Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Kelor si Tanaman Superfood, dari Manfaat hingga Budidaya

Kompas.com - 22/03/2021, 12:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Daun kelor (Moringa oleifera) dikenal masyarakat dapat mengusir setan.

Terlepas dari mitos yang melekat, daun kelor sebenarnya kaya manfaat bagi kesehatan. Tak heran, bahan pangan satu ini disebut superfood.

Bahkan, Organisasi Pangan Dunia Food and Agriculture Organization (FAO) sempat memasukkan kelor sebagai Crop of the Month di tahun 2018.

Apa sih daun kelor, dari mana asalnya, dan apa saja manfaatnya? Berikut serba-serbi daun kelor yang telah kami rangkum untuk Anda.

Baca juga: Manfaat Daun Sembung untuk Kesehatan dan Resep Herbalnya

Mengenal kelor

Mengutip laman resmi Kementerian Pertanian-Direktorat Jenderal Perkebunan, perbenihan.ditjenbun.pertanian.go.id, kelor (Moringa oleifera) merupakan salah satu jenis tanaman multiguna.

Kelor dapat tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai di ketinggian 1.000 meter di atas permukaan air laut (m dpl).

Penyebaran kelor menyebar mulai dari Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat.

Berikut ciri-ciri kelor:

  • Kelor memiliki batang berkayu (lignosus), tegak, berwarn aputih kotor, kulit tipis, permukaan kasar.
  • Tinggi tanaman dapat mencapai 10 meter dengan percabangan simpodial, arah cabang tegak atau miring.
  • Kelor memiliki daun majemuk, bertangkai panjang, tersusun berseling, beranak daun gasal (imparipinnatus).
  • Buah berbentuk panjang bersegi tiga, panjang 20-60 cm. Buah muda berwarna hijau, setelah tua menjadi cokelat, bentuk biji bulat berwarna cokelat kehitaman, berbuah setelah berumur 12-16 bulan.
  • Akar tunggang, berwarna putih, membesar seperti lobak.

Foto dirilis Rabu (27/1/2021), memperlihatkan pekerja menunjukkan daun kelor yang baru saja dipanen di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu, Sulawesi Tengah. Selain digunakan sebagai pagar alami rumah, Kelor di Palu semakin berkembang menjadi andalan ekspor yang mendunia.ANTARA FOTO/BASRI MARZUKI Foto dirilis Rabu (27/1/2021), memperlihatkan pekerja menunjukkan daun kelor yang baru saja dipanen di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu, Sulawesi Tengah. Selain digunakan sebagai pagar alami rumah, Kelor di Palu semakin berkembang menjadi andalan ekspor yang mendunia.

Budidaya kelor

Kelor dapat tumbuh subur jika ditanam di area yang memenuhi syarat berikut:

  • Iklim : Tropis atau sub-Tropis
  • Ketinggian : 0 – 000 meter dpl (sebaiknya di bawah 300 m dpl)
  • Suhu : 25 – 35 derajat Celsius
  • Curah Hujan : 250 mm – 2000 mm per tahun.
  • Irigasi dan Pengaturan air yang baik diperlukan jika curah hujan kurang dari 800 mm
  • Tipe tanah : berpasir atau lempung berpasir (porous/berpori)
  • PH Tanah : 5 – 9
  • Pilih daerah di mana tanah yang berpengairan. Hal ini membantu untuk membuang kelebihan air dari tanah dan memungkinkan pertukaran bebas dari gas antara atmosfer dan partikel tanah. Hindari tanah liat yang menjadi lengket ketika basah dan sangat keras saat kering. Usahakan pilih tanah yang tidak terdapat banyak rayap dan harus berada di daerah terbuka yang menerima sinar matahari penuh.
  • Areal tanaman harus dilindungi dari hewan berkeliaran bebas oleh pagar alami atau buatan yang memadai. Berdasarkan pengalaman kami, lebih dekat ke pantai, tanaman Kelor tumbuh lebih baik.

Kelor sangat mudah ditanam baik dengan menggunakan setek maupun biji.

Perbanyakan dengan setek cenderung memberikan produksi biomas yang lebih banyak karena tanaman cenderung menghasilkan banyak cabang yang rimbun.

Perbanyakan dengan biji menyebabkan tanaman cenderung tumbuh keatas dengan batang utama dan percabangan yang sedikit.

Stek Batang

Perbanyakan dengan batang membutuhkan batang stek dengan tinggi antara 0,5 – 1,5 m disesuaikan dengan kebutuhan dan diameter 4 - 5 cm.

Penanaman dengan membuat lubang sedalam 10 – 15 cm dan dihindari melakukan tujak langsung yang dapat merusak bagian kulit ujung batang sehingga mengganggu tempat pertumbuhan perakaran.

Batang setek yang digunakan sebaiknya berasal dari tanaman yang sehat dan berumur lebih dari enam bulan.

Tanaman yang berasal dari stek batang, tidak akan memiliki sistem akar yang mendalam dan akan lebih sensitif terhadap angin dan kekeringan. Stek batang juga lebih sensitif terhadap serangan rayap.

Benih / Biji Kelor

Tanaman yang diperbanyak dengan biji mempunyai pertumbuhan yang sangat lamban pada awal, karena pertumbuhan lebih kepada pengembangan akar, sehingga tanaman sangat rentan terhadap persaingan dengan gulma.

Tanaman perlu disiangi dengan teratur, namun setelah akar bertumbuh dengan baik, tanaman menjadi lebih kokoh, tumbuh dengan cepat, tahan kekeringan dan mampu mengasilkan biomas daun yang tinggi.

Budidaya komersial, sebaiknya menggunakan perbanyakan dengan biji, perlu dilakukan beberapa perlakuan untuk dapat mempercepat pertumbuhan Kelor yang ditanam dengan biji.

Ilustrasi daun kelor (Moringa oleifera)SHUTTERSTOCK/Red Confidential Ilustrasi daun kelor (Moringa oleifera)

Si kecil pangan super

Diberitakan Kompas.com, 17 Januari 2020, dalam buku Tanaman Kelor: Nilai Gizi, Manfaat, dan Potensi Usaha (2018) oleh F.G. Winarno, kelor termasuk satu di antara delapan mega superfood (pangan super).

Superfood merupakan pangan fungsional yang bergizi tinggi dan kaya fitokimia yang bermanfaat bagi tubuh dan kesehatan.

Dengan reputasinya yang sudah dipercaya sejak bertahun-tahun silam, daun kelor juga dipercaya punya segudang manfaat.

Baca juga: Mengenal Tanaman Porang, dari Manfaat, Budidaya, hingga Jenis

Berikut khasiat daun kelor untuk kesehatan yang sudah terbukti secara ilmiah. Antara lain:

  • Daun kelor adalah sumber vitamin dan mineral yang baik untuk tubuh.
  • Kaya akan antioksidan
  • Membantu menurunkan kadar gula darah
  • Daun kelor mengandung isotiosianat, yang merupakan zat antiperadangan. Sehingga, tumbuhan ini dipercaya dapat membantu meredakan peradangan yang terjadi di tubuh.
  • Dapat membantu menurunkan kolesterol
  • Dapat melindungi tubuh dari racun arsenik
  • Membantu mengatasi kanker
  • Kandungan antioksidan serta zat-zat kimia yang ada dalam daun kelor, dipercaya dapat meredakan stresdan peradangan di otak. Hal ini membuatnya baik untuk meningkatkan daya ingat.
  • Ekstrak daun kelor, disebut berpotensi mengatasi dislipidemia, salah satu jenis penyakit jantungakibat naiknya kadar kolesterol serta trigliserida di tubuh.
  • Kandungan zat besi yang cukup tinggi di dalam daun kelor membuatnya dipercaya dapat membantu mencegah anemia.
  • Dapat membantu meredakan infeksi yang terjadi akibat bakteri.
  • Dapat membantu meningkatkan kadar antioksidan pada wanita yang telah mengalami menopause.
  • Baik untuk anak yang malnutrisi

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com