Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Cara Menanam Porang dari Tanah hingga Panen agar Hasil Berkualitas

Kompas.com - 15/04/2021, 17:01 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Tanaman porang mulai menjadi primadona bagi para petani. Tak cuma punya nilai jual tinggi, tanaman porang ternyata disebut ahli termasuk tanaman yang sangat mudah ditanam.

Tanaman penghasil umbi tersebut memiliki nama ilmiah Amorphophallus muelleri. Di sebagian wilayah Indonesia, ada juga yang menyebut tanaman Porang dengan nama iles-iles.

Porang menghasilkan umbi yang pasarnya tersebar luas, mulai dari Jepang, China, Taiwan, Vietnam, Australia, dan Korea.

Di pasar ekspor, umbi porang yang diolah menjadi tepung memiliki nilai jual tinggi. Lantas, bagaimana cara menanam porang dan budidayanya?

Baca juga: Tak Cuma Punya Nilai Jual Tinggi, Porang Juga Bermanfaat Bantu Diet

Cara menanam dan budidaya Porang

Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Dr Edi Santosa S.P M.Si mengatakan bahwa tanaman porang termasuk tanaman yang sangat mudah untuk ditanam.

"Porang ini tanaman gampang tumbuh. Di naungan (di sela-sela dan di bawah pepohonan atau tumbuhan lain) bagus, di bawah matahari langsung juga bagus," kata Edi kepada Kompas.com, Sabtu (10/4/2021).

Namun Edi tidak menyarankan porang dijadikan tanaman tumpang sari. Sebab, dikhawatirkan akan terjadi rebutan nutrisi antara tanaman utama dan porang itu sendiri.

Tumpang sari adalah suatu bentuk pertanaman campuran berupa pelibatan dua jenis atau lebih tanaman pada satu areal lahan tanam dalam waktu yang bersamaan atau agak bersamaan.

Berikut adalah tips untuk menanam dan melakukan budidaya tanaman porang menurut ahli:

1. Tanah harus diolah

Tindakan pertama yang harus dilakukan saat menanam porang adalah merawat dan mengolah tanah tempat tanamnya.

"Tanahnya harus diolah, kalau tanahnya keras umbinya gepeng (the press globos). Kalau tanahnya gembur, itu umbunya globos, membulat," jelas Edi.

Baca juga: Mengenal Saffron Si Rempah Mahal, dari Budidaya hingga Manfaat

Saat porang ditanam di tanah keras, maka umbi yang ada di dalam tanah akan cenderung tumbuh ke arah atas. Sehingga, hasil panennya akan didapatkan umbi porang yang berbentuk serupa dengan singkong agak memanjang.

Sebaliknya, jika ditanam di tanah yang gembur. Maka, hasil umbi Porang akan tumbuh ke samping dan bisa membulat besar.

"Apalagi tanah yang kandungan pasirnya tinggi itu lebih bagus lagi," tuturnya.

Tanaman porang yang baru berusia bulanan di lahan milik Edy Effendi di Jalan Balai Desa, Pasar 12 Patumbak, Kecamatan Patumbak, Deli Serdang,KOMPAS.COM/DEWANTORO Tanaman porang yang baru berusia bulanan di lahan milik Edy Effendi di Jalan Balai Desa, Pasar 12 Patumbak, Kecamatan Patumbak, Deli Serdang,

2. Ditanam jangan terlalu dalam

Hal berikutnya yang harus dilakukan agar hasil umbi porang bagus adalah jangan menanam bibit porang terlalu dalam.

Edi menyebutkan, kedalaman yang paling ideal adalah sekitar 10-15 sentimeter di kedalaman tanah.

Jika Anda menanamnya terlalu dalam, maka hasil umbi porang akan memanjang seperti singkong, tetapi juga terdapat sekat di antaranya.

"Kalau terlalu dalam (menanamnya), bisa pisah-pisah (pada umbinya)," jelasnya.

Maksudnya akan seperti singkong yang memiliki sekat agak memanjang, meskipun dalam satu umbi.

Baca juga: Mengenal Kelor si Tanaman Superfood, dari Manfaat hingga Budidaya

3. Jarak tanam jangan terlalu rapat

Meski tanaman Porang merupakan tanaman yang bisa ditanam di naungan pohon ataupun tumbuhan lain, Edi menyarankan agar jarak tanam porang jangan terlalu rapat.

Jika Anda menanamnya dengan jarak rapat, maka umbi porang sulit untuk tumbuh besar membulat.

4. Harus diberi pupuk

Sama halnya dengan tanaman lain, untuk mendapatkan hasil yang maksimal harus diperlukan pupuk.

Edi menyarankan, pupuk yang digunakan untuk porang adalah pupuk kandang.

"Sebaiknya harus pupuk kandang. Ini akan bagus untuk kondisi tanah subuh, secara fisika, kimia dan biologisnya juga baik dengan pupuk kandang," ujarnya.

Setidaknya, menurut dia, akan lebih baik jika petani memberikan 1 kilogram pupuk kandang, hanya sekali selama masa tanam.

"Kalau pake pupuk NPK itu memang hasilnya lebih bagus juga, tapi kandungan kimianya tinggi," kata dia.

Jika tetap ingin memberikan campuran pupuk kimia NPK, maka cukup 1 kali saja selama masa tanam.

Sebagai informasi, masa tanam porang umumnya dilakukan saat periode musim kemarau hingga awal musim hujan.

Katak porang, Selain umbi, tanaman porang juga menghasilkan katak yang memiliki nilai jual.KOMPAS.COM/DEWANTORO Katak porang, Selain umbi, tanaman porang juga menghasilkan katak yang memiliki nilai jual.

5. Bersihkan rumput dan alang-alang sekitar Porang

Dikatakan Edi, sebenarnya porang merupakan tanaman yang tanpa dirawat masih tetap bisa tumbuh.

Akan tetapi, dengan melakukan perawatan seperti membersihkan rumput dan alang-alang yang tumbuh di sekitar tanaman porang bisa membuat hasil panen lebih baik.

"Kalau bisa, kalau ada tanaman alang-alang itu dicabuti. Soalnya (alang-alang di dalam tanah) bisa menembus umbi, bikin rusak umbi Porang," jelas dia.

Baca juga: Mengenal Mie Shirataki, Olahan Porang yang Ampuh Menurunkan Berat Badan

6. Semprot seperlunya

Membudidayakan tanaman porang ini tidak cukup sulit seperti tanaman lainnya. Edi berkata, selama masa tanam, porang tidak perlu disemprot pestisida secara rutin.

Kecuali, jika tanaman tersebut berada di tanah yang terlalu lembab dan diserang jamur, serta saat tanah terinfeksi yang bisa mengakibatkan umbi porang juga ikut terinfeksi.

Jika tanah di sekitar penanaman Porang tersebut terinfeksi, maka petani wajib dan harus membersihkannya.

"Tanaman yang satu saluran air (tanah terinfeksi) lainnya harus dipupuk dan dikasih fungisida," ucap dia.

7. Panen porang

Porang dapat dipanen setelah enam bulan atau sehabis periode musim kemarau berakhir.

Jika tidak dipanen, tanaman porang akan layu dan seolah mati.

Tapi mereka tidak mati, nanti musim berganti, tahun depan saat musim kemarau berikutnya kalau diberikan pupuk dan dirawat, tanaman porang bisa berisi kembali.

"Makanya kalau tidak sempat panen, bisa sampai tiga tahun ke depan, itu nanti hasilnya gede (besar umbinya) kalau dirawat," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com