Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perangi Pemanasan Global, Ilmuwan Ciptakan Cat Paling Putih di Dunia

Kompas.com - 18/04/2021, 10:05 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ilmuwan membuat sebuah terobosan untuk memerangi pemanasan global.

Pada Oktober lalu, peneliti dari Universitas Purdue mengumumkan, jika mereka membuat cat ultra-putih yang sangat reflektif sehingga dapat digunakan untuk menjaga permukaan dan bahkan seluruh bangunan tetap dingin.

Terobosan ini pun menjadi cara baru untuk memerangi pemanasan global.

Seperti dikutip dari IFL Science, Jumat (16/4/2021) cat ultra-putih ini dianggap kebalikan dari vantablack, pigmen hitam yang mampu menyerap 99,9 persen cahaya.

Baca juga: Pemanasan Global, Lautan Menghangat Bikin Ikan Sulit Bernapas, Kok Bisa?

Peneliti mengungkapkan, jika cat ultra-putih tersebut mampu memantulkan begitu banyak cahaya, sehingga permukaan yang dicat pun menjadi lebih dingin daripada suhu lingkungan di sekitarnya.

Cat tersebut tersebut terbuat dari kalsium karbonat (CaCO3), mineral yang digunakan sebagai bahan baku membuat kapur.

Mineral itu memiliki kemampuan refleksi sekitar 95,5 persen yang berarti hanya kurang dari 5 persen sinar matahari yang mengenai permukaan akan diserap sebagai panas.

Dirinci dalam jurnal ACS Applied Materials & Interfaces, usai percobaan pertama, peneliti kemudian kembali bereksperimen untuk menghasilkan cat yang lebih putih lagi.

Kali ini peneliti menggunakan barium sulfat sebagai gantinya, bahan yang sudah digunakan secara komersial pada kertas dan kosmetik.

Hasil terbarunya, tim memperkirakan 98,1 persen sinar matahari dapat dipantulkan kembali saat terkena cat baru tersebut.

"Dalam eksperimen cat baru, kami menggandakan kekuatan pendinginan dari yang sebelumnya," ungkap Profesor Xiulin Ruan, penulis senior studi dari Universitas Purdue.

Pengujian menunjukkan bahwa selama sinar matahari yang kuat pada jam-jam siang hari, bahan yang tercakup dalam cat baru lebih dingin 4,4 derajat Celcius dari suhu lingkungan. Sementara pada malam hari, material tersebut mempertahankan suhu 10,5 derajat Celcius di bawah area sekitarnya.

Kemampuan luar biasa untuk mendinginkan suhu itu bisa menjadi salah satu cara untuk melawan pemanasan global.

Lebih lanjut cat juga bisa digunakan untuk mendinginkan bangunan sebagai pengganti AC.

Baca juga: Ilmuwan Buktikan Pemanasan Global Membuat Virus Sulit Dibunuh

Pemanasan global menyebabkan miliaran penduduk dunia semakin sulit bertahan hidup, akhibat suhu yang kian panas. Pemanasan global menyebabkan miliaran penduduk dunia semakin sulit bertahan hidup, akhibat suhu yang kian panas.

Selama ini pendingin udara konvensional mengkonsumsi daya yang seringkali berasal dari pembakaran bahan bakar fosil.

Saat pendingin udara memindahkan panas dari dalam rumah ke luar, pendingin udara justru mengubah listrik menjadi panas dan bahkan meninggalkan lebih banyak panas ke lingkungan dan Bumi. Efek selanjutnya adalah dapat menghangatkan Bumi.

"Sebaliknya, cat kami tak mengonsumsi daya apa pun dan langsung mengirimkan semua panas ke luar angkasa, sehingga membantu mendinginkan Bumi," kata Profesor Ruan.

Baca juga: Pemanasan Global Berdampak pada Perubahan Angin, Ilmuwan Jelaskan

Dalam pemodelan, peneliti juga menemukan dengan mengecat 0,5 hingga 1% permukaan bumi seperti atap, jalan, dan lain-lain dengan cat putih ini akan menghentikan tren pemanasan.

Meskipun mengecat sebagian kecil permukaan bumi itu mungkin sangat sulit, penggunaan cat pada struktur buatan manusia masih bisa berdampak besar.

Paten pun juga tengah diajukan untuk cat tersebut. Bila tersedia untuk penggunaan komersial, bukannya tak mungkin ini bisa menjadi solusi sederhana untuk memerangi dan mengurangi masalah kompleks pemanasan global.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com