Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Bikin Eksperimen Ekstrem, 40 Hari di Goa Tanpa Sinar Matahari

Kompas.com - 27/04/2021, 09:05 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebanyak 15 sukarelawan terlibat dalam sebuah ekperimen ekstrem bernama Deep Time.

Dalam proyek senilai 1,4 juta dollar AS (sekitar Rp 20 miliar) ini, mereka diminta untuk menghabiskan 40 hari tanpa jam, telepon, dan sinar matahari.

Proyek yang dipimpin oleh Human Adaption Institute yang bertujuan untuk eksperimen isolasi manusia, mengeksplorasi batas-batas kemampuan manusia dalam kondisi tersebut.

Kelompok yang terdiri dari delapan pria dan tujuh wanita ini tinggal di Goa Lombrives. Setelah 40 hari, ke-15 orang sukarelawan tersebut akhirnya menyelesaikan misi mereka, Sabtu (24/4/20221).

Baca juga: Terkuak, Manusia Purba Bikin Lukisan di Gua Sambil Berhalusinasi

Mereka keluar goa sambil tersenyum dan bertepuk tangan meriah. Mereka juga mengenakan kacamata hitam khusus untuk melindungi mata setelah sekian lama berada dalam kegelapan.

Seperti dikutip dari Science Alert, Senin (26/4/2021), selama berada di dalam goa, para relawan tidur di tenda-tenda dan membuat listrik sendiri dengan sepeda kayuh karena tak ada cahaya alami. Mereka juga mengambil air dari sumur sedalam 44 meter di bawah bumi.

Berhubung tak ada sinar matahari, relawan harus mengikuti jam biologis mereka untuk mengetahui kapan harus tidur, makan, atau melakukan tugas sehari-hari.

Tak mengherankan jika mereka dengan cepat kehilangan kesadaran akan waktu. Seorang sukarelawan bahkan tak menyadari dan mengira baru berada di bawah tanah selama 23 hari.

Mereka juga tak berkomunikasi dengan dunia luar karena tak menggunakan telepon ataupun perangkat elektronik lainnya.

Seorang sukarelawan, guru matematika, Johan Francois, mengatakan bahwa ia berlari sejauh 10 kilometer di dalam goa agar tetap bugar. Ia juga mengatakan memiliki dorongan yang kuat untuk meninggalkan goa.

Namun, sukarelawan lain ada yang merasa berbeda dengan menyebut keinginan mereka untuk tinggal lebih lama di goa.

"Sekali dalam hidup, seolah-olah kita bisa melakukan jeda dan memiliki waktu," ungkap Marina Lançon, salah satu dari tujuh wanita yang ikut serta dalam eksperimen tersebut.

Namun, Lançon mengaku merasa senang bisa berada di luar ruangan dan mendengar kicau burung lagi.

Ilmuwan Perancis dan Swiss dari Human Adaption Institute memantau para sukarelawan dengan cermat selama mereka berada di dalam goa. Mereka secara teratur memeriksa pola tidur tim, interaksi sosial, dan fungsi kognitif melalui sensor.

Baca juga: 6 Manfaat Energi Matahari untuk Kehidupan Manusia

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com