Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Toilet Umum Berpotensi Jadi Sarang Penularan Penyakit Lewat Udara, Kok Bisa?

Kompas.com - 23/04/2021, 20:34 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah studi menyebut, jika toilet dapat menjadi salah satu sumber penularan penyakit lewat udara.

Hal ini menurut peneliti terjadi saat kita menyiram toilet. Ketika itu sejumlah besar partikel aerosol yang sangat kecil dapat terpercik beberapa meter ke udara sekitar.

Partikel berukuran kecil ini lah yang memiliki potensi besar untuk membawa bakteri dan penyakit.

Seperti dikutip dari Science Alert, Jumat (23/4/2021) patogen atau agen biologis penyebab penyakit dapat ditemukan di genangan air, urin, feses, dan muntahan.

Baca juga: Kasus Covid-19 Diduga Menyebar Lewat Toilet Apartemen, Perlukah Khawatir?

Saat tersebar di udara, patogen tersebut dapat menyebabkan Ebola, norovirus yang menyebabkan keracunan makanan dan bahkan Covid-19.

Untuk mengetahui penyebaran partikel di udara, dalam studi baru ini peneliti kemudian mengujinya pada toilet umum.

Tim peneliti menyiapkan penghitung partikel yang ditempatkan di berbagai ketinggian di samping toilet dan urinoir di toilet umum. Kadar aerosol ambien diukur sebelum dan sesudah percobaan.

"Setelah sekitar tiga jam pengujian yang melibatkan lebih dari 100 penyiraman, kami menemukan peningkatan substansial dalam tingkat aerosol terukur di lingkungan sekitar dengan jumlah total tetesan yang dihasilkan dalam setiap pembilasan berkisar hingga puluhan ribu," kata Siddhartha Verma, peneliti dan profesor di bidang teknik mesin dari Florida Atlantic University.

Selama percobaan, peneliti kemudian menemukan jika partikel aerosol dapat terpercik setinggi 109 sentimeter di atas dudukan toilet dan setinggi 69 sentimeter di atas urinal.

Selain itu juga, partikel aerosol dapat bertahan selama 20 detik di udara di lingkungan sekitar.

Lebih lanjut, peneliti menyebut jika ada peningkatan jumlah partikel aerosol setelah aktivitas penyiraman.

Setidaknya terjadi peningkatan sebanyak 69,5 persen untuk partikel berukuran 0,3 hingga 0,5 mikrometer.

Sementara itu terjadi peningkatan 209 persen untuk partikel berukuran 0,5 hingga 1 mikrometer, dan peningkatan 50 persen untuk partikel berukuran 1 hingga 3 mikrometer.

Baca juga: Flush Toilet Bisa Sebarkan Virus ke Udara, Termasuk Covid-19

IlustrasiShutterstock Ilustrasi

Menurut peneliti ada beberapa faktor yang memengaruhi banyaknya aerosol yang dihasilkan saat penyiraman toilet.

Beberapa di antaranya adalah tekanan air di toilet, desain toilet, serta kekuatan penyiraman itu sendiri.

Dengan menjaga tutup toilet tetap tertutup akan membantu aerosol untuk tak terlepas ke udara.

"Baik toilet dan urinoir menghasilkan sejumlah besar partikel yang berukuran lebih kecil dari tiga mikrometer, hal tersebut dapat menimbulkan risiko penularan yang signifikan jika mengandung mikroorganisme yang menular. Apalagi ukurannya yang kecil membuatnya dapat bertahan untuk waktu yang lama," kata Verma.

Baca juga: NASA Luncurkan Toilet Senilai Rp 341 Miliar ke ISS, Ini Keunggulannya

Peneliti juga mengungkapkan kekhawatirannya terhadap keberadaan toilet umum yang seringkali berukuran kecil, berventilasi buruk, dan digunakan oleh banyak orang.

Kondisi tersebut makin memperburuk berbagai penularan penyakit. Peneliti pun menyarankan untuk segera keluar jika berada di toilet umum untuk menghindari potensi terpapar beragam mikroba.

Temuan ini telah dipublikasikan di Physics of Fluids.

sumber https://www.sciencealert.com/horrifying-study-shows-why-you-shouldn-t-linger-when-you-flush-a-public-toilet

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com