Setidaknya ada dua faktor yang menyebabkan stunting, yaitu faktor eksternal dan faktor internal.
Faktor eksternal bisa terjadi karena buruknya fasilitasi sanitasi, minimnya akses air bersih, dan kurangnya kebersihan lingkungan.
Sedangkan faktor internal bisa terjadi akibat kekurangan gizi kronis yang bisa menyebabkan abortus, anemia pada bayi baru lahir, bayi dengan berat badan lahir rendah, cacat bawaan, hingga kematian.
Direktur Bina Akses Pelayanan Keluarga Berencaa BKKBN dr. Zamhir Setiawan mengatakan, jumlah kasus stunting di Indonesia sangat tinggi dibandingkan dengan toleransi maksimal stunting yang ditetapkan WHO.
"Bahkan hingga akhir tahun lalu, status Indonesia masih berada di urutan keempat dunia dan urutan kedua di Asia Tenggara terkait kasus balita stunting," jelas dr. Zamhir.
Kekurangan gizi kronis pada anak ini nantinya menimbulkan persoalan serius dalam pembangunan sumber daya manusia di masa depan.
"Maka dari itu, orangtua sangat berperan dalam pencegahan stunting sejak dalam kandungan," tegas dr. Zamhir.
Caranya dengan kontrol kehamilan secara teratur agar tumbuh kembang janin optimal. Setelah bayi lahir dipantau tumbuh kembangnya, dengan mengukur setidaknya berat badan dan panjang badan setiap bulan sampai usia 12 bulan.
Apabila diketahui berat badan anak tidak naik untuk periode waktu tertentu, sebaiknya anak dibawa ke fasilitas kesehatan untuk diidentifikasi faktor penyebab dan dilakukan intervensi sesuai penyebabnya.
Baca juga: 3 Cara Mencegah Stunting pada Anak, Penuhi Kebutuhan Nutrisi Ibu Ketika Hamil
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.