KOMPAS.com - Business Manager PT Kimia Farma yang berkantor di Jalan RA Kartini, Medan, berinisial PC, sudah ditetapkan sebagai tersangka bersama empat orang pegawainya.
PC mengatakan, praktik daur ulang stik swab antigen yang digunakan di Bandara Internasional Kualanamu dilakukan sejak Desember 2020.
Diberitakan Kompas.com, Jumat (30/4/2021), Kapolda Sumut menyebutkan, dalam sehari ada 100-200 orang yang menjalani tes usap antigen untuk perjalanan udara.
Saat konferensi pers di Mapolda Sumut, Rabu (29/4/2021) sore, Kapolda Sumut Irjen RZ Panca Putra Simanjuntak menjelaskan, para pelaku memproduksi dan mendaur ulang stik untuk swab antigen.
Baca juga: Makin Mengerikan, Tsunami Covid-19 India Tembus 400.000 Kasus Sehari
Stik ini dikumpulkan oleh para pelaku, kemudian dicuci kembali, dibersihkan dengan cara mereka sendiri, lalu dikemas ulang, dan digunakan oleh para pelaku untuk melakukan tes swab di Bandara Kualanamu.
Lantas, bagaimana cara mengidentifikasi alat swab baru?
Salah satu hal yang pasti harus dilakukan adalah, masyarakat perlu memastikan bahwa alat swab yang akan digunakan, baik antigen maupun PCR, masih berada di dalam kemasan dan tesegel.
Anda dapat meminta petugas swab untuk memperlihatkan bahwa alat swab masih baru di dalam kemasan dan saat dibuka pasien (orang yang akan diswab) melihatnya.
"Anda bisa mencurigai jika tidak melihat alat swab dibuka dari tempatnya di depan Anda," kata dr Hadian Widyatmojo, Sp.PK, Ahli Patologi Klinik Laboratorium Primaya Hospital Karawang.
Semua alat swab yang sudah digunakan tidak dapat kembali. Sebab, alat swab merupakan alat sekali pakai dan harus dibuang setelah digunakan.
Jika alat swab bekas digunakan, ini akan sanagt berisiko pada kesehatan dan penyebaran infeksi virus Covid-19 kepada pasien lainnya.
Inilah kenapa sebagai pasien atau pengguna swab, kita harus benar-benar memastikan bahwa alat swab masih baru.
"Pastikan alat swab tersebut masih baru dan perhatikan perlekatan kemasannya harus dalam keadaan sempurna seperti dari pabrik (bukan memakai lem atau double tape)," ujar dr. Selvi Josten, Sp.PK, Dokter Spesialis Patologi Klinik Primaya Hospital Makassar.
Selain alat swab masih tersegel di dalam kemasan, cara lain untuk mengidentifikasi apakah alat swab tersebut baru juga bisa menggunakan cara ini:
Dokter Hadian mengatakan, selama pengambilanya betul dan aman serta menggunakan alat yang direkomendasi dan memiliki izin edar, maka hasil pemeriksaan swab tersebut bisa dipertanggungjawabkan.