Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Fakta Gempa Malang, Bukan Gempa Megathrust dan Ada Sejarahnya

Kompas.com - 10/04/2021, 19:37 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gempa bumi tektonik bermagnitudo M 6,7 mengguncang wilayah Malang dan sekitarnya pada pukul 14.00 WIB, Sabtu (10/4/2021).

Berdasarkan keterangan resmi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa yang terjadi memiliki parameter update M 6.1 dan episenternya terletak pada koordinat 4,22 LU dan 124,72 BT.

Lokasi tepatnya berada di laut pada jarak 109 kilometer arah Barat Laut Kota Tahuna, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara pada kedalaman 301 kilometer. 

Berikut 7 fakta gempa bumi Malang:

Baca juga: Setelah Gempa Malang, BMKG Peringatkan Jawa Timur Waspada Hujan dan Longsor

1. Bukan gempa megathrust

Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, berkata bahwa gempa Malang atau di selatan Jawa Timur ini bukan termasuk gempa Megathrust meski magnitudonya cukup besar yaitu M 6,7.

"Gempa selatan Malang ini bukan termasuk Gempa Megathrust, tetapi menengah di Zona Beniof,"  kata Daryono dalam konferensi pers BMKG, Sabtu (10/4/2021).

Gempa ini disebut gempa menengah di Zona Beniof, karena deformasi atau patahan batuan yang terjadi berada pada slab lempeng Indo-Australia yang menunjam dan tersubduksi menukil ke bawah Lempeng Eurasia di bawah lepas pantai selatan Malang.

2. Pergerakan sesar naik

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dalam akibat adanya aktivitas subduksi.

Baca juga: Gempa Malang Sudah 3 Kali Susulan, Ini Rekomendasi dari BMKG

"Mekanisme sumber gempa ini berupa pergerakan sesar naik (thrust fault)," ucap dia. 

Menurut Daryono, mekanisme sumber sesar naik ini sebenarnya sensitif terhadap potensi tsunami, namun patut disyukuri bahwa gempa ini berada di kedalaman menengah dan dengan magnitudo 6,1.

Oleh karena itu, ia tidak cukup kuat untuk mengganggu kolom air laut, sehingga gempa ini tidak berpotensi tsunami.

3. Intensitas gempa capai skala VI MMI

Dampak gempa ini mencapai skala intensitas maksimum V-VI MMI atau dalam peta tingkat guncangan berwarna kuning, sehingga gempa ini berpotensi merusak. 

Estimasi peta tingkat guncangan BMKG yang dikeluarkan 15 menit setelah gempa cukup akurat dan ternyata benar gempa ini banyak menimbulkan kerusakan bangunan rumah.

Guncangan V MMI 

Guncangan gempa bumi dengan intensitas V MMI yaitu getaran yang dirasakan hampir semua penduduk dan orang banyak terbangun. Getaran dengan kekuatan ini terjadi di daerah Turen.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com