Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puasa Pasien Pasca-Covid, Ahli Ingatkan Pentingnya Konsumsi Air hingga Kekebalan

Kompas.com - 17/04/2021, 13:03 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber Gulf News


KOMPAS.com- Konsumsi air yang cukup sangat penting, tidak hanya bagi umat muslim yang sedang menjalankan puasa Ramadhan, tetapi juga pada pasien pasca-Covid. Sebab, hidrasi yang baik, dapat mencegah potensi pembekuan darah pada pasien ini.

Asupan atau konsumsi air selama puasa, cenderung berkurang. Sebab, selama satu hari penuh, puasa mengharuskan untuk tidak makan dan minum hingga waktu matahari terbenam.

Namun, di antara pasien yang telah sembuh dari Covid-19 mungkin tetap ingin menjalankan ibadah puasa.

Juliot Vinolia, ahli diet klinis dan konsultan nutrisi di Medeor Hospital, Dubai mengatakan tidak seperti diet puasa biasa, puasa Ramadhan melibatkan penarikan makanan dan air.

Baca juga: Ini Jumlah Konsumsi Air yang Harus Diminum Selama Puasa Ramadhan

 

"Oleh karena itu, risiko dehidrasi harus dikelola dengan hati-hati. Pasien pasca-Covid harus sangat hati-hati agar tetap terhidrasi dengan baik selama menjalankan puasa Ramadhan dan sepanjang waktu," kata Vinolia seperti dilansir dari Gulf News, Jumat (16/4/2021).

Vinolia menambahkan bahwa orang yang menderita dampak infeksi virus corona yang sangat serius, biasanya mengalami badai sitokin.

Fenomena yang menunjukkan sel-sel kekebalan tubuh berubah menjadi merah dan mulai menyerang sel-sel sehat dalam tubuh. Kondisi ini, kata dia, meningkatkan faktor peradangan dan pembekuan darah dalam tubuh.

Dehidrasi atau kekurangan cairan dalam tubuh semakin memperumit efek samping dari respons inflamasi dari virus atau vaksin aktif.

Baca juga: Apa Efek Konsumsi Kopi saat Sahur Selama Puasa Ramadhan?

 

Ahli mengatakan bahwa dehidrasi dapat membuat kita rentan terhadap infeksi.

"Mata, hidung, mulut dan usus adalah zona masuk virus dan patogen lainnya. Dehidrasi membuat penghalang pelindung tubuh kita seperti lapisan mukosa sangat kering dan lebih mudah bagi patogen untuk menempel di permukaan yang kering dan berjalan menjauh ke dalam tubuh lalu berkembang biak," jelas Vinolia.

Hal ini juga merupakan alasan di balik peningkatan infeksi saluran cerna di antara orang yang makan lebih banyak makanan di luar selama musim panas yang lembab dengan bakteri termofilik tahan panas.

Tak hanya bagi pasien pasca-Covid, konsumsi air atau hidrasi yang tepat di luar jam puasa dapat menjaga garis pertahanan pertama tubuh dalam melawan invasi patogen, sambil mengikuti praktik kebersihan yang baik.

Baca juga: Buka Puasa Bersama Saat Pandemi Covid-19, Ahli Ingatkan 3 Hal Ini

IlustrasiSHUTTERSTOCK Ilustrasi

Konsumsi air dan makanan kaya serat

Agar tetap terhidrasi dengan baik selama menjalankan ibadah puasa, penting untuk memerhatikan pola makan atau jenis makanan yang dikonsumsi saat sahur dan buka puasa.

Vinolia menjelaskan karbohidrat padat seperti biji-bijian, kacang-kacangan, dan kacang-kacangan merupakan sumber nutrisi mikro dan makro yang baik. Buah berry dan sayuran yang kaya air akan menambah lebih banyak kandungan air ke tubuh.

Makanan kaya serat dan non-olahan akan membantu menahan air di dalam tubuh yang akan sangat membantu untuk pasien Covid-19 yang menjalankan puasa Ramadhan.

Selain itu, Vinolia mengingatkan pentingnya untuk mengikuti ritme sirkadian atau pola tidur, yang mengacu pada penyelarasan tubuh manusia dan organisme hidup lainnya dari matahari terbit hingga terbenam.

Baca juga: Puasa untuk Pasien yang Sembuh Covid-19 Menurut Ahli

 

Saat kita tetap terjaga di malam hari dan tidur di siang hari, itu mengganggu ritme alami dan memengaruhi metabolisme.

Hal itu dapat berdampak pada hormonal pada proses tubuh dan melemahkan kekebalan kita. Itulah sebabnya disarankan, pasien pasca-Covid yang telah usai menjalankan ibadah puasa, untuk segera tidur.

Dr Salvin George, spesialis penyakit dalam, di Medcare Rumah Sakit Dubai mengatakan di Uni Emirat Arab (UEA), sebagian besar penduduk tidur selama lima hingga tujuh jam sehari.

"Saya menyarankan semua pasien Covid-19 secara umum, untuk tidur setidaknya dua jam lebih lama dari ini, untuk mempercepat penyembuhan. Mereka dapat mengikuti pola tidur ini bahkan selama Ramadhan dan tidak terjaga sepanjang malam," jelas dia.

Baca juga: Bisakah Vaksinasi Covid-19 saat Puasa Ramadhan? Ini Kata Dokter

 

Tingkatkan kekebalan selama puasa

Pakar medis juga menyarankan kepada pasien Covid-19 yang berpuasa selama Ramadhan untuk tetap meningkatkan kekebalan tubuhnya.

Para ahli mengatakan bahwa tidak peduli varian virus apa, kemanjuran sistem kekebalan seseorang atau kemanjuran vaksin semata-mata bergantung pada status kesehatan individu secara keseluruhan.

Selain itu, mereka mengingatkan bahwa efek mortalitas yang merusak dari respons imun pasca-Covid, terutama karena ketidakseimbangan yang sudah ada sebelumnya dalam tubuh yang memengaruhi pemulihan yang buruk dan menurunkan umur panjang.

Baca juga: Demi Kesehatan Tubuh, Ini 4 Jenis Makanan Terbaik untuk Berbuka Puasa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Gulf News
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com