Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Varian Corona Rusia B.1.1.317, Ini yang Harus Anda Ketahui

Kompas.com - 05/03/2021, 17:30 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com - Varian baru virus corona Covid-19 dari Rusia yang bernama B.1.1.317 baru saja terdeteksi di Australia.

Per hari ini, varian baru ini telah dikonfirmasikan menginfeksi lima orang di negara bagian Queensland. Kelima orang tersebut di kota Brisbane menggunakan pesawat Qatar Airways pada bulan lalu.

Sementara itu, ada satu penumpang lagi yang positif terinfeksi Covid-19. Namun penumpang tersebut berada si Selandia Baru, dan belum ketahui apakah virus yang menginfeksi juga varian B.1.1.317.

Melansir dari ABC, Kamis (4/3/2021); varian B.1.1.317 pertama kali terdeteksi di Rusia.

Baca juga: 4 Varian Baru Virus Corona yang Mengkhawatirkan, Salah Satunya B.1.1.7

Meski demikian, Dr Kirsty Short yang merupakan pakar virologi di University of Queensland berkata bahwa varian ini mungkin tidak muncul untuk kali pertama di Rusia.

Setelah terdeteksi di Rusia, virus ini diketahui telah menyebar Inggris Raya, Thailand dan Swiss sejak awal Desember 2020.

Seberapa menular?

Sebagai varian baru, masih banyak yang belum diketahui oleh para ahli. Termasuk kemampuannya menular.

Namun, Peter Collignon, Profesor Penyakit Menular di ANU Medical School, menyampaikan bahwa dia tidak akan kaget bila ada varian virus corona tertentu yang lebih menular dari varian lainnya.

Dia memberi contoh, yakni varian Inggris B.1.1.7.

"Butuh waktu beberapa bulan untuk menjadi yakin bahwa varian Inggris lebih menular. Tapi apakah itu disebabkan oleh variannya sendiri, atau karena ada lebih banyak orang muda yang menularkannya?," ujarnya.

Baca juga: Antisipasi Varian Baru Virus Corona, Pemerintah Bentuk Tim Genomik Surveilans

Profesor Kesehatan Masyarakat Queenland University of Technology (QUT) Gerry Fitzgerald juga sependapat. Dia berkata bahwa pada umumnya, varian baru memang lebih menular dari varian yang sudah ada sebelumnya. Hal ini karena varian yang kurang menular akan mati dengan sendirinya.

Meski demikian, lebih menular bukan berarti lebih mematikan. Menurut Fitzgerald, varian-varian baru yang ada saat ini justru tampak tidak lebih menular dari yang lama atau yang pertama kali menyebabkan wabah.

Tidak perlu panik dan bisa dicegah

Kemunculan varian baru virus corona memang bukan berita yang menyenangkan. Namun,  mengingatkan untuk tidak panik berlebihan ketika varian baru muncul, termasuk B.1.1.317.

Dia mengatakan, ini seperti varian-varian lain yang telah kita dengan, varian Afrika Selatan, lalu varian Brasil dan sekarang ada varian Kalifornia, varian New York.

"Beberapa dari mereka memang lebih menyebar, tetapi tampaknya ada reaksi berlebihan terhadap varian ini," ujarnya.

Collignon lantas menegaskan bahwa varian corona baru menyebar dengan cara yang sama dengan virus corona Covid-19 biasa, yakni melalui droplet.

Baca juga: Mutasi Virus Corona B.1.1.7 Masuk Indonesia, Gejala Mirip Varian Asli

Oleh karena itu, penularan varian corona Rusia ini dan varian-varian lainnya bisa dihindari jika taat melaksanakan protokol yang telah ditetapkan.

Untuk diketahui, protokol pencegahan infeksi Covid-19 bisa disingkat 5M, yaitu memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan membatasi mobilisasi dan interaksi.

Diduga bisa ditangkal dengan vaksin

Untuk saat ini, masih banyak yang belum diketahui mengenai varian baru B 1.1.317, termasuk efektivitas vaksin terhadapnya.

Namun melihat hasil penelitian awal bahwa vaksin yang ada masih bisa menetralkan gejala akibat varian Inggris dan Afrika Selatan, Fitzgerald merasa optimis.

Baca juga: Mutasi Virus Corona B.1.1.7 Ditemukan di Indonesia, Ini 4 Hal yang Perlu Diketahui

Dia berkata bahwa vaksin yang ada mungkin juga sama efektifnya terhadap varian baru.

"Ini informasi baru yang ada, dan risetnya masih berjalan saat kita membicarakan hal ini jadi itu masih bisa berubah," ujarnya.

"Namun, pada saat ini masih ada ketenangan, saya rasa, di antara komunitas ilmiah bahwa vaksin-vaksin yang ada bisa melindungi dari varian baru," imbuhnya lagi.

Profesor Kirsten Spann yang merupakan pakar virologi dari QUT juga sependapat.

Dia berkata bahwa pada saat ini belum banyak yang melaporkan mengenai varian baru ini, termasuk di mana letak mutasinya dan apakah mutasinya mengubah protein spike yang memengaruhi kemampuan virus untuk menginfeksi.

"Apakah mutasinya seperti itu (mengubah protein spike) atau tidak, saya membayangkan belum ada yang tahu, namun saya yakin orang-orang sedang mengujinya," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com