Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun Pandemi Virus Corona, Manakah Vaksin Covid-19 Terbaik?

Kompas.com - 02/03/2021, 09:03 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber Nature

1. Demografi uji coba vaksin Covid-19

Seperti dalam kasus vaksin Oxford-AstraZeneca, yang mana para pengembang mengumpulkan sedikit data tentang kemanjuran vaksin di antara kelompok usia lanjut (lansia) di atas 65 tahun.

Hal ini membuat Jerman mengesahkan vaksin hanya untuk mereka yang berusia di bawah 65 tahun, meskipun European Medicines Agency telah merekomendasikannya untuk semua orang dewasa.

2. Waktu studi setiap vaksin berbeda

Vaksin dipelajari pada waktu yang berbeda di berbagai negara. Kennedy mengatakan bahwa setiap percobaan hanya dapat memberikan gambaran singkat tentang perlindungan terhadap varian virus yang dominan pada waktu atau tempat itu.

"Angka itu berkaitan dengan titik waktu tertentu. Bagaimana hal itu diterjemahkan menjadi perlindungan selama satu hingga dua tahun tidaklah sama," imbuh dia.

Baca juga: 4 Skenario Asal Mula Virus Corona di Wuhan Menurut WHO

Kondisi ini sangat relevan saat dunia mulai dihadapkan dengan munculnya varian baru virus corona, yang beberapa di antaranya tampak menghindari respons kekebalan tubuh yang dirangsang oleh vaksin.

B.1.351, strain baru virus corona yang paling disoroti di tengah pandei Covid-19 saat ini. Varian baru corona yang kali pertama muncul pada Desember 2020 lalu di Afrika Selatan itu, kini telah menyebar dengan cepat ke seluruh negara di dunia.

Studi laboratorium dan data uji klinis menunjukkan bahwa sebagian besar vaksin masih akan memberikan perlindungan yang signifikan.

Kecuali vaksin AstraZeneca, yang dalam analisis pertama terhadap 2.000 orang di Afrika Selatan, vaksin Covid ini tidak mampu memberi perlindungan dari Covid-19 varian baru, baik yang ringan maupun sedang.

Baca juga: Di Tengah Pandemi Corona, Ilmuwan Coba Kembangkan Vaksin Tahan Panas dan Dingin

Dunia masih menunggu data penting tentang vaksin yang telah diluncurkan saat ini, kata Jerome Kim, direktur jenderal International Vaccine Institute di Seoul, Korea Selatan.

Data awal dari hasil kampanye vaksinasi besar-besaran Israel menunjukkan bahwa vaksin Pfizer bertahan, tetapi perlu waktu berbulan-bulan untuk mengumpulkan data serupa tentang vaksin lain.

Para peneliti juga mulai menguji berbagai dosis, jadwal, dan kombinasi vaksin corona.

Mereka masih belum tahu berapa lama kekebalan yang distimulus oleh vaksin Covid-19 akan bertahan, atau seberapa baik vaksin dapat mengurangi penyebaran virus, semua adalah faktor yang dianggap dapat menunjukkan mana vaksin terbaik untuk mengatasi pandemi virus corona ini.

Baca juga: WHO: Pandemi Virus Corona Lebih Mudah Diatasi Dibandingkan Flu Spanyol

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com