Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa itu Eating Disorder, Gangguan yang Pernah Dialami Model Ilene INTM

Kompas.com - 29/03/2021, 17:00 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Eating Disorder baru-baru ini kembali menjadi perbincangan netizen, setelah Luna Maya dan Dedy Corbuzier dinilai tidak menyikapi dengan baik bahkan cenderung menjadikan topik ini sebagai candaan.

Hal ini bermula ketika Luna dan Dedy menjadi dewan juri di acara Indonesia's Next Top Model (INTM).

Dalam episode tayangan pada tanggal 19 Maret 2021 lalu, salah satu kontestan bernama Ilene menceritakan kisahnya yang sempat mengalami gangguan mental health yaitu eating disorder.

Ilene bercerita bahwa ia sempat mengalami dua kali gangguan eating disorder yakni keinginan untuk makan terus menerus secara berlebihan, dan kedua tidak memiliki napsu makan sama sekali.

Baca juga: Mengenal Seasonal Affective Disorder yang Dialami Jonghyun SHINee

"At first, juga aku enggak paham kalau itu ternyata penyakit mental. Aku tuh nggak sadar, diagnosisnya eating disorder,"  kata Ilene.

"Jadi pernah dua kali. Pertama jadi pingin makan terus. Kedua jadi nggak pingin makan apa-apa,"  imbuhnya.

Cerita Ilene itu langsung ditimpali oleh Luna Maya dan Dedy Corbuzier.

"Saya suka banget makan, jadinya saya eating disorder kali, ya," kata Luna.

"Anda memang mental health, Bu," timpal Dedy.

Ilustrasi eating disorder.SHUTTERSTOCK/Africa Studio Ilustrasi eating disorder.

Lantas, apa itu Eating Disorder?

Dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental American Psychiatric Association, edisi ke-lima (DSM-5) menjelaskan apa yang dimaksud dengan eating disorder. .

Eating Disorder atau gangguan makan, adalah serangkaian kondisi psikologis yang menyebabkan berkembangnya kebiasaan makan yang tidak sehat.

Melansir Health Line, gangguan makan yang terjadi saat seseorang mengalami eating disorder ini bisa dipicu mulai dari obsesi pada makanan, berat badan atau bentuk tubuh.

Dengan kata lain, eating disorder adalah kondisi kesehatan mental yang ditandai dengan obsesi terhadap makanan atau bentuk tubuh.

Disebutkan bahwa eating disorder dapat dialami oleh siapa saja, usia berapa saja, dan jenis kelamin apa pun. Akan tetapi, gangguan makan ini lebih cenderung dialami oleh remaja dan perempuan

Faktanya, hingga 13 persen remaja mungkin mengalami setidaknya satu gangguan makan pada usia 20 tahun.

Adapun, gejala yang akan dialami juga berbeda-beda pada setiap individunya. Namun, sebagian besar mengalami gejala seperti pembatasan makanan yang parah, makan berlebihan, atau perilaku buang air kecil seperti muntah, atau olahraga berlebihan.

Sehingga, eating disorder ini menjadi kondisi kesehatan mental yang kompleks dan seringkali memerlukan intervensi ahli medis dan psikologis untuk mengubahnya.

Penyebab eating disorder

Ahli percaya bahwa eating disorder bisa terjadi pada siapa saja, dan ada banyak faktor yang memicunya.

1. Genetik

Penyebab pertama yang diyakini oleh para ahli adalah faktor genetik atau keturunan. Hal ini terlihat dari hasil studi kembar.

Dalam studi ini, anak kembar yang dipisahkan saat lahir, sengaja diadopsikan kepada keluarga yang berbeda-beda. 

Namun, hasilnya memberikan bukti bahwa eating disorder atau gangguan makan menunjukkan adanya kemungkinan turun-temurun.

Penelitian ini menunjukkan bahwa satu anak kembar mengalami eating disorder, dan begitupun pada satu anak lainnya. Studi juga menyebutkan 50 persen merasakan hal yang sama.

2. Kepribadian

Selain faktor genetik atau keturunan, penyebab eating disoder berikutnya adalah ciri kepribadian.

Secara umum, neurotisme, perfectionisme, dan impulsif adalah tiga ciri kepribadian menjadi yang paling sering dikaitkan dengan risiko lebih tinggi mengalami eating disorder.

Ilustrasi eating disorder atau gangguan makanSHUTTERSTOCK/VGstockstudio Ilustrasi eating disorder atau gangguan makan

3. Tekanan bentuk atau berat tubuh

Seperti yang diceritakan Ilene di acara tersebut, ketika dia mengalami eating disorder, di saat yang sama juga merasa tertekan. Saat itu Ilene sudah masuk ke dunia profesional industri permodelan.

Dirinya selalu diingatkan untuk tetap bertubuh kurus.

Saat itu, kata Ilene, ia baru saja lulus bangku SMU dan baru akan kuliah, di mana keinginan untuk banyak makan masih tinggi.

Alhasil dirinya mendapakan cibiran dan bully dari beberapa orang di industri permodelan tersebut.

Cibiran dan bully-an dari orang-orang disekitarnya itu juga membuat Ilene merasa stres dan depresi. Hingga eating disorder kedua kembali dialaminya, tetapi justru tidak ada keinginan untuk makan sama sekali.

Para ahli menyebutkan, dalam kasus yang parah, gangguan makan atau eating disorder ini memang dapat menyebabkan konsekuensi kesehatan yang serius dan bahkan dapat mengakibatkan kematian jika tidak ditangani.

Ini pun sempat dialami oleh Ilene, saat kesehatan mentalnya terganggu oleh pengaruh eating disorder,  ia sempat memiliki keinginan atau pemikiran untuk bunuh diri.

Baca juga: 5 Langkah Cegah Gangguan Makan Makin Buruk pada Remaja

4. Struktur otak

Para ahli juga menemukan, perbedaan struktur otak dapat memicu eating disorder.

Perbedaan dalam struktur otak dan biologi nyata juga berperan dalam perkembangan gangguan makan.

Secara khusus, tingkat serotonin dan dopamin di otak mungkin menjadi faktor eating disorder. Namun, diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami lebih lanjut hal ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com