Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bulan Purnama Bantu Bebaskan Kapal Raksasa di Terusan Suez, Kok Bisa?

Kompas.com - 31/03/2021, 12:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber Space


KOMPAS.com- Kapal raksasa yang terjebak di Terusan Suez, Mesir, memberi kerugian besar bagi dunia. Segala upaya dilakukan untuk membebaskan kapal, dan ternyata ada peran bulan purnama dalam upaya itu.

Kapal kontainer raksasa ini selama sepekan telah menghebohkan dunia maya. Kapal raksasa ini memiliki panjang 1.300 kaki atau sekitar 400 meter.

Saat melintasi Terusan Suez, kapal ini terdampar, terjepit di jalur perdagangan utama. Dampaknya, kapal raksasa ini telah memblokir semua lalu lintas perdagangan laut di wilayah tersebut.

Kendati demikian, dikutip dari Space, Rabu (31/3/2021) upaya penyelamatan kapal terjebak di Terusan Suez tersebut juga tak terlepas dari peranan Bulan.

Seperti kebanyakan benda yang berada di lautan, mereka akan bergerak saat air pasang dan surut.

Baca juga: [Foto] Kapal Ever Given Terjebak di Terusan Suez Tertangkap dari Luar Angkasa

 

Bulan purnama tak sekadar fenomena langit yang tampak menghiasi langit malam. Namun, efek bulan purnama juga turut andil membuat air laut menjadi pasang dan surut.

Fenomena gelombang pasang surut air laut yang paling ekstrem dapat terjadi, yakni saat Bumi sejajar dengan Matahari dan Bulan.

Dua objek langit ini akan mengerahkan tarikan gravitasi terkuat di planet Bumi kita.

Sebab, air bergerak paling mudah dengan respons terhadap gaya gravitasi ini, maka pasang surut adalah respons paling jelas terhadap tarikan gravitas sebagai dampak dari bulan purnama.

Baca juga: Rahasia Alam Semesta: Mengapa Bulan Purnama Pengaruhi Gelombang Pasang di Lautan?

 

Ketika ada bulan purnama atau bulan dalam fase barunya, maka tarikan gravitasinya memperkuat tarikan gravitasi matahari.

Akibatnya, air pasang naik dan surut menjadi lebih dramatis, menurut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA).

Bulan purnama yang terjadi pada Minggu (28/3/2021), menjadi salah satu faktor yang membantu upaya penyelamatan kapal raksasa ini.

Saat itu, bulan secara bersamaan relatif dekat dengan Bumi dalam orbitnya. Puncaknya, Bulan akan mencapai titik terdekatnya dengan Bumi yang disebut perigee.

Fenomena bulan purnama pada puncaknya ini juga dapat memperkuat gelombang pasang surut air di lautan dengan cukup ekstrem, yang pada akhirnya membantu misi penyelamatan kapal raksasa di Terusan Suez.

Baca juga: Malam Ini Fenomena Bulan Purnama Strawberry Juni, Apa Maknanya?

Sebuah pesawat Embraer 190-100IGW dari Aerolineas Argentinas, dalam penerbangan reguler dari Buenos Aires ke kota Argentina Bahia Blanca, melintas di depan Supermoon, Selasa (19/2/2019). Fenomena Supermoon kali ini yang disebut juga dengan Super Snow Moon terjadi saat bulan berada pada titik perige terdekat yakni 363.300 km dari bumi sehingga bulan terlihat 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang dari bulan purnama biasanya.AFP/ALEJANDRO PAGNI Sebuah pesawat Embraer 190-100IGW dari Aerolineas Argentinas, dalam penerbangan reguler dari Buenos Aires ke kota Argentina Bahia Blanca, melintas di depan Supermoon, Selasa (19/2/2019). Fenomena Supermoon kali ini yang disebut juga dengan Super Snow Moon terjadi saat bulan berada pada titik perige terdekat yakni 363.300 km dari bumi sehingga bulan terlihat 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang dari bulan purnama biasanya.

"Kami sangat terbantu oleh gelombang pasang kuat yang kami alami sore ini," kata Peter Berdowski, CEO Boskalis, perusahaan penyelamat yang ditugaskan untuk membebaskan kapal Ever Given, kepada Associated Press.

"Akibatnya, Anda memiliki kekuatan alam yang mendorong dengan kuat, dan kekuatan itu mendorong lebih keras daripada yang bisa ditarik oleh dua kapal tunda laut," imbuh dia.

Upaya penyelamatan kapal Ever Given ini tak hanya menarik perhatian masyarakat dunia.

Bahkan, para astronot di luar angkasa juga turut mengamati dan mengabadikan terdamparkan kapal raksasa itu.

Dari luar angkasa, Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) juga turut mengamati kapal Ever Given yang terjebak di tengah jalur perdagangan penting bagi dunia.

Baca juga: Bulan Purnama Oktober Terjadi 2 Kali di Indonesia, Ini Alasannya

 

Pemandangan kapal raksasa yang terjebak di jalur perdagangan laut tertua dari zaman Mesir Kuno ini, juga diabadikan kosmonot ISS dari luar angkasa.

"Salah satu berita yang paling banyak dibicarakan adalah insiden di #SuezCanal," tulis Kud-Sverchkov.

"Salah satu kapal kontainer terbesar di dunia #EverGiven telah memblokir salah satu jalur pengiriman tersibuk di dunia. Para spesialis melakukan segala upaya untuk memulihkan pengiriman. Anda dapat melihatnya sekarang dari @SpaceStation," tulisnya.

Satelit dari ISS juga memantau situasi secara alami dari luar angkasa.

Baca juga: Bulan Purnama Malam Ini Hanya Terjadi 3 Tahun Sekali, Kok Bisa?

 

Bahkan, badan antariksa Eropa (ESA) juga merilis gambar dari satelit Copernicus Sentinel-1 dan membandingkan lalu lintas Terusan Suez dengan situasi pada 25 Maret lalu. Yakni, saat kemacetan lalu lintas terjadi di belakang kapal.

Untuk membebaskan kapal raksasa yang terjebak di tengah jalur lalu lintas laut tersebut, menurut Associated Press, diperlukan waktu hingga 10 hari untuk merampungkan backlog.

Sementara itu, satelit yang dioperasikan oleh perusahaan AS Maxar mengabadikan upaya penyelamatan kapal raksasa yang membuahkan hasil.

Jadi, berkat bulan purnama, kapal raksasa yang selama sepekan menghebohkan dunia dengan terdampar di Terusan Suez, Mesir, telah kembali berlayar.

Baca juga: Bulan Purnama Terakhir Dekade Ini Terjadi Hari Ini, Bagaimana Rupanya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com