Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 dari 10 Rumah Tangga di Indonesia Minum Air dari Sarana Terkontaminasi Bakteri E. Coli

Kompas.com - 30/04/2021, 18:30 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Berdasarkan data studi utama kualitas air minum rumah tangga tahun 2020, ditemukan bahwa 7 dari 10 rumah tangga di Indonesia mengonsumsi air minum dari sarana yang terkontaminasi.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Ir Doddy Izwardy MA dalam diskusi bertajuk Diseminasi Hasil Studi Kualitas Air Minum Rumah Tangga Tahun 2020, Rabu (31/3/2021).

Dijelaskannya, sarana air minum itu banyak terkontaminasi oleh bakteri Escherichia coli (E. coli).

Baca juga: Wabah E Coli Baru, CDC Ungkap 12 Orang Sakit Diduga dari Selada

Untuk diketahui, bakteri E. coli adalah bakteri yang hidup di dalam usus manusia untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan.

Meski baik untuk menjaga kesehatan pencernaan, beberapa jenis bakteri E. coli justru menyebabkan penyakit infeksi seperti infeksi pada kantung empedu, saluran kemih, selaput otak, paru-paru, dan saluran pencernaan.

Dengan melihat kenyataan tersebut, Doddy secara sadar teringat dengan salah satu penyakit yang sering dialami balita Indonesia yaitu stunting.

"Saya jadi teringat, 1 dari 3 anak balita di Indonesia menderita stunting. Dan ini hubungannya dengan sanitasi (kualitas air bersih) ini sangat erat sekali," kata Dody.

Lebih lanjut, Doddy memaparkan jenis-jenis sarana air apa saja yang banyak digunakan untuk minum oleh masyarakat Indonesia.

1. Air isi ulang (31,1 persen)

2. Sumur gali terlindungi (15,9 persen)

3. Sumur bor pompa (14,1 persen)

4. Air ledeng atau perpipaan (13,1 persen)

5. Air kemasan bermerk (10,7 persen)

6. Mata air terlindungi (4,2 persen)

7. Sumur gali tidak terlindungi (3,8 persen)

8. Mata air tak terlindungi (2,5 persen)

9. Penampungan air hujan (2,3 persen)

10. Air dibeli eceran (1,4 persen)

11. Terminal air (0,3 persen)

12. Air permukaan (0,6 persen)

Baca juga: Pentingnya Kajian Jejak Air Bioenergi yang Diklaim Ramah Lingkungan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com