KOMPAS.com – Kanker serviks berkembang di leher rahim yang menghubungkan vagina ke bagian atas rahim.
Kasus kanker serviks banyak ditemukan di kelompok wanita berusia di atas 30 tahun. Penyebab utamanya adalah infeksi jangka panjang human papillomavirus (HPV).
HPV merupakan virus umum yang ditularkan dari satu orang ke orang lain saat berhubungan intim.
Selain infeksi HPV, terdapat beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker serviks.
Dilansir dari Healthline, 30 September 2019, beberapa faktor risiko kanker serviks adalah klamidia, merokok, kegemukan, riwayat keluarga yang terkena kanker serviks, minum pil KB, dan hamil pertama kali saat berusia di bawah 17 tahun.
Baca juga: Penyebab Kanker Serviks dan 5 Faktor Risikonya, Apa Saja?
Kanker serviks mungkin tidak menimbulkan tanda atau gejala tertentu. Namun, kanker serviks stadium lanjut dapat menyebabkan pendarahan atau keluarnya cairan tidak normal dari vagina.
Jika mengalami salah satu dari gejala tersebut, sebaiknya segera temui dokter untuk memeriksakan penyebabnya.
Munculnya gejala-gejala tersebut bisa jadi disebabkan oleh kondisi lain selain kanker, namun untuk memastikannya adalah dengan berkonsultasi pada dokter.
Dilansir dari CDC, 12 Januari 2021, hal yang paling penting untuk mencegah kanker serviks adalah mendapatkan vaksinasi lebih awal dan melakukan tes skrining secara teratur.
1. Vaksin HPV
Pemberian vaksin HPV akan melindungi tubuh dari jenis HPV yang paling sering menyebabkan kanker serviks, vagina, dan vulva.
Baca juga: Kanker Serviks Kini Bisa Menyerang Kaum Milenial
Vaksinasi HPV dianjurkan untuk praremaja berusia 11 hingga 12 tahun, namun bisa juga diberikan sejak usia 9 tahun.
Orang yang berusia hingga di atas 26 tahun juga disarankan untuk mendapatkan vaksin HPV.
Vaksinasi HPV akan mencegah infeksi HPV baru, tetapi tidak mengobati infeksi atau penyakit yang sudah ada.
Inilah sebanya vaksin HPV bekerja secara maksimal jika diberikan sebelum terpapar HPV. Kemudian, skrining untuk kanker serviks masih harus dilakukan secara teratur meski sudah divaksin HPV.
2. Tes skrining
Terdapat dua tes skrining yang dapat membantu mendeteksi dan mencegah kanker serviks sejak dini, yakni pap smear dan tes HPV.
Pap smear dilakukan untuk mencari prekanker, yakni perubahan sel pada serviks yang mungkin akan berkembang menjadi kanker serviks jika tidak ditangani secara tepat.
Baca juga: Screening Terhenti karena Covid-19, Kematian Kanker Serviks Diduga Naik
Selanjutnya, tes HPV dilakukan untuk mencari HPV yang dapat menyebabkan perubahan sel di serviks.
3. Perubahan gaya hidup
Di samping melakukan tes skrining dan vaksin HPV, perubahan gaya hidup juga bisa berpengaruh dalam mencegah kanker serviks.
Untuk membantu menurunkan risiko kanker serviks, sebaiknya hentikan kebiasaan merokok, selalu gunakan kondom saat berhubungan seks, dan batasi jumlah pasangan seksual.
Meskipun efek penggunaan kondom dalam mencegah infeksi HPV belum diketahui, penggunaan kondom telah dikaitkan dengan tingkat kanker serviks yang lebih rendah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.