Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/03/2021, 17:03 WIB


KOMPAS.com- Setahun pandemi Covid-19 mewabah di Indonesia, banyak sekali teori konspirasi yang ikut mewarnai sumber-sumber informasi terkait pandemi ini di tanah air.

Teori konspirasi yang banyak beredar luas di media massa, justru membuat sebagian besar masyarakat mempercayai teori tersebut dan mengabaikan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 yang memang benar-benar ada.

Ironisnya, kepercayaan terhadap adanya ragam teori konspirasi ini, telah berdampak pada sebagian orang dan bahkan harus meregang nyawa.

Berikut beberapa teori konspirasi virus corona yang hadir selama setahun pandemi Covid-19 di Indonesia.

1. Kebocoran laboratorium biologi

Pada awal-awal kemunculan pandemi virus corona di China dan menyebar di sejumlah negara di dunia, muncul spekulasi teori bahwa penyebab pandemi ini terjadi bukan dari virus SARS-CoV-2 alami melainkan senjata biologis dari laboratorium di China yang bocor.

Baca juga: Ahli Peringatkan Teori Konspirasi Medis Bisa Perburuk Pandemi Corona

 

Klaim rumor ini, seperti dilansir dari Live Science, Senin (20/4/2020), juga menyebut virus tersebut dibuat sebagai senjata biologis atau bioweapon.

Peneliti di Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr R Fera Ibrahim MSc SpMK(K) PhD, mengatakan virus corona memang sudah ada sejak lama, di antaranya menyebabkan wabah SARS dan MERS beberapa waktu lalu. 

Sumber utamanya adalah virus corona dari kelelawar, yang menular melalui hewan perantara masing-masing. 

Sebuah penelitian tentang pandemi Covid-19 yang diterbitkan di jurnal Nature Medicine pada 17 Maret 2020, menunjukkan bukti spesifik yang menyangkal teori konspirasi yang merebak, jika virus corona, SARS-CoV-2 tidak direkayasa di laboratorium di China.

Baca juga: Ini Alasan Mengapa Orang Percaya pada Teori Konspirasi Virus Corona

 

Melansir Science Daily, analisis data sekuens genom dari virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19 menunjukkan virus tersebut adalah produk evolusi alami dan bukan rekayasa genetika di laboratorium. 

"Dengan membandingkan data sekuens genom yang tersedia untuk strain virus corona yang diketahui, kita dapat dengan tegas menentukan bahwa SARS-CoV-2 berasal dari proses alami," kata Kristian Andersen, PhD, seorang profesor imunologi dan mikrobiologi di Scripps Research.

2. Teknologi 5G transmisikan virus corona

Setahun lalu, di tengah pandemi Covid-19, muncul teori konspirasi tentang teknologi 5G yang dikabarkan membantu menstransmisikan (menularkan) virus corona pada manusia.

Baca juga: 342 Tenaga Medis Meninggal karena Covid-19, IDI: Bukan Hoaks dan Konspirasi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com