Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hiu Glow In the Dark Ditemukan di Perairan Selandia Baru

Kompas.com - 05/03/2021, 08:01 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

KOMPAS.com - Para ilmuwan mengatakan mereka telah menemukan tiga spesies hiu laut dalam di perairan Selandia Baru yang dapat bersinar di dasar laut yang gelap.

Spesies tersebut dikumpulkan dari Chatham Rise, sebuah area dasar laut di sebelah timur Selandia Baru, pada Januari tahun lalu, ungkap penelitian tersebut.

Salah satunya, hiu sirip layang-layang atau kitefin shark (Dalatias licha), yang saat ini menjadi vertebrata bercahaya terbesar yang diketahui dan panjangnya dapat mencapai hingga 180cm.

Selain hiu sirip layang-layang, hiu glow in the dark juga ditemukan pada Hiu lentera perut hitam atau blackbelly lanternshark (Etmopterus lucifer) dan southern lanternshark (Etmopterus granulosus).

Baca juga: Viral Bayi Hiu Berwajah Mirip Manusia, Peneliti Sebut karena Kelainan Genetis

Menurut penelitian tersebut, ketiga spesies hiu itu mampu bercahaya dalam gelap atau glow in the dark karena memiliki apa yang disebut Bioluminescence.

Bioluminescence adalah emisi cahaya yang dihasilkan oleh makhluk hidup karena adanya reaksi kimia tertentu.

Hiu sirip layang-layang atau Kitefin shark (Dalatias licha).Wikimedia Commons Hiu sirip layang-layang atau Kitefin shark (Dalatias licha).

Ketiga spesies tersebut sudah diketahui oleh para ahli biologi kelautan. Namun ini adalah pertama kalinya fenomena bioluminescence diidentifikasi ada di dalamnya.

Meskipun banyak hewan laut — serta beberapa serangga seperti kunang-kunang — menghasilkan cahayanya sendiri, ini adalah pertama kalinya ditemukan pada hiu yang lebih besar.

Para peneliti menduga bagian bawah hiu yang bercahaya dapat membantu mereka bersembunyi dari predator atau ancaman lain yang berada di bawah mereka.

Hiu lentera perut hitam atau Blackbelly lanternshark (Etmopterus lucifer)www.sharkwater.com Hiu lentera perut hitam atau Blackbelly lanternshark (Etmopterus lucifer)

Mereka mengatakan bioluminescence dicapai melalui ribuan photophores (sel penghasil cahaya) yang terletak di dalam kulit hiu.

Ketiga spesies yang diteliti mendiami ruang yang disebut zona mesopelagik, acap disebut zona senja, yang berkisar dari kedalaman 200 meter hingga 1.000 meter — kedalaman maksimum yang dapat ditembus oleh sinar matahari.

Spesies ini menghadapi lingkungan tanpa tempat untuk bersembunyi, sehingga diperlukan kontra iluminasi sebagai bentuk kamuflase, demikan penjelasan para peneliti.

Dalam studi tersebut, para ilmuwan dari Université Catholique de Louvain di Belgia dan Institut Penelitian Air dan Atmosfer Nasional di Selandia Baru menjelaskan pentingnya Bioluminescence bagi makhluk laut.

"Ini sering dilihat sebagai peristiwa spektakuler, tidak biasa di laut, tetapi mengingat betapa luasnya laut dalam dan keberadaan organisme bercahaya di zona ini, kini semakin jelas bahwa menghasilkan cahaya di kedalaman harus memainkan peran penting dalam ekosistem terbesar di planet kita".

Hiu lentera selatan atau southern lanternshark (Etmopterus granulosus)Wikipedia via BBC Indonesia Hiu lentera selatan atau southern lanternshark (Etmopterus granulosus)

Sekilas tentang ketiga spesies hiu glow in the dark

1. Hiu sirip layang-layang atau kitefin shark (Dalatias licha)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com