Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER SAINS] Klarifikasi BMKG Soal SMS Gempa M 8,5 | Cara Memahami Matematika

Kompas.com - 28/05/2021, 07:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Kemarin pagi sekitar pukul 10.36 WIB, BMKG melalui SMS blast KominfoBMKG menginformasikan adanya prediksi gempa M 8,5 dan peringatan dini tsunami di wilayah Bali, NTT, NTB, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.

BMKG mengklarifikasi bahwa informasi tersebut tidak benar karena terjadi kesalahan sistem.

Beredarnya SMS BMKG pun menjadi perhatian di dunia maya dan pembaca Sains Kompas.com edisi Kamis (27/5/2021) hingga Jumat (28/5/2021).

Selain SMS BMKG, berita populer lainnya adalah tentang temuan 6 lubang pengorbanan berisi 500 artefak yang menjadi petunjuk jejak ritual Kerajaan China kuno.

Kemudian fakta gerhana bulan total hingga cara meningkatkan kemampuan anak di bidang matematika menjadi berita pilihan lainnya.

Baca juga: [POPULER SAINS] Gerhana Bulan Total saat Waisak, Terjadi Tiap 195 Tahun | Ikan Zaman Dinosaurus Hidup di Madagaskar

Berikut ulasannya:

Kesalahan sistem SMS BMKG

Ilustrasi gempaSHUTTERSTOCK/Andrey VP Ilustrasi gempa

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno menegaskan bahwa SMS Blast yang menyebutkan perkiraan akan adanya gempa bermagnitudo 8,5 itu adalah tidak benar atau hoaks.

Hal ini ditegaskan Bambang menyikapi tersebarnya informasi gempabumi berkekuatan M 8,5 dan berpotensi Tsunami di Jawa Timur, NTB, Bali, NTT dan Jawa Tengah yang tersebar melalui saluran komunikasi SMS KominfoBMKG pada hari Kamis 27 Mei 2021 sekitar pukul 10.36 WIB.

Beredarnya pesan singkat ini pun membuat banyak warganet panik.

"BMKG menyatakan bahwa informasi tersebut tidak benar, karena telah terjadi kesalahan pada sistem pengiriman informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami yang melalui kanal SMS," kata Bambang dalam keterangan tertulisnya, Kamis (27/5/2021).

Baca klarifikasi BMKG selengkapnya di sini:

BMKG: SMS Berisi Gempa M 8,5 Tidak Benar, Ada Kesalahan Sistem

Jejak ritual Kerajaan China kuno

Para arkeolog menemukan 6 lubang pengorbanan yang berisi sekitar 500 artefak termasuk topeng emas dan perunggu di situs Sanxingdui, China. Temuan ini diyakini sebagai bukti pengorbanan Kerajaan China kuno.Xinhua News/Twitter Para arkeolog menemukan 6 lubang pengorbanan yang berisi sekitar 500 artefak termasuk topeng emas dan perunggu di situs Sanxingdui, China. Temuan ini diyakini sebagai bukti pengorbanan Kerajaan China kuno.

Para arkeolog telah menemukan enam lubang pengorbanan yang berisi sekitar 500 artefak, termasuk topeng emas dan perunggu di situs Sanxingdui.

Sanxingdui merupakan nama situs arkeologi dan kebudayaan Zaman Perunggu besar di Guanghan modern, Sichuan, China.

Menurut laporan berita Xinhua, Situs itu terletak sekitar 1.500 kilometer barat daya Beijing, China.

Artefak tersebut diperkirakan berasal dari 3.000 tahun lalu, saat kerajaan kuno Shu memerintah bagian China ini.

Selain topeng, para arkeolog juga menemukan artefak perunggu dengan ukiran naga dan sapi, miniatur patung gading, sutra, beras berkarbonisasi (beras yang telah berubah menjadi karbon) dan benih pohon.

Baca selengkapnya temuan menarik arkeolog China di sini:

6 Lubang Pengorbanan Berisi 500 Artefak, Ungkap Ritual Kerajaan China Kuno

Fakta gerhana bulan total (Super blood moon)

Gerhana bulan total dengan latar depan patung Budha di Vihara Hemadhiro Mettavati, Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (26/5/2021). Gerhana Bulan Total tanggal 26 Mei 2021 ini dikenal juga dengan Super Blood Moon (Bulan Merah Super), karena terjadi saat bulan di di jarak terdekat dengan Bumi (Perigee).KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Gerhana bulan total dengan latar depan patung Budha di Vihara Hemadhiro Mettavati, Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (26/5/2021). Gerhana Bulan Total tanggal 26 Mei 2021 ini dikenal juga dengan Super Blood Moon (Bulan Merah Super), karena terjadi saat bulan di di jarak terdekat dengan Bumi (Perigee).

Kemarin Rabu kita menyaksikan fenomena langka, gerhana bulan total berwarna merah (Super blood moon) yang berbarengan dengan Waisak.

Fenomena yang satu ini menjadi daya tarik bagi masyarakat dan juga para astronom, karena memiliki keistimewaan dan pelajaran yang bisa diambil, antara lain:

  • Durasi puncak gerhana bulan total sangat singkat
  • Super blood moon
  • Langka, 195 tahun sekali bertepatan dengan hari raya Waisak
  • Disaksikan di hampir 90 persen wilayah Indonesia

Untuk membaca penjelasan selengkapnya, baca di sini:

4 Fakta Gerhana Bulan Total Berwarna Merah dan Pelajaran yang Bisa Diambil

Cara tingkatkan kemampuan anak di bidang matematika

Ilustrasi ilmu matematika.esythink.com Ilustrasi ilmu matematika.

Matematika kerap dianggap sebagai bidang keilmuwan yang sulit untuk dipelajari. Tak sedikit pula siswa yang memandang matematika sebagai pelajaran sekolah yang menakutkan.

Alhasil, para orangtua melakukan berbagai cara untuk meningkatkan kemampuan anaknya di bidang matematika.

Strategi yang paling umum adalah mendatangkan guru privat atau mendaftarkan anak untuk mengikuti les matematika.

Namun, dua peneliti dari Department of Neuroscience, Karolinska Institute, Swedia, yakni Nicholas Judd dan Torkel Klingberg, mengungkap cara yang berbeda.

Dalam sebuah laporan, Judd dan Klingberg mengatakan bahwa kemampuan matematika anak bisa ditingkatkan dengan melatih kognitif atau ingatannya secara visual.

Kemudian, cara ini dilanjutkan dengan melatih penalaran anak agar kemampuan matematika mereka semakin terasah.

Baca selengkapnya tips dari ahli di sini:

Ilmuwan Ungkap Cara Meningkatkan Kemampuan Anak di Bidang Matematika

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com