Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polusi Udara Jakarta 20 Tahun Terakhir Turun Drastis berkat PSBB, Kok Bisa?

Kompas.com - 19/02/2021, 12:07 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Kendati demikian, Kadarsah menegaskan bahwa di wilayah mana pun, pH air hujan tidak akan mencapai batas nilai ideal, dan pasti akan selalu asam.

Level pH air hujan masih terpantau tinggi hingga bulan Februari, atau sebelum pandemi virus corona masuk ke Indonesia.

Namun, saat pandemi virus corona dinyatakan masuk ke Indonesia untuk pertama kalinya pada bulan Maret yang selanjutnya diikuti dengan dikeluarkannya kebijakan PSBB pada April 2020, tingkat polusi udara di Jakarta mulai menurun drastis.

Hal itu, kata Kadarsah, ditunjukkan dengan turunnya pH air hujan selama bulan tersebut.

Baca juga: Gunung Gede Terlihat dari Kemayoran, Benarkah PSBB Bersihkan Polusi Jakarta?

 

Namun, momentum Lebaran, mudik dan libur panjang di bulan Agustus 2020, menunjukkan peningkatan polutan kembali pada bulan-bulan tersebut.

"Faktor meningkatnya pH air hujan disebabkan oleh adanya polusi udara, beroperasinya pabrik, yakni saat aktivitas manusia semakin banyak dan meningkat, maka pH itu juga makin meningkat," jelas dia.

Lebih lanjut Kadarsah mengatakan tingginya tingkat keasaman air hujan, dapat menyebabkan kerusakan pada patung-patung yang terbuat dari logam, seperti tembaga.

"Seperti pada patung Jenderal Sudirman, yang lama-kelamaan memang harus dipikirkan, bagaimana caranya agar tidak rusak oleh pH air hujan yang semakin asam," imbuh Kadarsah.

Baca juga: Terkenal Buruk, Begini Kualitas Udara Jakarta Selama Pandemi Covid-19

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com