Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sinetron Ikatan Cinta Bikin Sedih, Ini 3 Manfaat Menontonnya Menurut Sains

Kompas.com - 16/02/2021, 18:04 WIB
Dea Syifa Ananda,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sinetron Ikatan Cinta yang dibintangi Arya Saloka dan Amanda Manoppo sukses menjadi buah bibir masyarakat. Banyak dari penonton yang ikutan 'baper' sampai merasa sedih dan ikut menangis. Meski demikian, para penonton tampaknya tidak bisa berhenti mengikuti alur kisah Andin dan Aldebaran dalam sinetron ini.

Bila Anda termasuk yang menonton Ikatan Cinta sampai menangis, ada kabar baik untuk Anda. Pasalnya, ada tiga manfaat yang bisa Anda dapat dengan menonton film sedih seperti sinetron ini. Berikut penjelasannya:

1. Membantu menghadapi kesedihan yang sebenarnya

Diulas dalam Psychcentral; sebuah artikel yang dimuat dalam situs Cinematherapy.com, yang dikelola oleh pakar psikoterapi Birgit Wolz, Ph.D., MFT., mengungkapkan bahwa film sedih memungkinkan kita untuk menghadapi perasaan yang sangat nyata dan sangat sedih di lingkungan yang aman dan terlindungi.

Dengan menonton film sedih, kita akan bisa memiliki perspektif orang luar yang kemudian dapat digunakan untuk menyelesaikan trauma dan masalah yang sedang kita hadapi.

Baca juga: Sinetron Ikatan Cinta, Kenapa Kita Menangis Bersama Andin? Sains Jelaskan

Film sedih juga bisa memicu proses katarsis (pelepasan emosi) dalam diri kita. Pelepasan emosi dengan menangis ketika menonton film sedih biasanya akan menaikkan semangat untuk sementara waktu, sementara emosi yang berlimpah menurun, dan memunculkan kembali energi yang habis akibat depresi.

Momen ini lantas bisa membantu orang yang sedang depresi untuk mulai mengeksplorasi dan menyembuhkan masalah asli yang menyebabkan depresi.

2. Membuat bahagia

Walaupun tampak bertolak belakang, studi menunjukkan bahwa menonton film sedih justru bisa membuat kita bahagia. Pasalnya, film sedih ditemukan membantu penontonnya mengapresiasi orang-orang yang dekat dalam hidup.

Studi yang dipublikasikan di jurnal Communication Research ini melibatkan 361 mahasiswa yang diminta untuk menonton film Atonement, film sedih tentang sepasang kekasih yang terpisah dan meninggal akibat kekerasan saat perang.

Setiap partisipan diminta menjawab pertanyaan untuk mengukur tingkat kebahagiaan dan kepuasan atas hidup masing-masing sebelum dan sesudah menonton.

Hasilnya, partisipan yang lebih fokus terhadap orang yang mereka cintai selama menonton film, merasa lebih bahagia setelahnya. Bahkan ketika para partisipan merasa sedih saat menontonnya, mereka tetap menjadi lebih bahagia setelahnya karena rasa syukur.

Baca juga: Studi: Penggemar Film Zombie Lebih Kuat Mental Hadapi Pandemi Covid-19

“Biasanya mereka menggunakan kesedihan sebagai cara untuk merefleksikan hubungan penting dalam kehidupan mereka sendiri, untuk menghitung rasa syukur mereka,” ungkap Silvia Knobloch-Westerwick, Ph.D., penulis utama studi tersebut.

3. Membuat lebih kebal terhadap rasa sakit

Dilansir dari The Guardian, Rabu (21/09/2016); tim peneliti Oxford menemukan bahwa menonton film sedih dapat meningkatkan kadar hormon endorfin dalam darah.

Untuk diketahui, endorfin adalah hormon yang diproduksi oleh otak dan sistem saraf, yang dapat bertindak sebagai analgesik dan meningkatkan toleransi tubuh terhadap rasa sakit.

Hal ini ditemukan Robin Dunbar, ahli psikologi evolusioner dari University of Oxford bersama rekan-rekannya lewat penelitian mendalam yang dimuat dalam jurnal Royal Society Open Science.

Dalam penelitian tersebut, para partisipan dibagi menjadi dua kelompok dan diminta untuk menonton film sedih dan film dokumenter. Setelahnya, mereka diminta untuk melakukan berbagai tes yang menguji kedekatan kelompok dan ketahanan terhadap rasa sakit.

Baca juga: Gibah Bu Tejo di Film Tilik, Kenapa Sih Kita Suka Bergosip?

Hasilnya, kelompok yang menonton film sedih ditemukan lebih tahan terhadap rasa sakit ketimbang kelompok yang menonton film dokumenter, akibat adanya pelepasan endorfin. Mereka juga menjadi lebih dekat antara satu sama lain karena telah mengalami perasaan sedih secara endorfin.

Dunbar pun mengatakan, tekanan emosional yang didapat pasca menonton tragedi, dapat memicu pelepasan hormon endorfin.

Produksi endorfin ini lantas dapat membuat kita lebih kebal terhadap rasa sakit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com