Para peneliti berspekulasi bahwa perilaku ini disebabkan oleh cara berburu burung.
Jika burung berburu dengan cara mendeteksi gerakan maka serangga yang "mati" dan tak bergerak adalah sasaran yang sulit.
Sebaliknya, serangga yang bergerak di sekitar lebih mudah dideteksi dan dimangsa.
Itulah mengapa strategi pura-pura mati menjadi taktik yang jitu supaya terbebas dari pemangsa.
Ibaratnya, strategi pura-pura mati hampir seperti teknik yang digunakan pesulap untuk mengalihkan perhatian penonton saat melakukan trik sulap.
Baca juga: Populasi Menurun, Ahli Sebut Pertanda Kiamat Serangga Sudah Dekat
"Saya menemukan perilaku ini benar-benar memikat sekaligus membingungkan. Taktik tersebut adalah konsep. Bersembunyi dari pemangsa dan mereka tak akan bisa menebak berapa lama itu akan berlangsung," kata Franks.
Meski begitu, peneliti menyebut bahwa tak ada manfaat pura-pura mati terlalu lama.
Dalam pemodelan, periode imobilisasi yang lama justru tak akan memberikan perlindungan yang lebih baik. Alasannya, serangga justru berisiko untuk dimangsa oleh pemakan bangkai.
Temuan tentang mekanisme pertahanan hidup serangga unik ini dengan pura-pura mati telah dipublikasikan di jurnal Biology Letters.
Baca juga: Krisis Iklim Bikin Serangga Penyerbuk di Ekosistem Indonesia Terancam
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.