

"Sebagai negara kepulauan dengan ancaman bencana yang tinggi, kajian ini sangat dibutuhkan dalam merancang langkah-langkah penanganan ekosistem terumbu karang pasca bencana secara nasional,” ujar Ilham.

Baca juga: Update Siklon Tropis Badai Seroja Masih Bisa Picu Cuaca Ekstrem di Indonesia

ilustrasi terumbu karangShutterstock ilustrasi terumbu karang

Hasil dan metode survei terumbu karang

Kepala BKKPN Kupang, Imam Fauzi menjelaskan bahwa survei cepat dilakukan di 19 titik lokasi di sekitar perairan Kota Kupang, Kabupaten Kupang, dan Kabupaten Rote Ndao. 

"Survei dilakukan dengan metode pemetaan menggunakan drone untuk memantau secara cepat kerusakan terumbu karang dengan cakupan yang luas secara spasial," ujarnya.

Tidak hanya itu, para peneliti terlibat juga melakukan metode transek sabuk pada tubir terumbu dan rataan karang melalui pengamatan langsung dengan snorkeling untuk mendapat informasi kerusakan karang.

Baca juga: Terumbu Karang Jaga Sumber Pangan Manusia, Ini Cara Melindunginya

Sementara itu, hasil survei menunjukkan adanya indikasi yang kuat bahwa siklon atau badai Seroja menyebabkan kerusakan cukup besar pada terumbu karang, meskipun tidak merata di semua tempat.

Berikut daftar wilayah yang terdampak kerusakan terumbu karang akibat siklon atau badai Seroja pada April 2021, Nusa Tenggara Timur.

1. Kerusakan terumbu karang di Teluk Kupang

Dari 7 lokasi terumbu karang di Teluk Kupang dan perairan sekitarnya, terlihat bahwa di perairan sekitar Kuanheum dan Lifuleo tidak terdampak oleh siklon Seroja. 

Sekitar perairan Alak dan Nitneo terdampak sedang dan di wilayah Kelapa Lima, Pasir Panjang, serta Namosain kondisi terumbu karangnya sangat terdampak. 

2. Kerusakan terumbu karang di Kabupaten Rote Ndao

Berbeda dengan di Teluk Kupang, para peneliti melakukan survei di 12 titik di Kabupaten Rote Ndao.

Hasil survei di 12 lokasi yang ada menunjukkan bahwa di perairan wilayah Sedeoen, Mbueain, Pulau Nuse, Faifua, Papela, dan Tesabela tidak ditemukan dampak. 

Sedangkan, wilayah Perairan Maubesi, Sotimori, dan Siomeda terdampak sedang; dan dampak badai Seroja sangat besar terdapat di perairan Tolama, Dengka, serta Tua Natuk. 

Tanda-tanda kerusakan terumbu karang

Pakar kelautan dari Universitas Muhammadiyah Kupang, Rusydi ikut menanggapi hasil survei kerusakan terumbu karang akibat badai Seroja yang dilakukan ini.

Menurut Rusydi, kerusakan berat pada terumbu karang tersebut ditandai dengan beberapa hal berikut, seperti:

- Banyaknya terumbu karang masih

- Banyaknya terumbu karang bercabang

- Banyak pula karang foliose yang berserakan dan menumpuk

Lebih lanjut, kata dia, terumbu karang yang berserakan dan menumpuk tersebut membentuk gundukan memanjang sejajar garis pantai dengan luas tertentu.

Ia menyebutkan, salah satunya kerusakan karang sangat besar seperti itu terlihat di wilayah perairan Tolama - Tuanatuk.

Sebab, survei menunjukkan di wilayah ini, panjang gundukan terumbu karang bisa mencapai 8 kilometer.

Bahkan, tinggi gundukan yang ada berkisar 1-3 meter dari dasar laut.

Baca juga: Ahli: Bukan Tsunami, tapi Siklon Tropis Seroja Berpotensi Timbulkan Meteo-Tsunami

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com