Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Data Vaksin Covid-19 Sinopharm, Kepercayaan WHO Sangat Rendah

Kompas.com - 06/05/2021, 11:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber Reuters

KOMPAS.com - Pakar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyuarakan kepercayaan yang sangat rendah pada data yang diberikan oleh vaksin buatan China, Sinopharm.

Data yang diragukan terkait risiko efek samping yang serius pada beberapa pasian dan secara keseluruhan pada kemampuan Sinopharm mencegah Covid-19.

Dilansir Reuters, Rabu (5/5/2021), juru bicara WHO mengatakan bahwa dokumen tentang vaksin Sinopharm BBIBP-CorV adalah salah satu dari banyak sumber untuk membuat rekomendasi dan dijadwalkan akan dikeluarkan akhir pekan ini.

Namun pihak Sinopharm di Beijing, China tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar di luar jam kerja.

Baca juga: 3 Vaksin Covid-19 di Indonesia, Perbedaan Vaksin Sinovac, AstraZeneca dan Sinopharm

Dokumen penilaian bukti atau avidence assesment untuk evaluasi suntikan vaksin Sinopharm disiapkan oleh Kelompok Penasihat Strategis (SAGE) WHO, yang disahkan oleh yurisdiksi 45 negara untuk digunakan pada orang dewasa. Dokumen menyebut 65 juta dosis vaksin Sinopharm telah diberikan.

Para ahli lantas meninjau bukti dan memberikan rekomendasi tentang kebijakan dan dosis vaksin tersebut.

Dokumen tersebut mencakup ringkasan data dari uji klinis di China, Bahrain, Mesir, Yordania, dan Uni Emirat Arab.

Kemanjuran vaksin dalam uji klinis Fase 3 multi-negara adalah 78,1 persen setelah dua dosis, kata dokumen itu.

Ini sedikit turun dari efikasi 79,34 persen yang diumumkan China sebelumnya.

"Kami sangat yakin bahwa 2 dosis BBIBP-CorV manjur dalam mencegah orang dewasa terinfeksi Covid-19," kata dokumen itu.

"Namun analisis keamanan di antara peserta dengan penyakit penyerta terbatas, jumlah peserta dengan penyakit penyerta (selain obesitas) dalam percobaan Tahap 3 rendah."

Di antara "celah bukti", ia mengutip data tentang perlindungan terhadap penyakit parah, durasi perlindungan, keamanan untuk digunakan pada wanita hamil dan pada orang dewasa yang lebih tua dan identifikasi atau evaluasi efek samping yang jarang terjadi melalui pemantauan keamanan pasca otorisasi.

"Kami memiliki keyakinan yang sangat rendah dalam kualitas bukti bahwa risiko efek samping serius setelah satu atau dua dosis BBIBP-CorV pada orang lanjut usia ( lebih dari 60 tahun) adalah rendah," katanya.

"Kami memiliki kepercayaan yang sangat rendah pada kualitas bukti bahwa risiko kejadian buruk yang serius pada individu dengan penyakit penyerta atau kondisi kesehatan yang meningkatkan risiko COVID-19 parah setelah satu atau dua dosis BBIBP-CorV rendah," tambahnya.

Baca juga: BPOM Terbitkan EUA untuk Vaksin Sinopharm, Begini Efikasi dan Keamanannya

Analisis SAGE disiapkan ketika kelompok penasihat teknis WHO sedang meninjau vaksin untuk persetujuan penggunaan darurat, yang tidak hanya akan membuka jalan untuk penggunaannya dalam platform berbagi vaksin COVAX global tetapi juga memberikan dukungan internasional yang penting untuk vaksin yang dikembangkan di Cina.

Pada Rabu (5/5/2021), seorang juru bicara WHO mengatakan bahwa keputusan tentang daftar tersebut tidak diharapkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com