Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Varian Baru Virus Corona yang Mengkhawatirkan, Salah Satunya B.1.1.7

Kompas.com - 04/03/2021, 10:38 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber CNN

KOMPAS.com - Varian baru virus corona Inggris, atau yang disebut virus Kent - B.1.1.7 - sudah masuk Indonesia.

Di negara-negara lain, varian baru Covid-19 terus bermunculan. Seperti varian yang diduga memicu lonjakan kasus di wilayah Amazon Brasil muncul di Minnesota.

Kemudian varian virus corona yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan sudah muncul di Carolina Selatan dan Maryland.

Maraknya varian baru yang terus bermunculan di banyak negara bukan hal yang mengejutkan bagi para ilmuwan. Bagaimanapun, semua jenis virus termasuk corona SARS-CoV-2 selalu berubah dan berkembang.

Ditambah lagi, penyebaran virus yang tidak terkendali di seluruuh dunia membuat virus memiliki banyak kesempatan untuk terus bermutasi.

Setidaknya ada empat varian baru yang sangat mengkhawatirkan.

Baca juga: Mutasi Virus Corona B.1.1.7 Masuk Indonesia, Ini Macam Varian Covid-19

"Varian yang telah diidentifikasi baru-baru ini tampaknya menyebar dengan lebih mudah. Varian tersebut lebih mudah menular, yang dapat menyebabkan peningkatan jumlah kasus, dan peningkatan tekanan pada sistem kesehatan yang sudah kelebihan beban," ujar Dr. Rochelle Walensky, direktur baru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), dilansir CNN Kamis (11/2/2021).

Hal yang paling ditakuti oleh para ilmuwan adalah virus akan bermutasi hingga menyebabkan penyakit yang lebih parah, melewati kemampuan tes untuk mendeteksi, atau vaksinasi tidak bisa memberi perlindungan.

Sementara beberapa varian baru tampaknya memiliki perubahan yang memengaruhi respons imun, itu hanya berbeda sedikit.

Apa saja empat varian virus corona yang sangat mengkhawatirkan itu?

1. Varian B.1.1.7

Daftar pertama varian baru yang paling mengkhawtirkan bagi peneliti AS adalah varian B.1.1.7 yang pertama kali dikonfirmasi di Inggris.

Adanya varian B.1.1.7 yang masuk Indonesia juga membuat masyarakat khawatir. Terutama karena virus ini disebut lebih mudah menular.

Varian baru virus corona yang ditemukan di Inggris memiliki mutasi pada bagian receptor-binding domain, yang digunakan virus untuk menginfeksi sel tubuh manusia.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Varian baru virus corona yang ditemukan di Inggris memiliki mutasi pada bagian receptor-binding domain, yang digunakan virus untuk menginfeksi sel tubuh manusia.

Kendati demikian, para ilmuwan mengatakan dengan yakin bahwa sistem kekebalan kita masih dapat menangani varian yang bermunculan saat ini, terutama B.1.1.7.

"Sejauh yang kami tahu, transmisi atau penularan virus terjadi dengan cara yang persis sama seperti sebelumnya," ucap Gregory Armstrong yang memimpin kantor deteksi molekuler lanjutan di CDC kepada CNN.

Itu artinya, tindakan pencegahan untuk mengurangi penyebaran varian baru B.1.1.7 sama seperti sebelumnya.

Tetap galakkan dan lakukan 5M, yakni:

  • Memakai masker
  • Menjaga jarak 1-2 meter
  • Mencuci tangan dengan sabun
  • Menghindari kerumunan atau keramaian
  • Mengurangi mobilitas

Kendati cara penularan varian B.1.1.7 sama, tapi mutasi pada varian ini membantu memasuki sel manusia dengan lebih mudah.

Berarti, jika seseorang menghirup udara yang mengandung partikel virus di dalamnya, partikel itu akan lebih mungkin menginfeksi beberapa sel di sinus atau hidung, dan akhirnya masuk ke paru-paru.

Perubahan yang mengkhawatirkan dari varian B.1.1.7 adalah lonjakan protein spike yang ada pada permukaan virus (berupa paku-paku di permukaan dan menjadi pintu masuk virus ke sel) lebih mudah menempel di sel.

Inilah yang membuat orang lebih mungkin terinfeksi saat terpapar virus corona SARS-CoV-2 dengan varian B.1.1.7.

Oleh sebab itu, kita semua perlu lebih keras untuk mencegah penyebaran dengan terus menerapkan protokol kesehatan 5M sembari menunggu vaksinasi.

"Untuk menghentikan transmisi, kita memerlukan kecepatan yang lebih tinggi dari apa yang kita lakukan untuk memperlambat transmisi," kata Armstrong.

"Kita perlu lebih memperhatikan penggunaan masker dan perlu meningkatkan cakupan vaksin."

Ada beberapa laporan yang membingungkan tentang apakah B.1.1.7 telah menyebabkan penyakit yang lebih parah di Inggris.

"Data terbaru dari Inggris menunjukkan bahwa (B.1.1.7) tampaknya sedikit lebih ganas. Artinya berpotensi menyebabkan penyakit yang lebih serius," Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular Dr. Anthony Fauci.

Baca juga: Mutasi Virus Corona B.1.1.7 Masuk Indonesia, Gejala Mirip Varian Asli

2. Varian B.1.351

Varian yang pertama kali terlihat di Afrika Selatan dikenal sebagai B.1.351 atau 501Y.V2.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), varian ini sudah menyebar ke lebih 30 negara lain.

"Varian yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan telah menyebar dengan cepat ke luar Afrika. Dan apa yang membuat saya terjaga di malam hari saat ini adalah kemungkinan besar (varian B.1.351) beredar di sejumlah negara Afrika," Dr. Matshidiso Moeti, direktur regional WHO untuk Afrika.

Varian B.1.351 memiliki pola mutasi berbeda yang menyebabkan lebih banyak perubahan fisik pada struktur protein lonjakan (spike protein) daripada yang terjadi pada varian B.1.1.7.

Relawan menunggu untuk diperiksa di fasilitas uji coba vaksin yang ditetapkan di Rumah Sakit Chris Sani Baragwanath di Soweto di luar Johannesburg, Afrika Selatan, Senin 30 November 2020. Lebih dari 2000 relawan Afrika Selatan mengikuti uji coba vaksin virus corona eksperimental AstraZeneca.AP/Jerome Delay Relawan menunggu untuk diperiksa di fasilitas uji coba vaksin yang ditetapkan di Rumah Sakit Chris Sani Baragwanath di Soweto di luar Johannesburg, Afrika Selatan, Senin 30 November 2020. Lebih dari 2000 relawan Afrika Selatan mengikuti uji coba vaksin virus corona eksperimental AstraZeneca.

Satu mutasi penting, yang disebut E484K, tampaknya memengaruhi domain pengikat reseptor, bagian dari protein lonjakan yang paling penting untuk melekat pada sel.

Hal ini dapat membantu sebagian virus "melarikan diri" dari efek vaksin.

"Ada lebih banyak kekhawatiran tentang kekebalan," kata Armstrong.

Pembuat vaksin dan peneliti akademis sedang menguji sampel varian ini, untuk melihat apakah varian B.1.351 dapat menghindari respons imun yang disebabkan oleh vaksinasi.

Sejauh ini, ilmuwan dari Pusat Pengendalian AIDS Aaron Diamond di Universitas Columbia dan di tempat lain yang menguji versi buatan laboratorium dari mutasi virus terhadap darah orang yang divaksinasi.

Temuan mereka, memang ada efek vaksinasi yang berkurang dari varian B.1.351, tapi itu tidak berarti dapat melemahkan perlindungan. Setidaknya saat ini belum.

Pembuat vaksin yang berbasis di Maryland, Novavax, merilis hasil awal dari vaksin virus corona pada Kamis yang menunjukkan sementara vaksin mereka memiliki keefektifan lebih dari 89 persen dalam uji coba Fase 3 di Inggris.

Uji coba Fase 2 yang lebih kecil dan lebih awal dilakukan di Afrika Selatan saat varian B.1.351 beredar menunjukkan kemanjuran hanya 60 persen.

Untuk berjaga-jaga, Pfizer dan Moderna mengatakan mereka sedang bekerja untuk membuat vaksin penguat yang akan menangani versi mutan.

Rancangan vaksin dimaksudkan untuk membuat proses yang cepat dan mudah - cukup dengan memasukkan versi baru dari kode genetik yang digunakan untuk menghasilkan vaksin baru.

Fauci mengatakan meski begitu, ada bantalan kekebalan ekstra yang disebabkan oleh vaksinasi. Ini memberi ruang gerak.

"Kabar baiknya adalah, vaksin yang ada sekarang masih akan efektif melawan mutasi," kata Fauci.

Pekerja menggunakan masker saat berjalan menuju perkantoran di Kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (21/9/2020). PSBB kembali diterapkan mulai tanggal 14 September 2020, berbagai aktivitas kembali dibatasi yakni aktivitas perkantoran, usaha, transportasi, hingga fasilitas umum.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Pekerja menggunakan masker saat berjalan menuju perkantoran di Kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (21/9/2020). PSBB kembali diterapkan mulai tanggal 14 September 2020, berbagai aktivitas kembali dibatasi yakni aktivitas perkantoran, usaha, transportasi, hingga fasilitas umum.

3. Varian P.1

Varian yang diduga memicu kebangkitan penyebaran virus di Brasil muncul di Minnesota untuk pertama kalinya pada Januari.

Itu terjadi pada seorang musafir dari Brasil, jadi belum ada indikasi penyebaran komunitas.

Varian ini, disebut P.1, ditemukan di 42 persen spesimen dalam satu survei yang dilakukan di kota Manaus di Brasil, dan pejabat Jepang menemukan varian tersebut pada empat pelancong dari Brasil.

"Munculnya varian ini menimbulkan kekhawatiran tentang potensi peningkatan penularan atau kecenderungan untuk infeksi ulang SARS-CoV-2 pada individu," kata CDC.

P.1 juga membawa mutasi E484K.

4. Varian L452R

Terakhir, ada varian yang terlihat di California, serta puluhan negara bagian AS lainnya.

"Kami belum tahu banyak tentang yang satu ini," kata Armstrong.

Varian L452R juga memiliki mutasi pada domain pengikat reseptor protein lonjakan (protein spike).

Varian L452R ditemukan secara umum, tapi belum jelas apakah varian ini lebih mudah menular.

Jenis virus apa pun dapat menjadi lebih umum karena apa yang dikenal sebagai efek pendiri.

"Efek pendiri adalah masalah virus berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat," kata Armstrong.

Jika galur tertentu kebetulan bersirkulasi saat penularan meningkat karena perilaku manusia, galur tersebut akan terus berlanjut dan menjadi lebih umum bukan karena penyebarannya lebih mudah, tetapi karena galur itu ada di sana.

Diperlukan lebih banyak penelitian untuk menunjukkan apakah varian ini dapat meningkatkan penyebaran virus yang sudah astronomis.

Baca juga: Varian Virus Corona Brasil Disebut Ilmuwan Lebih Mudah Menular

"Munculnya varian menggarisbawahi perlunya tindakan kesehatan masyarakat," saran Walensky.

"Pertama, dapatkan vaksinasi saat giliran Anda. Selain itu, beberapa orang mungkin memerlukan bantuan untuk divaksinasi - harap pertimbangkan untuk membantu tetangga dan orang yang Anda cintai menjadwalkan atau melakukan perjalanan ke tempat pertemuan mereka. Kedua, kenakan masker. Jaga jarak dan cuci tangan Anda. Dan akhirnya, sekarang bukan waktunya untuk bepergian."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com