Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikira Punah, Lebah Langka Australia Ditemukan Lagi Setelah 100 Tahun

Kompas.com - 26/02/2021, 20:03 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG


KOMPAS.com- Selama ini peneliti menduga jika spesies lebah endemik Australia yang langka ini telah punah sejak lama.

Sepanjang sejarah hanya enam lebah saja yang pernah ditemukan. Data itu tercatat dalam sebuah buku terbitan tahun 1923 di Queensland.

Namun saat melakukan pencarian kembali lebah asli Australia langka tersebut, peneliti ternyata berhasil menemukan jika Pharohylaeus lactiferus tak sepenuhnya punah.

Seperti dikutip dari Phys, Jumat (26/2/2021) Pharohylaeus lactiferus rupanya bisa dijumpai di alam liar selama ini meski mengalami tekanan yang terus meningkat untuk bertahan hidup.

Baca juga: Lebah Madu Ternyata Belajar Mengingat Lokasi Bunga dengan Cara Ini

 

"Ini mengkhawatirkan karena Pharohylaeus lactiferus adalah satu-satunya spesies lebah langka dalam genus Pharohylaeus dan tak ada yang mengetahui mengenai serangga tersebut," kata James Dorey, peneliti dari Flinders University.

Perburuan lebah Pharohylaeus lactiferus dilakukan setelah ahli lebah menyebut ada kemungkinan jika spesies tersebut benar-benar punah.

Peneliti pun lantas melakukan pengambilan sampel ekstensif dari 225 lokasi umum dan 20 lokasi yang ditargetkan di seluruh New South Wales dan Queensland. Hasilnya ternyata menggembirakan.

Dari sampel yang dikumpulkan itu, peneliti menemukan ada tiga populasi lebah langka, Pharohylaeus lactiferus yang mengunjungi spesies tanaman favorit mereka di sepanjang pantai timur Australia.

Baca juga: Pertama Kali, Peneliti Petakan Spesies Lebah di Seluruh Dunia

Ilustrasi lebah menghisap nektar pada bunga. Ilustrasi lebah menghisap nektar pada bunga.

Temuan tersebut menunjukkan kerentanan lebah karena P. lactiferus tampaknya hanya menyukai spesimen bunga tertentu yang cuma ditemukan di dekat hutan hujan tropis atau sub tropis.

"Kemungkinan Pharohylaeus lactiferus hanya mengunjungi pohon firewheel, Stenocarpus sinuatus (Proteaceae), dan pohon api illawarra, dan juga Brachychiton acerifolius (Malvaceae)," jelas Dorey.

Selain itu peneliti juga un menyimpulkan jika populasi lebah langka P. lactiferus rentan punah karena perusakan habitat seperti perubahan penggunaan lahan atau kebakaran.

Baca juga: Kekurangan Serbuk Sari untuk Makanan, Lebah Paksa Tanaman Berbunga

 

Australia telah menebang lebih dari 40 persen hutan sejak penjajahan Eropa, meninggalkan sebagian besar hutan terfragmentasi dan terdegradasi.

"Analisis geografis menunjukkan kerentanan hutan hujan Queensland dan populasi Pharohylaeus lactiferus terhadap kebakaran hutan," papar Dorey.

Penelitian di masa depan pun harus bertujuan untuk meningkatkan pemahaman kita mengenai biologi, ekologi, dan genetika populasi Pharohylaeus lactiferus.

"Jika ingin memahami dan melindungi spesies Pharohylaeus lactiferus yang luar biasa ini, kita benar-benar perlu meningkatkan upaya biomonitoring dan konservasi," pungkas Dorey.

Temuan lebah langka Australia yang dikira telah punah ini telah dipublikasikan di Journal of Hymenoptera Research.

Baca juga: Pertama Kalinya Lebah Setengah Jantan Setengah Betina Ditemukan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com