Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Gorila Sering Pukul Dada Sendiri, Ini Penjelasannya

Kompas.com - 11/04/2021, 10:05 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Anda mungkin pernah melihat adegan gorila yang sedang memukul-mukul dadanya sendiri. Namun apa maksud gorila berperilaku seperti itu, masih tidak jelas.

Tapi kini sebuah studi yang telah dipublikasikan dalam jurnal Scientific Reports, akhirnya berhasil menguak misteri di balik pertunjukkan yang mengesankan tersebut.

Seperti dikutip dari Phys, Jumat (9/4/2021) studi yang dilakukan oleh tim internasional itu menyebut, jika pukulan pada dada gorila itu sebenarnya dilakukan untuk menunjukkan ukuran tubuh gorila.

Baca juga: Perilaku Gorila di Alam Liar, Bersedia Adopsi Anak Gorila Yatim Piatu

Informasi mengenai ukuran tubuh gorila sendiri menjadi penting, karena dapat menunjukkan kemampuan bersaing, baik itu pada jantan dan betina dalam memilih pasangannya.

Kesimpulan mengenai pukulan dada itu terungkap setelah peneliti melakukan perekaman pukulan dada dengan menggunakan teknik fotogrametri untuk mengukur tubuh gorila gunung liar jantan dewasa di Taman Nasional Volcanoes, Rwanda.

Hasilnya, peneliti menemukan jika gorila jantan yang lebih besar mengeluarkan pukulan dada dengan frekuensi puncak yang lebih rendah daripada gorila berukuran kecil.

Dengan kata lain, pukulan dada menyampaikan informasi mengenai ukuran tubuh gorila.

Gorila sendiri biasanya berdiri dengan dua kaki dan dengan cepat memukul dada mereka dengan tangan menangkup secara berurutan.

Pukulan di dada itu menimbulkan suara yang unik karena bukan vokalisasi, melainkan merupakan bentuk komunikasi gestur yang dapat didengar dan dilihat. Suara yang dihasilkan dari pukulan di dada gorila itu bisa terdengar lebih dari satu kilometer.

"Pukulan dada gorila adalah salah satu suara ikonik dari kerajaan hewan, jadi sangat bagus bahwa kami dapat menunjukkan bahwa ukuran tubuh dapat dikodekan dengan cara seperti ini," kata Edward Wright, penulis utama studi dari Max Planck Institute for Evolutionary Anthropology di Leipzig, Jerman.

Baca juga: Winston, Gorila Positif Covid-19 di AS Diobati dengan Antibodi Monoklonal

Halaman:
Sumber PHYSORG
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com