Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Terapi Ini Cocok untuk Pasangan Infertilitas Idiopatik, Susah Hamil Tanpa Sebab

Kompas.com - 26/03/2021, 07:02 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com- Gangguan kesuburan atau susah hamil tanpa sebab atau infertilitas idiopatik membuat pasangan kesulitan mendapatkan keturunan.

Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Fertilitas, Endokrinologi dan Reproduksi RS Pondok Indah-IVF Centre, dr Gita Pratama, SpOG-KFER M.RepSc mengatakan infertilitas idiopatik terjadi pada sekitar 10 persen pasangan dengan gangguan kesuburan.

Keadaan infertilitas idiopatik atau unexplained adalah keadaan ketika pasangan sudah melakukan pemeriksaan lengkap, seperti pemeriksaan analisis semen, penilaian fungsi ovulasi, dan uji patensi tuba dinyatakan normal, tetapi tetap tidak bisa hamil.

"Walaupun penyebab dari infertilitas tidak dapat diketahui, namun bukan berarti pasangan dengan infertilitas idiopatik tidak dapat memiliki keturunan," jelasnya.

Baca juga: Punya Gangguan Kesuburan Infertilitas Idiopatik, Mungkinkah Bisa Hamil?

 

Seiring dengan teknologi yang semakin berkembang, Gita mengatakan selalu ada harapan untuk memiliki keturunan.

Oleh karena itu, ia menekankan agar masyarakat selalu mengecek kondisi organ reproduksi Anda dan pasangan secara berkala supaya mengetahui bagaimana kondisi perseorang pasangan masing-masing tersebut.

Mengecek kondisi reproduksi secara berkala juga bisa meminimalisir resiko kejadian tidak diinginkan lainnya.

"Tetap berpikir positif, dan (pasangan infertilitas idiopatik) tetap jalani program kehamilan dengan penuh kesabaran," ucap dia.

Baca juga: Bayi Tabung, Membuka Peluang Kehamilan Pasangan dengan Infertilitas

Ilustrasi infertilitasjuststock Ilustrasi infertilitas

Terapi pasangan infertilitas idiopatik

Gita menyebutkan ada beberapa cara untuk mencapai kehamilan pada pasangan yang mengalami infertilitas idiopatik yaitu sebagai berikut:

1. Manajemen ekspektatif

Tingkat kehamilan spontan pada pasangan dengan infertilitas idopatik cukup tinggi.

"Karenanya melakukan hubungan teratur 1-2 hari sekali pada masa subur sangatlah penting untuk mendapatkan kehamilan," kata dia.

Masa subur bagi wanita adalah 10-17 hari setelah hari pertama haid terakhir.

Adapun, manajemen ekspektatif ini utamanya dapat dilakukan pada pasangan dengan usia wanita di bawah 35 tahun dan usia pernikahan di bawah 2 tahun.

Baca juga: Kok Bisa Antibodi Istri Sebabkan Infertilitas Tak Terjelaskan?

 

Tingkat kehamilan secara spontan pada pasangan infertilitas idiopatik, bahkan lebih tinggi daripada pasangan dengan penyebab infertilitas yang lainnya.

Hal ini disampaikan dokter Gita berdasarkan sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa angka kehamilan secara spontan terjadi sebanyak 13-15 persen pada percobaan tahun pertama.

Bahkan, memiliki kecenderungan meningkat menjadi 35 persen pada percobaan tahun berikutnya.

"Akan tetapi, angka kehamilan secara spontan terus menurun dengan durasi infertilitas lebih dari tiga tahun dan pada pasangan yang wanitanya berusia di atas 30 tahun," ujarnya.

Baca juga: 3 Cara Dokter Mendeteksi Infertilitas, Gangguan Kesuburan Suami Istri

Ilustrasi hamil, ilustrasi hamil, bayi tabung, bayi tabung.Shutterstock/Africa Studio Ilustrasi hamil, ilustrasi hamil, bayi tabung, bayi tabung.

2. Inseminasi intrauterine

Terapi kehamilan berikutnya, jika tidak dapat dengan manajemen ekspekstatif saja, maka akan disarankan untuk melakukan terapi dengan metode inseminasi intrauterine.

Inseminasi adalah metode yang dilakukan dengan cara memasukkan sperma yang sudah ditingkatkan kualitasnya langsung ke dalam rongga rahim.

Menurut Gita, cara ini akan meningkatkan keberhasilan kehamilan dengan meniadakan faktor serviks dan antibodi antisperma yang sering dikaitkan sebagai penyebab infertilitas idiopatik.

Umumnya inseminasi intrautrine ini akan dikombinasikan dengan pemberian obat-obatan penyubur seperti klomifen sitrat, letrozole, atau gonadotropin.

Baca juga: Infertilitas Dialami 3 dari 200 Wanita, Haruskah Bayi Tabung?

 

3. Program bayi tabung

Terapi yang ketiga bagi pasangan dengan infertilitas idiopatik, yang masih belum juga hamil setelah menjalankan managemen ekspektatif dan inseminasi intrauterine adalah bisa melakukan program bayi tabung (in vitro fertilization).

Program bayi tabung adalah teknologi reproduksi berbantu (TRB), di mana pembuahan sel telur oleh sel sperma terjadi di luar tubuh wanita (in vitro).

Kemudian, embrio hasil pembuahan akan ditempatkan kembali ke dalam rahim wanita tersebut.

"Keberhasilan program bayi tabung pada pasangan yang mengalami infertilitas idiopatik mempunyai angka keberhasilan yang cukup tinggi yakni 30-40 persen," jelasnya.

Baca juga: Punya Gangguan Kesuburan Infertilitas Idiopatik, Mungkinkah Bisa Hamil?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com