Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Sebut Memiliki Senjata Tingkatkan Risiko Bunuh Diri

Kompas.com - 19/05/2021, 21:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.comKepemilikan senjata api di Indonesia diatur secara ketat. Untuk memiliki senjata, warga sipil harus mendapatkan izin dari kepolisian.

Izin memiliki senjata tidak bisa didapatkan oleh sembarang orang. Jenis senjata yang boleh dimiliki warga sipil pun dibatasi.

Sebelumnya, kepemilikan senjata api diatur dalam SK Kapolri Nomor 82 Tahun 2004 yang kemudian diperbarui dalam Peraturan Kapolri Nomor 18 Tahun 2015.

Salah satu tujuan kepemilikan senjata adalah untuk pertahanan atau melindungi diri dari kondisi yang berbahaya.

Mengenai hal ini, para ilmuwan justru memiliki pendapat yang bertentangan, sebagaimana hasil dari jajak pendapat yang dilakukan oleh David Hemenway dari Harvard TH Chan School of Public Health.

Baca juga: Pelaku Teror Mabes Polri Bawa Airsoft Gun, Senjata Apa Itu?

Hemenway, ahli di bidang dampak kesehatan masyarakat dari kekerasan senjata dan Direktur Harvard Injury Control Research Center, melakukan jajak pendapat terhadap 150 ilmuwan mengenai senjata api dan keselamatan.

Sebagian besar ilmuwan, tepatnya 84 persen ilmuwan responden, mengatakan bahwa memiliki senjata api di rumah meningkatkan risiko bunuh diri.

Sebuah meta analisis di tahun 2014 oleh para peneliti di UC San Francisco menyimpulkan bahwa akses ke senjata api meningkatkan risiko bunuh diri.

The National Action Alliance for Suicide Prevention and The U.S. Surgeon General uga mengatakan, akses senjata api merupakan risiko faktor bunuh diri di Amerika Serikat (AS).

Baca juga: Temuan Senjata dari Tulang Manusia Bikin Pusing Peneliti, Kenapa?

Hemenway mengatakan, AS mencatat angka tinggi untuk pembunuhan terkait senjata, bunuh diri terkait senjata, dan kematian tak disengaja akibat senjata.

Menurutnya, hal ini disebabkan oleh banyaknya orang yang memiliki dan menggunakan senjata api karena undang-undang senjata yang permisif.

“Ketika ada lebih banyak senjata, maka lebih banyak kematian,” ujar Hemenway, dikutip dari Harvard TH Chan School of Public Health.

Kemudian, 74 persen ilmuwan responden setuju bahwa memiliki senjata api di rumah meningkatkan risiko pembunuhan terhadap wanita yang tinggal di rumah tersebut.

Sebanyak 64 persen ilmuwan juga menilai bahwa rumah yang memiliki senjata adalah tempat yang lebih berbahaya.

Adapun jajak pendapat oleh Hemenway ini dipublikasikan dalam sebuah artikel di Los Angeles Times pada 22 April 2015.

Baca juga: Penemuan yang Mengubah Dunia: Rudal, Senjata Mematikan di Perang Dunia

Meski demikian, menurut Hemenway, mungkin ada peneliti yang percaya bahwa senjata membuat masyarakat lebih aman.

“Namun, seperti yang telah saya tunjukkan, mereka termasuk minoritas,” kata Hemenway, dikutip dari Los Angeles Times.

Hemenway menegaskan, konsensus ilmiah tidak selalu benar, namun ia adalah panduan terbaik dari para ilmuwan untuk memahami dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com