Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER SAINS] WHO: Covid-19 Bakal Jadi Endemik | Sukses Turunkan BB

Kompas.com - 01/03/2021, 09:03 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Peringatan WHO bahwa pandemi Covid-19 bakal jadi endemik menjadi salah satu berita populer Sains edisi Minggu, 28 Februari 2021.

Hal ini sebenarnya sudah disampaikan WHO pada Desember 2020 lalu. Tepatnya dalam pertemuan terakhir WHO dengan WHO di tahun 2020.

Covid-19 jadi endemik maksudnya penyakit ini akan terus hidup berdampingan dengan manusia selama beberapa tahun atau puluhan tahun.

Berita populer lainnya adalah tentang rambut rontok yang menjadi gejala long Covid-19 parah hingga faktor yang menentukan sukses tidaknya penurunan berat badan.

Baca juga: [POPULER SAINS] WHO Bisa Cabut Pandemi Lebih Cepat | Beda Maag dan Gerd

Berikut berita populer Sains edisi akhir pekan yang layak Anda simak.

1. WHO peringatkan Covid-19 bakal jadi endemik

Pada akhir tahun 2020, pakar Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) mengatakan bahwa, pandemi Covid-19 ini bisa menjadi endemik.

WHO menyatakan, meski pandemi virus corona yang kita hadapi saat ini sangat parah, fenomena ini belum tentu yang besar.

Oleh sebab itu, WHO mengingatkan agar dunia bisa belajar untuk hidup berdampingan dengan Covid-19.

"Virus (corona) ditakdirkan akan menjadi endemik. Bahkan saat vaksin mulai diluncurkan," kata Profesor David Heymann, ketua kelompok penasihat strategi dan teknis WHO untuk bahaya infeksi.

Dalam prediksi WHO, virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 akan seperti 4 virus corona lain yang menginfeksi manusia.

Endemik maksudnya kita akan hidup berdampingan dengan virus corona penyebab Covid-19 hingga beberapa tahun atau puluhan tahun. Virus akan terus bermutasi.

“Kita hidup dalam masyarakat global yang semakin kompleks. Ancaman ini akan terus berlanjut. Jika ada satu hal yang perlu kita pelajari dari pandemi ini, dengan semua tragedi dan kehilangan,kita perlu bertindak bersama. Kita perlu melakukan tindakan yang lebih baik setiap hari,” kata Heymann.

Kepala ilmuwan WHO, Dr Soumya Swaminathan menambahkan, pelaksanaan vaksinasi Covid-19 tidak berarti menghentikan protokol kesehatan seperti jaga jarak, mencuci tangan, memakai masker, dan menghindari kerumunan di masa depan.

Swaminathan berkata, peran pertama dari vaksin adalah untuk mencegah penyakit simptomatik, penyakit parah, dan kematian.

Berikut artikel selengkapnya tentang peringatan WHO:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com