Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/02/2021, 08:00 WIB
Monika Novena,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Lukisan tak hanya memberikan nilai estetis pada sebuah ruangan saja. Lukisan rupanya juga mampu membantu peneliti mengidentifikasi satwa yang telah punah.

Dr. Anthony Romolio, seorang peneliti dari University of Queensland tengah memeriksa lukisan Mesir berusia 4600 tahun di Museum Barang Antik Mesir di Kairo.

Seekor angsa berbintik dalam karya seni yang berasal dari makam Nefermaat dan Itet di Meidum itu kemudian menarik perhatinnya.

Baca juga: Kisah Penemuan Lukisan Goa Tertua di Lembah Rahasia Sulawesi

Ia menyebut bahwa burung aneh tapi indah pada lukisan itu seperti angsa modern berdada merah (Branta ruficollis), tapi memiliki warna, dan pola berbeda dan mencolok pada tubuh dan kakinya.

"Lukisan itu telah dikagumi sejak ditemukan pada tahun 1800-an dan sampai-sampai digambarkan sebagai Mona Lisa-nya Mesir," kata Romilio, seperti dikutip dari Phys.org, Rabu (24/2/2021).

Namun rupanya tak ada yang menyadari bahwa angsa pada lukisan menggambarkan spesies yang tak dikenal.

"Karya seni ini memiliki gambaran yang sangat realistis tentang burung lain," tambah Romilio.

Pasalnya, ia menyebut bahwa tak pernah ada tulang angsa modern berdada merah yang ditemukan di situs arkeologi Mesir mana pun. Namun tulang dari burung serupa telah di temukan di wilayah Kreta.

"Dari perspektif zoologi, karya seni Mesir tersebut adalah satu-satunya dokumentasi dari angsa berpola khas ini dan sekarang tampaknya telah punah secara global," terangnya.

Selama ini hewan yang tergambar pada seni kuno memang telah diidentifikasi, namun tak semuanya dikonfirmasi secara ilmiah.

Untuk sementara ini, peneliti sedang mengumpulkan informasi mengenai spesies angsa ini.

Peneliti juga menggunakan metode yang sangat efektif dalam mengidentifikasi spesies untuk mendapatkan hasil yang akurat.

"Seni memberikan wawasan budaya tetapi juga catatan grafis berharga tentang hewan yang tak dikenal saat ini," papar Romilio.

Selain angsa tersebut, beberapa catatan satwa juga berhasil diidentifikasi dari seni kuno antara lain auroch (Bos primigenius) serta bentuk gazelle, oryx, antelop, dan keledai yang sebelumnya tak diketahui.

Representasi hewan purba ini pun membantu peneliti lebih lanjut untuk mengenali keanekaragaman hayati ribuan tahun yang lalu yang hidup berdampingan dengan manusia.

Baca juga: Lukisan Goa Tertua Sulawesi, Ungkap Migrasi Manusia Purba di Indonesia

Mesir tak selalu didominasi gurun tetapi juga memiliki sejarah keanekaragaman hayati dan kaya.

Saat budaya kuno muncul, Sahara juga masih hijau, ditutupi padang rumput, danau, dan hutan, yang dipenuhi dengan beragam hewan sehingga banyak di antaranya digambarkan di makam dan kui.

Temuan ini telah dipublikasikan di Journal of Archaeological Science: Reports.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber PHYSORG
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com