Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Perlu Dihindari, Lemak Bisa Membantu Menurunkan Berat Badan, asalkan...

Kompas.com - 10/05/2021, 11:30 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

Sumber eatthis

KOMPAS.com - Banyak orang menghindari jenis makanan tertentu saat ingin menurunkan berat badan. Termasuk menghindari konsumsi lemak.

Padahal, memilih jenis lemak yang tepat dapat membantu Anda menurunkan berat badan. Lemak sehat seperti lemak tak jenuh (lemak tak jenuh tunggal dan lemak tak jenuh ganda) mengenyangkan, membantu Anda menyerap nutrisi penting yang larut dalam lemak, dan melawan peradangan, yang mana itu semua membantu upaya penurunan berat badan Anda.

Tetapi jangan salah pilih, jika Anda memilih lemak jahat yang menyebabkan lemak makanan buruk, ini justru akan mengancam berat badan dan bahkan kesehatan Anda.

Baca juga: Batasi Gula, Garam, dan Lemak untuk Cegah Diabetes Saat Pandemi Corona

Serena Poon, koki terkemuka, dan ahli gizi, dan Esther Blum, MS, RD, CDN, CNS, ahli diet, dan penulis Eat, Drink, and Be Gorgeous and Cavewomen Don't Get Fat menjelaskan tentang lemak terburuk yang dapat mengganggu usaha menurunkan berat badan.

Menurut Poon, lemak terburuk untuk dikonsumsi adalah lemak jenuh pada hewan yang dibesarkan secara konvensional dan minyak terhidrogenasi buatan manusia.

Kadua hal itu harus dibatasi sebanyak mungkin, jika menurunkan berat badan dan kesehatan secara keseluruhan adalah tujuan Anda.

"Meskipun ada penelitian yang membuktikan sebaliknya, lemak jenuh, terutama yang ditemukan dalam daging, produk susu berlemak utuh, dan makanan yang digoreng dan diproses, tetap dianggap berpotensi berbahaya bagi kesehatan Anda dan harus dibatasi secara sadar, "kata Poon.

"Selain meningkatkan kadar kolesterol LDL (jahat) sekaligus menekan kadar kolesterol HDL (baik), lemak jenuh telah dikaitkan dengan peningkatan peradangan, yang dapat menyebabkan kondisi serius dan terkadang fatal, seperti penyakit jantung dan stroke," kata Poon.

Poon melanjutkan, sebagian besar makanan yang dibuat dengan produk hewani konvensional berlemak tinggi, makanan olahan, dan makanan cepat saji juga mengandung kalori dan lemak dalam jumlah tinggi, yang berhubungan dengan penambahan berat badan dan penyimpanan lemak.

Faktanya, sebuah studi longitudinal di jurnal Nutrition, Metabolism & Cardiovascular Disease mempelajari 16.822 orang dewasa berusia 18 hingga 75 tahun dan menemukan bahwa peningkatan asupan daging merah berlemak, berhubungan dengan obesitas perut - faktor risiko penyakit metabolik - dan lingkar pinggang yang lebih besar.

Dan studi lain di BMC Nutrition menunjukkan, bahwa dari kelompok makanan utama, asupan daging paling berkorelasi dengan prevalensi obesitas dan penambahan berat badan.

Baca juga: Mana yang Lebih Baik, Diet Rendah Karbohidrat atau Rendah Lemak?

Halaman:
Sumber eatthis
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com