Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Vaksin Covid-19 di Indonesia, Perbedaan Vaksin Sinovac, AstraZeneca dan Sinopharm

Kompas.com - 03/05/2021, 19:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Komite Vaksin memperkirakan dari tiga minggu hingga 9-12 minggu setelah penyuntikan pertama, vaksin dapat mencegah sekitar 70 persen kasus penyakit serius.

Efek samping vaksin AstraZeneca, menurut catatan yang dilaporkan, sebagian besar memberi reaksi ringan hingga sedang.

Antara lain seperti nyeri, gatal atau memar pada bekas suntikan. Selain itu, ada rasa lelah, menggigil, demam, sakit kepala, mual dan lain sebagainya.

Selain itu, efek samping paing jarang adalah napsu makan menurun, keringat berlebih, hingga kulit gatal atau ruam kulit.

Vaksin ini juga termasuk jenis vaksin dengan penyimpanan yang tidak rumit. Karena tidak membutuhkan suhu dingin yang ekstrem.

Vaksin AstraZeneca dapat disimpan dalam suhu standar antara 2-6 derajat Celsius, sehingga dianggap sebagai vaksin yang paling sesuai untuk didistribusikan di daerah-daerah. 

Baca juga: AstraZeneca Bantah Vaksin Covid-19 Produksinya Mengandung Tripsin Babi

 

Usia penerima vaksin AstraZeneca disarankan pada orang berusia 18-64 tahun, serta direkomendasikan untuk diberikan pada lansia usia 60 tahun ke atas.

Vaksin Covid-19 AstraZeneca juga diklaim efektof dalam melawan varian baru virus corona B.1.1.7.

3. Vaksin Sinopharm

Vaksin corona yang dikembangkan Beijing BioInstitute Biological Product ini adalah salah satu jenis vaksin yang akan digunakan dalam program Vaksin Gotong Royong di Indonesia, bersama vaksin Moderna asal Amerika Serikat.

Seperti diberitakan Kompas.com, Jumat (30/4/2021), vaksin Sinopharm telah mendapat Emergency Use Authorization (EUA) atau izin penggunaan darurat di Indonesia pada 29 April 2021.

Baca juga: 80 Persen Vaksin AstraZeneca dan Pfizer Efektif Cegah Covid-19 Parah

 

Vaksin Sinopharm yang baru tiba di Indonesia, adalah jenis vaksin Covid-19 yang menggunakan teknologi pengembangan yang sama dengan vaksin Sinovac.

Vaksin ini menggunakan metode inactivated virus atau virus yang dimatikan untuk memicu respons kekebalan sehingga mencegah keparahan terhadap infeksi penyakit.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengumumkan efikasi vaksin Sinopharm, dengan dua dosis suntikan, selang pemberian 21-28 hari telah menunjukkan profil keamanan yang dapat ditoleransi dengan baik.

Efikasi vaksin Sinopharm dari hasil uji klinik di Uni Emirat Arab menunjukkan kemanjuran hingga 78 persen, pada sekitar 42.000 relawan.

Adapun efek samping vaksin Covid-19 yang akan digunakan dalam program Vaksin Gotong Royong di Indonesia, menujukkan reaksi ringan, seperti bengkak, kemerahan, sakit kepala, diare, nyeri otot, batuk dan lain sebagainya.

Baca juga: BPOM Terbitkan EUA untuk Vaksin Sinopharm, Begini Efikasi dan Keamanannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com