KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, pemerintah mengeluarkan larangan mudik lebaran Idul Fitri 2021 ini bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Larangan mudik ini adalah yang kedua kalinya selama pandemi Covid-19 dan tentunya hal ini menjadi polemik serta perbincangan hangat di masyarakat.
Padahal, sebelumnya beberapa kali satgas Covid-19 menyebutkan angka kasus positif hingga kematian akibat Covid-19 sempat menurun.
Bahkan, program vaksinasi Covid-19 juga sedang digalakkan untuk beberapa kelompok masyarakat sesuai tahapan, sebagai strategi memutuskan rantai infeksi virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 ini.
Baca juga: Seberapa Efektif Larangan Mudik untuk Cegah Corona Covid-19? Ini Kata Ahli
Lantas, apa sebenarnya alasan pemerintah mengeluarkan kebijakan larangan mudik lebaran tahun 2021 ini?
Mengenai persoalan ini, Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin mengatakan, bahwa kebijakan larangan mudik yang dikeluarkan ini bukan hanya melihat kondisi saat ini.
Ia menuturkan, ketika sedang terjadi peningkatan kasus di beberapa negara di Eropa, di Indonesia justru angka kasus Covid-19 menurun.
"Kita harus bersyukur. Di negara-negara lain sedang naik lagi, kita untungnya lagi turun. Tetapi ini waktunya kita untuk hati-hati, supaya ini (kasus infeksi) tidak naik lagi," kata Budi dalam jumpa pers daring, Sabtu (27/3/2021).
Salah satu upaya memutuskan rantai penularan Covid-19, sesuai dengan strategi zero Covid-19 adalah membatasi mobilitas atau pergerakan, karena potensi kontak erat dengan orang lain bisa terjadi.
Mobilitas ini sangat erat kaitannya dengan perjalanaan saat mudik lebaran. Semakin banyak orang melakukan perjalanan, maka akan semakin banyak pula kemungkinan seseorang berkontak dengan orang lain, yang mana sulit untuk membedakan apakah orang tersebut terinfeksi Covid-19 tanpa bergejala atau memang benar negatif Covid-19.
Sehingga, kata Budi, meskipun kita memiliki kabar baik berikutnya, yaitu program vaksinasi yang sudah bisa dilakukan dengan tren kecepatan hampir mendekati 500 ribu per hari, tetapi 5M masih harus kita jaga.
"Menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan, membatasi mobilitas, menghindari kerumunan, dan vaksinasi tetap harus dilanjutkan," kata dia.
Selain itu, ia juga menekankan, pentingnya larangan mudik lebaran 2021 ini bukan hanya untuk menjaga kondisi di saat lebaran nanti. Tetapi, untuk mencegah kemungkinan yang akan terjadi setelahnya.
Apalagi, saat mudik, sangat mungkin untuk tertular virus corona dalam perjalanan.
Maka, ini tentu akan berpeluang membahayakan kelompok rentan, termasuk orang dengan penyakit komorbid, juga mereka yang berusia lanjut.
"Apa yang kita sampaikan ini, adalah untuk tetap waspada, terutama bagi lansia," pungkas Budi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.