Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Pandemi Covid-19, Penguin Khas Selandia Baru Terancam Punah

Kompas.com - 10/05/2021, 12:32 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

KOMPAS.com - Menyelamatkan suatu spesies terkadang berarti harus merawat satu hewan pada satu waktu. Itulah yang dilakukan sekelompok dokter hewan yang bekerja di The Wildlife Hospital. Rumah sakit itu berada di Kota Dunedin, Selandia Baru.

Di sana, para dokter hewan mengambil langkah kecil demi tujuan besar, dengan memberi perawatan eksklusif kepada penguin, hewan asli negara itu.

Berada di dekat Semenanjung Otago yang merupakan rumah banyak satwa liar Pulau Selatan Selandia Baru, rumah sakit itu berada di tempat ideal untuk melayani spesies yang paling rentan.

Hampir 80 persen satwa liar asli Selandia Baru terancam punah, dari burung kakapo hingga singa laut.

Baca juga: Agar Tak Punah, Berapa Manusia yang Dibutuhkan untuk Selamat dari Kiamat?

Artinya, tindakan medis untuk setiap tulang bermasalah dan perhatian terhadap binatang yang kehilangan induk akan sangat berpengaruh pada spesies yang tengah berkembang maupun menuju punah.

Ini pekerjaan berisiko tinggi, tapi Anda tidak akan menyadari itu jika hanya melihat pasien rumah sakit paling terkenal itu berjalan-jalan di sela jam makan.

Penguin bermata kuning, yang disebut hoiho (teriakan kebisingan dalam bahasa Maori), adalah spesies penguin terbesar yang hidup dan berkembang biak di daratan Selandia Baru.

Namun dalam beberapa dekade terakhir, populasinya menurun. Konsekuensinya, pemerintah Selandia Baru memasukkan hewan akuatik jenis burung itu ke dalam daftar binatang yang terancam punah secara nasional.

Di sisi lain, jumlah mereka yang semakin sedikit membuat burung laut bermata kuning ini menjadi salah satu penguin paling langka di dunia.

Hoiho adalah salah satu spesies penguin paling terancam di dunia. Kini hanya ada sekitar 4.000 hingga 5.000 ekor hoiho dewasa yang tersisa di alam liar.

Kebanyakan penguin ini dirawat di rumah sakit karena berbagai alasan, antara lain kelaparan, cedera, dan mengidap penyakit.

Setiap penguin ini sekarang memiliki peluang yang lebih besar untuk bertahan hidup daripada sebelumnya, berkat upaya kolektif The Wildlife Hospital dan Penguin Place, sebuah rumah pemulihan lokal yang telah menyelamatkan hoiho sejak dekade 1990-an.

Penguin bermata kuning khas Selandia Baru yang dirawat di rumah sakit mengalami beragam kondisi, dari kelaparan hingga cedera.Sharron Ward via BBC Penguin bermata kuning khas Selandia Baru yang dirawat di rumah sakit mengalami beragam kondisi, dari kelaparan hingga cedera.

Sebelum pembukaan rumah sakit pada tahun 2018, hoiho yang sakit atau terluka harus bertahan dari perjalanan yang menimbulkan stres, dari Pulau Selatan ke Pulau Utara, untuk perawatan. Perawatan rumah sakit di Pulau Utara Selandia Baru memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi.

Alhasil, langkah mereka turut mempertahankan populasi penguin hoiho di Pulau Selatan yang langka dan terancam punah. Staf rumah sakit setia pada penguin dan mereka sepenuhnya menyadari tantangan yang dihadapi pasien berbulu mereka.

"Hewan-hewan ini ingin menggigit kami, mereka ingin menampar kami, membuang kotoran di seluruh tubuh kami, tapi kami mencintai mereka," kata pendiri Wildlife Hospital, dokter Lisa Argilla.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com