Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bintang: Proses Pembentukan dan Masa Hidup Bintang

Kompas.com - 18/05/2021, 10:01 WIB
Nadia Faradiba

Penulis

KOMPAS.com - Pada langit malam yang cerah, kita dengan mudah melihat bintang sebagai titik-titik putih atau biru di langit yang berkedip-kedip. Walau terlihat sangat kecil, ternyata bintang berukuran sangat besar.

Bintang adalah benda langit yang memancarkan cahaya sendiri, bukan memantulkan cahaya dari sumber lain. Bintang merupakan aspek fundamental dari sebuah galaksi. Umur, distribusi, dan komposisi dari bintang-bintang bisa menjelaskan sejarah dan evolusi suatu galaksi.

Pembentukan bintang

Bintang terbentuk dari gumpalan awan molekul dengan kerapatan yang tinggi yang disebut nebula. Gumpaaln ini akan menciptakan gravitasi sendiri. Namun gravitasi yang ditimbulkan tidak stabil sehingga akan menghancurkan gumpalan itu sendiri.

Ketika gumpalan awan ini mulai hancur, material yang ada di tengahnya mulai memanas. Inti gumpalan yang mulai memanas disebut protostar yang merupakan cikal bakal dari bintang.

Baca juga: Perspektif Bintang dalam Al Quran, Penciptaan Bintang hingga Perilakunya di Akhir Zaman

 

Semakin kecil protostar, intinya akan berputar lebih cepat, sehingga meningkatkan tekanan dan suhu protostar.

Bakal bintang tersebut biasanya terbagi menjadi beberapa bagian. Inilah sebabnya kebanyakan bintang biasanya berpasangan atau berkelompok membentuk rasi bintang.

Sedangkan sisa partikel yang tidak ikut memanas akan menjadi planet, asteroid, komet, atau tetap menjadi serbuk partikel biasa.

Jutaan tahun kemudian, suhu inti bakal bintang ini akan meningkat hingga 15 juta derajat Celcius. Bintang berukuran besar seperti matahari membutuhkan waktu 50 juta tahun sejak hancurnya gumpalan awan tadi hingga menjadi bintang yang utuh. Bintang yang sudah jadi akan bertahan atau hidup selama 10 milyar tahun.

Bintang memerlukan bahan bakar dan menyediakannya sendiri melalui reaksi fusi nuklir dari hidrogen untuk menciptakan helium. Energi ini akan mencegah bintang mati dan berhenti memendarkan cahaya.

Warna bintang

Warna bintang bisa bervariasi berdasarkan luminositas cahayanya. Luminositas adalah banyaknya cahaya yang tercipta per satuan waktu. Selain itu, jarak dari bumi ke bintang dan suhu bintang mempengaruhi warna bintang yang tampak oleh mata kita.

Bintang yang sangat panas akan terlihat berwara putih atau biru. Sedangkan bintang yang memiliki suhu yang lebih dingin akan terlihat berwarna jingga atau kemerahan.

Jenis bintang

Berdasarkan diagram Hertzsprung-Russell, bintang dibagi menjadi beberapa jenis. Diagram ini membagi jenis bintang berdasarkan suhu dan keterangan cahaya bintang.

Beberapa jenis bintang adalah white dwarf, dwarf, giant, dan supergiant. Bintang supergiant diperkirakan memiliki radiasi ribuan kali lebih besar dari matahari kita.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Bumi Super Baru Mengorbit Bintang Katai Merah

Matahari kita termasuk jenis bintang white dwarf. Saat ini matahari telah berusia 4,6 juta tahun dan diperkirakan masih akan tetap hidup hingga beberapa milyar tahun lagi.

Bintang mati

Semakin usia bintang mendekati akhir, sebagian besar hidrogen telah dikonversi menjadi helium. Helium akan tenggelam ke inti matahari dan meningkatkan suhu bintang sehingga menimbulkan gas panas. Bintang yang sedang membesar ini disebut “red giant”.

Setelah permukaannya meledak karena suhu yang sangat panas, bintang akan berhenti memproduksi energi dan menjadi bintang mati.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com