KOMPAS.com- Angin adalah pergerakan udara yang disebabkan oleh pemanasan bumi yang tidak merata oleh matahari. Angin tidak memiliki banyak substansi.
Maka dari itu, angin adalah rahasia alam semesta yang hanya dapat dirasakan dan tidak dapat dilihat secara langsung seperti apa bentuknya.
Bagi manusia, angin dimanfaatkan untuk aktivitas sehari-hari seperti bermain layangan, mengeringkan baju, menggerakkan kapal layar melintasi lautan, membantu tanaman tumbuh, dan lain sebagainya.
Angin merupakan penyeimbang atmosfer yang hebat, yang mengangkut panas, kelembaban, polutan, dan debu ke tempat yang jauh ke seluruh dunia.
Tapi, darimana asal angin dan bagaimana angin bisa bertiup?
Baca juga: Bagaimana Angin di Bumi Tercipta?
Melansir National Geographic, Jumat (12/2/2021) perbedaan tekanan atmosfer lah yang akan menghasilkan angin. Di khatulistiwa, matahari menghangatkan air dan daratan lebih dari belahan bumi lainnya.
Udara khatulistiwa yang hangat naik lebih tinggi ke atmosfer dan bermigrasi ke kutub, dan akan menghasilkan tekanan rendah.
Sebaliknya, jika udara yang lebih dingin dan lebih padat bergerak di atas permukaan bumi menuju khatulistiwa untuk menggantikan udara panas, akan menghasilkan tekanan yang tinggi.
Baca juga: Pemanasan Global Berdampak pada Perubahan Angin, Ilmuwan Jelaskan
Biasanya angin bertiup dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah.
Batas antara dua area ini disebut front. Hubungan yang kompleks antara front menyebabkan berbagai jenis angin dan pola cuaca.
Angin yang berlaku adalah angin yang bertiup dari satu arah di atas wilayah tertentu di Bumi. Area tempat pertemuan angin yang ini disebut zona konvergensi.
Umumnya, angin bertiup dari timur-barat, bukan utara-selatan. Ini terjadi karena rotasi bumi menghasilkan apa yang dikenal sebagai efek Coriolis.
Baca juga: Kenali 7 Tanda Datangnya Angin Puting Beliung
Efek Coriolis membuat sistem angin berputar berlawanan arah jarum jam di belahan bumi utara dan searah jarum jam di belahan bumi selatan.
Serta, menyebabkan beberapa angin bertiup di sepanjang tepi sistem bertekanan tinggi dan bertekanan rendah, yang disebut dengan angin geostropik.
"Ketika Anda berdiri membelakangi angin di Belahan Bumi Utara, tekanan rendah selalu di sebelah kiri Anda," ungkap Christoph Buys Ballot, ahli meteorologi Belanda pada tahun 1857 silam.
Angin bertiup karena adanya perubahan suhu, yang mana kondisi ini berasal dari matahari. Sebab, matahari lah yang pertama kali menghasilkan angin, seperti dikutip dari Science.
Energi yang dipancarkan matahari memanaskan udara di atmosfer bumi. Udara mengembang saat hangat, membuat udara yang lebih hangat kurang padat dan 'lebih ringan' dari udara dingin, dan menciptakan wilayah bertekanan lebih rendah.
Baca juga: Dari Manakah Asal Angin?
Selanjutnya, energi matahari yang terpancar ke bumi ini tidak merata. Beberapa wilayah lebih panas dibanding wilayah lain begitupun sebaliknya. Contoh yang bisa menunjukkan perbedaan yakni seperti wilayah kutub yang dingin dan wilayah khatulistiwa yang cenderung panas.
Perbedaan suhu dan tekanan antara massa udara inilah yang mendorong pola sirkulasi udara global, dan angin.
Alasan mengapa udara selalu bergerak dan tidak pernah diam adalah, karena sesuatu yang terjadi di alam setiap saat, segala sesuatunya selalu berusaha untuk merata atau yang sering dikenal dengan istilah difusi.
Jika tidak ada pergerakan angin, maka tidak akan ada banyak perubahan pada cuaca kita, dan kita tidak dapat memprediksi kondisi cuaca.
Baca juga: Sebagian Indonesia Lebih Dingin Bukan karena Aphelion, tapi Pola Angin
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.