Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berumur 70 Tahun, Burung Liar Tertua Ini Masih Produktif Bertelur

Kompas.com - 06/03/2021, 12:03 WIB
Monika Novena,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Burung laut liar bernama Wisdom mencatatkan dalam sejarah sebagai burung tertua yang masih produktif.

Spesies burung Albatross Laysan (Phoebastria immutabilis) ini diketahui berhasil menetaskan anak yang ke-40 pada umur 70 tahun.

Suatu prestasi yang memperluas batas pengetahuan manusia tentang cara hidup burung.

Seperti dikutip dari Independent, Jumat (5/3/2021), bulan Februari lalu, anaknya menetas di Midway Atoll, sebidang tanah kecil di tengah Samudra Pasifik Utara.

Baca juga: Penting untuk Ekosistem, Kotoran Burung Laut Bernilai Triliunan Rupiah

Di tempat tersebut, Wisdom membesarkan anaknya dengan pasangannya saat ini, bernama Akeakamai. Setidaknya menurut US Fish and Wildlife Service (USFWS), Wisdom dan Akeakamai sudah berpasangan sejak 2010.

Albatross dianggap sebagai spesies setia yang berpasangan seumur hidup. Berhubung Wisdom memiliki umur panjang, ia harus menemukan beberapa pasangan baru.

Kembalinya Wisdom ke Midway Atoll pada November tahun lalu merupakan kedatangan menarik bagi petugas satwa liar. Pasalnya itu akan menandai ulang tahun sekaligus untuk membesarkan anak lainnya.

"Setiap tahun setelah Wisdom kembali, kami mempelajari lebih lanjut tentang berapa lama burung laut dapat hidup dan memelihara anak mereka," kata Beth Flint, ahli biologi dari US Fish and Wildlife Service (USFWS).

Wisdom tak hanya menginspirasi pecinta burung di mana saja, tetapi membantu para ahli lebih memahami bagaimana dapat melindungi burung laut dan habitat yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup di masa depan.

Hingga awal abad ke-21, albatross diperkirakan hanya hidup sampai usia 40 tahun. Tetapi rupanya Wisdom telah menulis ulang buku-buku sejarah alam.

Kembali ke tahun 2002, ahli biologi Chandler Robbins dari USFWS yang bekerja di Midway Atoll, melihat seekor burung dengan cincin penanda compang-camping yang perlu diganti.

Ia menemukan burung itu ternyata sudah berumur 51 tahun. Robbins juga makin terkejut menyadari kalau dia sendiri yang memasang cincin penanda pada tahun 1956.

Albatross Laysan sendiri menghabiskan sekitar 90 persen dari seluruh hidupnya di udara atau laut saat berada di Pasifik Utara.

Tak heran, Wisdom merupakan sebuah prestasi yang luar biasa. Hal tersebut mengingat kehidupan albatros yang luar biasa sulit ditambah lagi ancaman yang harus mereka hadapi.

Bukan hanya badai, tsunami, dan predator alami, tetapi juga krisis iklim serta memburuknya tingkat polusi plastik dan limbah lainnya.

Baca juga: Serba-serbi Hewan: Suara Burung Hantu Punya Banyak Makna

Albatros biasanya tak bertelur setiap tahun dan ketika mereka bertelur, mereka hanya bertelur satu. Jadi setiap anak yang menetas dan bertahan hingga dewasa menjadi hal berharga bagi masa depan populasi burung laut itu.

"Kami tak tahu persis banyak anak yang pernah ia besarkan. Tapi setidaknya ia sudah menghasilkan 35 anak," ungkap Flint.

Di Hawaii, spesies yang dikenal sebagi m?l?, juga merupakan bagian penting dari budaya asli, mewakili dewa pertanian Lono yang melambangkan hujan, kesuburan, dan musik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com