Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Sidang Isbat Hari Ini, BMKG Bantah Idul Fitri 1442 H Jatuh pada 12 Mei 2021

Kompas.com - 11/05/2021, 17:30 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menegaskan kepada masyarakat, bahwa pihaknya tidak pernah mengeluarkan informasi yang menyatakan hari raya Idul Fitri 2021akan jatuh besok, Rabu (12/5/2021), hanya karena sidang isbat dilakukan hari ini.

Sidang Isbat (penetapan) awal bulan Syawal 1442 H akan digelar hari ini, Selasa 11 Mei 2021 bertepatan tanggal 29 Ramadhan 1442 H.

Nantinya sidang isbat akan dipimpin oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. 

“Isbat awal syawal digelar 11 Mei 2021 atau 29 Ramadan 1442 H secara daring dan luring,” ujar Dirjen Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin, seperti dikutip dari laman Kemenag, Rabu (5/5/2021).

Baca juga: Sidang Isbat Sore Ini, Begini Cara Ilmuwan Melihat Hilal Awal Ramadhan

Sidang isbat memang dilakukan hari ini mulai pukul 16.45 WIB hingga akhirnya nanti akan diumumkan pukul 19.15 WIB nanti.

"tapi, BMKG tidak pernah menyatakan kapan tanggal 1 Syawal 1442 H akan terjadi (jatuh tanggal berapa), karena penetapan tanggal 1 Syawal 1442 H adalah kewenangan Kementerian Agama RI yang akan disampaikan melalui sidang Isbat, yang rencananya akan digelar pada 11 Mei 2021," kata Rahmat Triyono selaku Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika dan Tanda Waktu BMKG, Selasa (11/5/2021).

Dalam mendukung Penetapan 1 Syawal 1442 H yang akan ditetapkan oleh Menteri Agama Republik Indonesia, sesuai amanah Undang-Undang No.31/2009, Peraturan Pemerintah No. 46/2012 dan Peraturan Pemerintah No.11/2016, BMKG melaksanakan perhitungan (hisab) dan pengamatan (rukyat). 

Untuk mendukung penetapan awal bulan Syawal 1442 H, Rahmat berkata, di samping release hasil perhitungan, BMKG juga melaksanakan pengamatan selama dua hari, yaitu tanggl 11-12 Mei 2021 pada waktu sore hingga malam hari.

"Seperti release yang sudah disampaikan oleh BMKG bahwa pengamatan tanggal 11 Mei 2021 pada sore hingga malam hari tidak mungkin hilal terlihat, karena konjungsi atau ijtimak hilal belum terjadi dan ketinggian hilal masih negatif (minus)," jelasnya.

Rahmat menekankan, secara astronomi tinggi hilal sore hari ini di seluruh Indonesia adalah minus (-), maka pengamatan hilal tanggal 11 tidak akan nampak hilalnya.

"Sehingga, tanggal 12 (Mei 2021) masih bulan Ramadhan," ujar Rahmat.

Selain itu, BMKG juga menyampaikan dalam pemberitaan sebelumnya, bahwa potensi terlihatnya hilal pada pengamatan tanggal 12 Mei 2021 antara sedang hingga besar.

"Perlu ditegaskan bahwa pengamatan hilal selalu dilakukan sore hingga malam hari, demikian juga pengamatan tanggal 12 Mei 2021, juga dilaksanakan pada sore hingga malam hari," ujarnya.

Baca juga: Mengenal Hilal, Penentu Awal Bulan Ramadhan dan Sabda Nabi SAW

Petugas dari Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Sumatera Selatan memantau hilal di lantai 7 Gedung Universitas Islam Negeri (UIN) Palembang, Senin (12/4/2021). Dari pantauan tersebut, petugas tak dapat melihat hilal lantaran tertutup awan. Pemerintah melalui Kemenag RI telah memutuskan awal puasa atau 1 Ramadhan 1442 Hijriah di Indonesia jatuh pada Selasa (13/4/2021).KOMPAS.com / AJI YK PUTRA Petugas dari Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Sumatera Selatan memantau hilal di lantai 7 Gedung Universitas Islam Negeri (UIN) Palembang, Senin (12/4/2021). Dari pantauan tersebut, petugas tak dapat melihat hilal lantaran tertutup awan. Pemerintah melalui Kemenag RI telah memutuskan awal puasa atau 1 Ramadhan 1442 Hijriah di Indonesia jatuh pada Selasa (13/4/2021).

Mekanisme pengamatan hilal

Rahmat menjelaskan, proses atau mekanisme pengamatan (rukyat) hilal yang dilakukan oleh BMKG adalah sebagai mendukung penentuan awal bulan Qomariah (Hijriyah).

Proses pengamatan dimulai 3 (tiga) jam sebelum matahari terbenam (maghrib/sore hari) sampai dengan dengan 30 menit setelah bulan terbenam (malam hari setelah maghrib).

Pengamatan ini dilakukan dengan memanfaatkan teleskop yang dihubungkan dengan komputer dan kamera, serta dipadukan dengan teknologi informasi. 

Saat pengamatan dilaksanakan, kecerlangan cahaya Hilal akan direkam oleh detektor yang dipasang pada teleskop yang secara otomatis mengikuti berubahnya posisi Bulan di ufuk Barat. 

Dengan teknologi informasi, data tersebut langsung dikirim ke server di BMKG Pusat, untuk kemudian disimpan dan disebarluaskan kepada masyarakat secara online (live streaming) ke seluruh dunia melalui http://www.bmkg.go.id/hilal. 

Sehingga masyarakat luas dapat ikut melihat Hilal penentu awal bulan Syawal 1442 H pada hari Selasa, 11 Mei 2021 dan Rabu 12 Mei 2021 pada sore hingga malam hari.

Baca juga: 4 Faktor Penting dalam Pemantauan Hilal, Penentu Awal Ramadhan

Jadwal sidang isbat

Jdwal pelaksanaan sidang Isbat, akan terbagi dalam dua sesi. 

Sesi pertama dimulai pada pukul 16.45 WIB berupa pemaparan posisi hilal Awal Syawal 1442 H oleh anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kemenag Cecep Nurwendaya. 

Sedangkan setelah Maghrib, sidang Isbat akan dipimpin oleh Menteri Agama yang diawali dengan mendengarkan laporan data hisab dan hasil rukyatul hilal. 

Karena pelaksanaan sidang isbat kali ini masih dalam situasi pandemi, maka tidak semua perwakilan hadir secara fisik di Kemenag. 

Undangan sidang isbat dibatasi hanya dihadiri Menag dan Wamenag, Majelis Ulama Indonesia, Komisi VIII DPR, serta sejumlah Dubes negara sahabat, dan perwakilan ormas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com