Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Bibir Sumbing, Bagaimana Bisa Terjadi?

Kompas.com - 06/05/2021, 13:03 WIB
Nadia Faradiba

Penulis

KOMPAS.com - Bibir sumbing adalah terdapatnya celah pada bibir. Bibir sumbing bisa juga disertai celah pada palatum atau langit-langit mulut, sehingga rongga mulut dan rongga hidung menyatu.

Kondisi ini merupakan cacat bawaan lahir yang terjadi aBaca juga: Kapan Gigi Bayi Tumbuh dan Hal yang Harus Diperhatikankibat kegagalan pembentukan organ rahang pada janin.

Menurut Smile Train Indonesia, insidensi sumbing terjadi pada 1 dari 700 kelahiran hidup. Beberapa ahli mengatakan bahwa kejadian sumbing paling tinggi berasa di ras asia, dengan angka kejadian 1 per 500 hidup.

Ras kaukasoid memiliki kejadian 1 per 700 kelahiran anak, dan ras afrika memiliki insidensi terendah yaitu 1 per 1.200 kelahiran hidup.Angka kejadian ini meliputi bibir sumbing, bibir sumbing dengan celah palatum, dan celah palatum saja.

Proses terjadinya bibir sumbing

Bibir dan rahang terbentuk pada usia minggu ke-4 dan minggu ke-7 kehamilan. Sel dan jaringan janin dari tiap sisi akan bergerak menyatu ke tengah dan membentuk rahang dan wajah, termasuk mulut dan bibir. Sumbing akan terjadi jika proses penyatuan ini tidak berjalan dengan baik.

 

Proses terjadinya celah palatum

Langit-langit mulut atau palatum akan terbentuk pada usia minggu ke-6 dan minggu ke-7 kehamilan. Celah palatum terjadi jika jaringan palatum tidak menyatu dengan baik.

Kesulitan yang dialami pasien bibir sumbing

Anak dengan bibir sumbing dan celah palatum akan mengalami kesulitan untuk makan. Anak dengan kondisi ini tidak bisa makan atau menyusu dengan baik karena mereka tidak bisa melakukan perlekatan yang baik saat menyusu.

Gangguan lainnya adalah tidak bisa berbicara dengan jelas. Jika celah palatum dan bibir sumbing tidak dikoreksi hingga dewasa, suara yang mereka hasilkan tidak akan jelas dan terdengar sumbang.

Selain itu, mereka juga bisa memiliki masalah pendengaran akibat rentannya telinga mereka terhadap infeksi. Terakhir, masalah pada gigi-geliginya. Anak dengan kondisi ini biasanya tidak berkembang dengan baik dan memiliki resiko tinggi untuk mengalami gigi berlubang.

Penyebab bibir sumbing

Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) (28/12/2020), penyebab bibir sumbing pada bayi tidak diketahui. Namun ada beberapa faktor resiko yang diketahui meningkatkan angka kejadian bibir sumbing.

Pertama adalah merokok. Wanita yang merokok dan mengonsumsi alkohol saat kehamilan atau wanita yang terpapar asap rokok memiliki resiko yang lebih besar melahirkan bayi dengan bibir sumbing dibandingkan wanita yang tidak merokok dan tidak mengonsumsi alkohol.

Kedua adalah diabetes. Wanita yang didiagnosis menderita diabetes sejak sebelum kehamilan juga beresiko lebih tinggi memiliki bayi dengan bibir sumbing, dibandingkan ddengan wanita yang tidak memiliki diabetes.

Ketiga, wanita yang mengonsumsi obat-obatan tertentu pada trimester awal juga meningkatkan resiko bayi dengan bibir sumbing. Contoh obat-obatan yang memengaruhi perkembangan janin adalah obat untuk mengobati epilepsi dan obat steroid.

Baca juga: Musik Klasik Membuat Bayi Lebih Cerdas, Fakta atau Mitos?

Keempat, genetik. Bibir sumbing bisa diturunkan dari orangtuanya, walaupun sebagian besar kasus adalah terjadi sendiri tanpa diturunkan dari orangtuanya.

Kelima, kurang asupan asam folat pada awal kehamilan. Terkadang wanita tidak sadar jika ia sedang hamil hingga melewati fase pembentukan rahang. Barulah biasanya ia mengonsumsi asupan asam folat tambahan. Padahan asupan asam folat sangat penting di minggu-minggu awal kehamilan.

Perawatan

Perawatan pasien dengan bibir sumbing bisa bervariasi berdasarkan keparahan sumbing, kebutuhan anak, usia anak, kelainan atau cacat bawaan lain yang mungkin menyertai.

Namun, tindakan operasi untuk mengoreksi celah bibir dilakukan pertama kali. Operasi bibir sumbing direkomendasikan dilakukan pada usia 1-3 bulan.

Jika bayi memiliki celah palatum, maka untuk sementara, langit-langit mulut bayi bisa dipasang feeding plate sambil menunggu cukup usia untuk operasi celah palatumnya. Serta menggunakan botol khusus untuk menyusui bayi dengan kondisi ini. Usia yang direkomendasikan untuk melakukan operasi celah palatum adalah sebelum bayi berusia 18 bulan.

Prosedur operasi ini bisa memperbaiki penampilan wajah anak. Selain itu, operasi ini juga bertujuan untuk memperbaiki fungsi pernafasan, pendengaran, dan berbicara. Beberapa anak yang dengan bibir sumbing mungkin membutuhkan terapi lanjutan seperti terapi wicara dan ortodontik.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com