KOMPAS.com - Vagina kering adalah gejala umum menjelang atau setelah menopause, tetapi tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada semua usia dan karena berbagai alasan.
Kendati tidak selalu menjadi tanda menopause, vagina yang kering biasanya disebabkan oleh kadar estrogen yang rendah. Estrogen adalah hormon yang menjaga lapisan vagina tetap terlumasi, tebal, dan elastis.
Hal ini dapat menyebabkan rasa sakit selama hubungan seksual, berkontribusi pada hilangnya hasrat seksual.
Terkadang juga dapat menyebabkan ketidaknyamanan saat berolahraga, melakukan aktivitas fisik lainnya, serta meningkatkan risiko infeksi vagina.
Lalu, apa penyebab dan gejala vagina menjadi kering jelang menopause?
Baca juga: Penyebab dan Gejala Vaginismus, Kontraksi Abnormal pada Otot Vagina
Vagina kering biasanya diakibatkan oleh penurunan kadar estrogen. Kadar estrogen mulai menurun saat mendekati menopause.
Ovarium menghasilkan estrogen dan akan mengontrol perkembangan tubuh wanita, seperti payudara dan bentuk tubuh.
Estrogen membantu menjaga jaringan yang melapisi 'miss V' agar tetap tebal, lembab, dan sehat. Saat level menurun, lapisan menjadi lebih tipis, lebih kering, dan kurang elastis. Perubahan ini dikenal sebagai atrofi vagina.
Estrogen juga memainkan peran kunci dalam siklus menstruasi dan kehamilan. Jika terjadi penurunan estrogen, yang dapat menyebabkan vagina kering, maka ini dapat menjadi gejala awal mendekati menopause.
Baca juga: Perlukah Beli Obat Pembersih Kewanitaan untuk Bersihkan Vagina?
Dilansir Medical News Today, Rabu (27/1/2021) kadar estrogen dapat turun karena berbagai alasan termasuk:
Wanita yang merokok mungkin mengalami tanda menopause lebih awal daripada mereka yang tidak, sehingga kekeringan vagina dapat terjadi pada usia yang lebih dini.
Orang yang mengalami kekeringan vagina mungkin merasakan gejala-gejala seperti :
Baca juga: Benarkah Hubungan Intim Bikin Vagina Melar? Dokter Menjelaskan
Sedangkan jika kekeringan disebabkan oleh penurunan kadar estrogen, mereka mungkin juga akan mengalami :
Perubahan ini dikenal sebagai dispareunia. Hal ini dapat menyebabkan rasa sakit selama hubungan seks saat melakukan penetrasi.
Kekeringan pada vagina adalah gejala umum yang sering dikaitkan dengan penurunan kadar estrogen, termasuk pada awal menopause.
Gejala ringan dapat diobati dengan pilihan perawatan seperti pelembab vagina dan menggunakan pelumas selama aktivitas seksual.
Namun jika kekeringan pada vagina mengganggu aktivitas Anda, segerakan periksa ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Baca juga: Benarkah Rebusan Daun Sirih Bisa Hilangkan Bau Vagina yang Kadang Amis?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.