Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER SAINS] Ratusan Pasien Covid-19 India Alami Infeksi Jamur Langka | Kenapa Banyak Orang Nekat Mudik?

Kompas.com - 11/05/2021, 06:03 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - India tidak hanya menghadapi tsunami Covid-19. Saat ini, dokter di sana pun dipusingkan dengan ratusan kasus infeksi jamur langka yang disebut mukormikosis.

Itu adalah berita populer Sains Kompas.com edisi Senin (10/5/2021) hingga Selasa (11/5/2021).

Tak hanya India saja yang menjadi sorotan karena kenaikan kasusnya. Sejumlah negara pun melaporkan kenaikan kasus menjelang bulan suci Ramadhan.

Namun di Indonesia, larangan mudik sepertinya tak diindahkan. Ribuan pemudik motor nekat menerobos penyekatan hingga membuat petugas kepolisian.

Penjelasan tentang kenapa masyarakat tetap nekat mudik menjadi berita populer Sains lainnya.

Baca juga: [POPULER SAINS] Puing Roket China Jatuh di Samudra Hindia | Manfaat Centella Asiatica atau Pegagan

Berikut ulasan singkat 4 berita populer Sains.

1. Ratusan pasien Covid-19 India alami mukormikosis, infeksi jamur langka

Rohan Aggarwal (26 tahun) adalah dokter residen India yang belum menyelesaikan pelatihan medisnya sampai tahun depan.
REUTERS via CNA Rohan Aggarwal (26 tahun) adalah dokter residen India yang belum menyelesaikan pelatihan medisnya sampai tahun depan.

Tsunami Covid-19 yang melonjak di India bukan satu-satunya yang diperhatikan petugas medis. Kini, para dokter India juga mengkhawatirkan infeksi jamur yang jumlahnya meningkat.

Infeksi jamur yang dikenal sebagai mukormikosis berpotensi fatal dan menyerang penderita atau penyintas Covid-19 di India.

Sebelum pandemi, kondisi mukormikosis di India memiliki angka kematian yang tinggi. Kini, jumlahnya bertambah.

Dilansir New York Times, Minggu (9/5/2021), mukormikosis disebabkan oleh jamur yang tumbuh subur di lingkungan basah.

Infeksi yang disebabkan oleh jamur Mucormyete ini dapat menyerang saluran pernapasan, berpotensi mengikis struktur wajah, dan merusak otak.

Kondisi ini relatif jarang, tetapi dokter dan ahli medis mengatakan bahwa saat ini kasus mukormikosis menginfeksi beberapa pasien Covid-19 yang sistem kekebalannya lemah dan memiliki penyakit penyerta seperti diabetes. Kondisi yang membuat mereka semakin rentan.

Mengutip laman The Indian Express, ahli penyakit menular, dr. Rajeev Soman, mengungkapkan bahwa penyintas Covid-19 yang paling rentan mengalami penyakit mukormikosis adalah yang menjalani perawatan medis dengan steroid dan obat-obatan lain untuk mengurangi peradangan.

Selain daya tahan tubuh yang lemah, peningkatan kadar gula darah yang tinggi akibat steroid juga dapat meningkatkan risiko penyintas Covid-19 terserang penyakit mukormikosis.

Obat-obatan yang digunakan untuk menangani Covid-19 berpotensi menekan sistem imun.

Baca selengkapnya tentang penyakit ancaman baru India, di sini:

Ratusan Pasien Covid-19 India Alami Mukormikosis, Infeksi Jamur Langka

2. Kenapa banyak orang nekat mudik?

Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan saat akan melintas di posko penyekatan mudik di Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Minggu (9/5/2021). Pada H-3 jelang Hari Raya Idul Fitri 1422 H petugas gabungan dari TNI,Polri, Dishub dan Satpol PP memperketat penjagaan pemudik di perbatasan Kabupaten Bekasi dan Karawang.ANTARA FOTO/FAKHRI HERMANSYAH Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan saat akan melintas di posko penyekatan mudik di Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Minggu (9/5/2021). Pada H-3 jelang Hari Raya Idul Fitri 1422 H petugas gabungan dari TNI,Polri, Dishub dan Satpol PP memperketat penjagaan pemudik di perbatasan Kabupaten Bekasi dan Karawang.

Kendati sudah dilarang, fenomena nekat mudik ke kampung halaman tetap masih tampak di sejumlah titik jalur utama pemudik, terutama yang menempuh perjalanan darat, baik yang menggunakan kendaraan pribadi maupun transportasi umum.

Lantas, kenapa masih banyak orang nekat mudik meski sudah dilarang?

Menjawab hal ini, Pengamat Psikososial dan Budaya, Endang Mariani mengatakan bahwa fenomena mudik Lebaran adalah salah satu wujud tradisi yang telah membudaya dan sudah berlangsung secara turun temurun.

"Sebenarnya, mudik atau pulang kampung bisa dilakukan kapan saja. Tapi mudik saat Lebaran menjadi istimewa," kata Endang saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (8/5/2021).

Sebab, kata dia, di hari raya terbesar umat Islam, biasanya semua kerabat dan sahabat yang merantau punya wkatu libur yang berbarengan. Sehingga, mereka bisa saling bertemu di kampung halaman atau pun pulang kampung bersama-sama.

"Satu hal yang biasanya tidak bisa dihindari adalah adanya dorongan yang sangat kuat untuk bertemu orang tua. Sungkem, kalau budaya Jawa, untuk memohon maaf dan doa," jelas Endang.

Di tengah pandemi Covid-19, tradisi ini masih dapat dilakukan secara virtual. Namun, menurut Endang, bagi banyak orang, ritual sungkem kepada orang tua akan terasa kurang afdol, jika dilakukan secara daring.

Oleh sebab itu, banyak orang yang meski sudah dilarang mudik, tetap nekat pulang kampung.

Baca penjelasan selengkapnya di sini:

Sudah Dilarang Mudik, Kenapa Banyak Orang Nekat Pulang Kampung?

3. Kenapa hewan tidak alami serangan jantung?

Ilustrasi simpanseShutterstock Ilustrasi simpanse

Menurut data WHO, diperkirakan 17 juta orang meninggal karena penyakit jantung setiap tahunnya, terutama serangan jantung dan stroke.

Setiap 40 detik, seseorang di AS mengalami serangan jantung, yang berjumlah sekitar 805.000 serangan jantung setiap tahun. Tentu saja statistik ini hanya berlaku untuk manusia.

Lalu, bagaimana dengan hewan? Apakah hewan juga mengalami penyakit jantung yang melemahkan dan berpotensi mematikan ini?

Melansir Live Science, sebagian besar hewan tidak mengalami serangan jantung - bahkan salah satu kerabat terdekat manusia yang masih hidup, simpanse (Pan troglodytes).

Hewan biasanya mengalami masalah jantung lain, tetapi sejauh yang diketahui para ilmuwan, serangan jantung jarang terjadi pada makhluk selain manusia.

Menurut Philip Gordts, asisten profesor yang mempelajari penyakit jantung di University of California, San Diego (UCSD), secara umum, hewan tidak mati secara alami akibat serangan jantung, seperti yang biasa Anda lihat adanya penyumbatan arteri koroner pada manusia.

Baca selengkapnya di sini:

Mengapa Serangan Jantung Tidak Terjadi pada Hewan?

4. Segudang manfaat kacang hijau

Ilustrasi kacang hijau. PIXABAY/PDPICS Ilustrasi kacang hijau.

Kacang hijau merupakan jenis kacang-kacangan yang memiliki gizi seimbang dan lengkap.

Vitamin, mineral, dan enzim bermanfaat menjadikan kacang hijau sebagai bagian penting dari makanan sehat.

Menurut United States Department of Agriculture (USDA), 100 gram kacang hijau rebus mengandung 7 gram protein, 19,15 gram karbohidrat, dan 7,6 gram serat makanan.

Dilansir dari Medical News Today, 11 Januari 2019, kacang hijau memiliki sifat antioksidan, antijamur, antiinflamasi, dan antimikroba yang sangat bermanfaat untuk kesehatan.

Selengkapnya, manfaat kacang hijau untuk kesehatan bisa dibaca di sini:

7 Manfaat Kacang Hijau, Bisa Turunkan Kolesterol hingga Tekanan Darah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com