Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/03/2021, 18:29 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, pemerintah mengeluarkan larangan mudik lebaran Idul Fitri 2021 ini bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Larangan mudik ini adalah yang kedua kalinya selama pandemi Covid-19 dan tentunya hal ini menjadi polemik serta perbincangan hangat di masyarakat.

Padahal, sebelumnya beberapa kali satgas Covid-19 menyebutkan angka kasus positif hingga kematian akibat Covid-19 sempat menurun.

Bahkan, program vaksinasi Covid-19 juga sedang digalakkan untuk beberapa kelompok masyarakat sesuai tahapan, sebagai strategi memutuskan rantai infeksi virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 ini.

Baca juga: Seberapa Efektif Larangan Mudik untuk Cegah Corona Covid-19? Ini Kata Ahli

Lantas, apa sebenarnya alasan pemerintah mengeluarkan kebijakan larangan mudik lebaran tahun 2021 ini?

Mengenai persoalan ini, Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin mengatakan, bahwa kebijakan larangan mudik yang dikeluarkan ini bukan hanya melihat kondisi saat ini.

Ia menuturkan, ketika sedang terjadi peningkatan kasus di beberapa negara di Eropa, di Indonesia justru angka kasus Covid-19 menurun.

"Kita harus bersyukur. Di negara-negara lain sedang naik lagi, kita untungnya lagi turun. Tetapi ini waktunya kita untuk hati-hati, supaya ini (kasus infeksi) tidak naik lagi," kata Budi dalam jumpa pers daring, Sabtu (27/3/2021).

Salah satu upaya memutuskan rantai penularan Covid-19, sesuai dengan strategi zero Covid-19 adalah membatasi mobilitas atau pergerakan, karena potensi kontak erat dengan orang lain bisa terjadi.

Mobilitas ini sangat erat kaitannya dengan perjalanaan saat mudik lebaran. Semakin banyak orang melakukan perjalanan, maka akan semakin banyak pula kemungkinan seseorang berkontak dengan orang lain, yang mana sulit untuk membedakan apakah orang tersebut terinfeksi Covid-19 tanpa bergejala atau memang benar negatif Covid-19.

Sehingga, kata Budi, meskipun kita memiliki kabar baik berikutnya, yaitu program vaksinasi yang sudah bisa dilakukan dengan tren kecepatan hampir mendekati 500 ribu per hari, tetapi 5M masih harus kita jaga.

"Menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan, membatasi mobilitas, menghindari kerumunan, dan vaksinasi tetap harus dilanjutkan," kata dia.

Selain itu, ia juga menekankan, pentingnya larangan mudik lebaran 2021 ini bukan hanya untuk menjaga kondisi di saat lebaran nanti. Tetapi, untuk mencegah kemungkinan yang akan terjadi setelahnya.

Apalagi, saat mudik, sangat mungkin untuk tertular virus corona dalam perjalanan.

Maka, ini tentu akan berpeluang membahayakan kelompok rentan, termasuk orang dengan penyakit komorbid, juga mereka yang berusia lanjut.

"Apa yang kita sampaikan ini, adalah untuk tetap waspada, terutama bagi lansia," pungkas Budi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Ada Apa Sebelum Big Bang?

Ada Apa Sebelum Big Bang?

Oh Begitu
Mengapa Bayi Menangis Sesaat Setelah Lahir?

Mengapa Bayi Menangis Sesaat Setelah Lahir?

Prof Cilik
Apakah Efek Menahan Kentut?

Apakah Efek Menahan Kentut?

Oh Begitu
Mengapa Pembuluh Darah Terkadang Sulit Ditemukan?

Mengapa Pembuluh Darah Terkadang Sulit Ditemukan?

Oh Begitu
7 Makanan Tinggi Vitamin E yang Sangat Menyehatkan

7 Makanan Tinggi Vitamin E yang Sangat Menyehatkan

Oh Begitu
Apa Itu Bintik Merah Besar di Planet Jupiter?

Apa Itu Bintik Merah Besar di Planet Jupiter?

Fenomena
Benarkah Bahan Bakar Fosil Berasal dari Dinosaurus?

Benarkah Bahan Bakar Fosil Berasal dari Dinosaurus?

Oh Begitu
Peneliti Jelaskan Kasus Misterius Orca yang Telan 7 Ekor Berang-berang Laut

Peneliti Jelaskan Kasus Misterius Orca yang Telan 7 Ekor Berang-berang Laut

Oh Begitu
Apa Saja Penyebab Wajah Bengkak di Pagi Hari?

Apa Saja Penyebab Wajah Bengkak di Pagi Hari?

Oh Begitu
Seperti Apa Ikan Tertua di Dunia yang Hidup di Akuarium?

Seperti Apa Ikan Tertua di Dunia yang Hidup di Akuarium?

Fenomena
Fakta-fakta Menarik Kecoak, Bisa Hidup Tanpa Makan Sebulan (Bagian 2)

Fakta-fakta Menarik Kecoak, Bisa Hidup Tanpa Makan Sebulan (Bagian 2)

Oh Begitu
5 Cara Aman Mengeluarkan Air dari Telinga

5 Cara Aman Mengeluarkan Air dari Telinga

Kita
Mengapa Perut Terasa Mulas Saat Cemas?

Mengapa Perut Terasa Mulas Saat Cemas?

Oh Begitu
Makin Mengkhawatirkan, Kini Mikroplastik Ditemukan di Awan

Makin Mengkhawatirkan, Kini Mikroplastik Ditemukan di Awan

Fenomena
Sains Jelaskan Penyebab Cokelat Berbahaya untuk Anjing

Sains Jelaskan Penyebab Cokelat Berbahaya untuk Anjing

Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com