Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 12/02/2021, 13:10 WIB


KOMPAS.com- Angin adalah pergerakan udara yang disebabkan oleh pemanasan bumi yang tidak merata oleh matahari. Angin tidak memiliki banyak substansi.

Maka dari itu, angin adalah rahasia alam semesta yang hanya dapat dirasakan dan tidak dapat dilihat secara langsung seperti apa bentuknya.

Bagi manusia, angin dimanfaatkan untuk aktivitas sehari-hari seperti bermain layangan, mengeringkan baju, menggerakkan kapal layar melintasi lautan, membantu tanaman tumbuh, dan lain sebagainya.

Angin merupakan penyeimbang atmosfer yang hebat, yang mengangkut panas, kelembaban, polutan, dan debu ke tempat yang jauh ke seluruh dunia.

Tapi, darimana asal angin dan bagaimana angin bisa bertiup?

Baca juga: Bagaimana Angin di Bumi Tercipta?

 

Melansir National Geographic, Jumat (12/2/2021) perbedaan tekanan atmosfer lah yang akan menghasilkan angin. Di khatulistiwa, matahari menghangatkan air dan daratan lebih dari belahan bumi lainnya.

Udara khatulistiwa yang hangat naik lebih tinggi ke atmosfer dan bermigrasi ke kutub, dan akan menghasilkan tekanan rendah.

Sebaliknya, jika udara yang lebih dingin dan lebih padat bergerak di atas permukaan bumi menuju khatulistiwa untuk menggantikan udara panas, akan menghasilkan tekanan yang tinggi.

Baca juga: Pemanasan Global Berdampak pada Perubahan Angin, Ilmuwan Jelaskan

 

 

Biasanya angin bertiup dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. 

Batas antara dua area ini disebut front. Hubungan yang kompleks antara front menyebabkan berbagai jenis angin dan pola cuaca. 

Angin yang berlaku adalah angin yang bertiup dari satu arah di atas wilayah tertentu di Bumi. Area tempat pertemuan angin yang ini disebut zona konvergensi.

Umumnya, angin bertiup dari timur-barat, bukan utara-selatan. Ini terjadi karena rotasi bumi menghasilkan apa yang dikenal sebagai efek Coriolis.

Baca juga: Kenali 7 Tanda Datangnya Angin Puting Beliung

Ilustrasi angin musonshutterstock.com Ilustrasi angin muson

Efek Coriolis membuat sistem angin berputar berlawanan arah jarum jam di belahan bumi utara dan searah jarum jam di belahan bumi selatan.

Serta, menyebabkan beberapa angin bertiup di sepanjang tepi sistem bertekanan tinggi dan bertekanan rendah, yang disebut dengan angin geostropik.

"Ketika Anda berdiri membelakangi angin di Belahan Bumi Utara, tekanan rendah selalu di sebelah kiri Anda," ungkap Christoph Buys Ballot, ahli meteorologi Belanda pada tahun 1857 silam. 

Perubahan suhu membuat angin bertiup

Angin bertiup karena adanya perubahan suhu, yang mana kondisi ini berasal dari matahari. Sebab, matahari lah yang pertama kali menghasilkan angin, seperti dikutip dari Science.

Energi yang dipancarkan matahari memanaskan udara di atmosfer bumi. Udara mengembang saat hangat, membuat udara yang lebih hangat kurang padat dan 'lebih ringan' dari udara dingin, dan menciptakan wilayah bertekanan lebih rendah. 

Baca juga: Dari Manakah Asal Angin?

 

Selanjutnya, energi matahari yang terpancar ke bumi ini tidak merata. Beberapa wilayah lebih panas dibanding wilayah lain begitupun sebaliknya. Contoh yang bisa menunjukkan perbedaan yakni seperti wilayah kutub yang dingin dan wilayah khatulistiwa yang cenderung panas.

Perbedaan suhu dan tekanan antara massa udara inilah yang mendorong pola sirkulasi udara global, dan angin.

Alasan mengapa udara selalu bergerak dan tidak pernah diam adalah, karena sesuatu yang terjadi di alam setiap saat, segala sesuatunya selalu berusaha untuk merata atau yang sering dikenal dengan istilah difusi.

Jika tidak ada pergerakan angin, maka tidak akan ada banyak perubahan pada cuaca kita, dan kita tidak dapat memprediksi kondisi cuaca.

Baca juga: Sebagian Indonesia Lebih Dingin Bukan karena Aphelion, tapi Pola Angin

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Apakah Hewan Juga Bisa Menopause?

Apakah Hewan Juga Bisa Menopause?

Oh Begitu
Berapa Lama Kura-kura dan Penyu Bisa Hidup?

Berapa Lama Kura-kura dan Penyu Bisa Hidup?

Oh Begitu
5 Manfaat Jus Mengkudu untuk Kesehatan

5 Manfaat Jus Mengkudu untuk Kesehatan

Oh Begitu
Sejak Kapan FIFA Didirikan?

Sejak Kapan FIFA Didirikan?

Oh Begitu
Apa Saja Manfaat Buah Delima untuk Kesehatan?

Apa Saja Manfaat Buah Delima untuk Kesehatan?

Oh Begitu
Si Minions “Arthropoda Tanah” sebagai Penyelamat Tanah yang Butuh Perhatian untuk Generasi Sekarang dan Masa Datang

Si Minions “Arthropoda Tanah” sebagai Penyelamat Tanah yang Butuh Perhatian untuk Generasi Sekarang dan Masa Datang

Fenomena
Hewan-hewan Punah yang Coba Dihidupkan Lagi dengan Teknologi

Hewan-hewan Punah yang Coba Dihidupkan Lagi dengan Teknologi

Oh Begitu
Seberapa Banyak Organ dalam Tubuh Manusia?

Seberapa Banyak Organ dalam Tubuh Manusia?

Oh Begitu
Lebih Sehat Mana Minum Air Dingin atau Hangat?

Lebih Sehat Mana Minum Air Dingin atau Hangat?

Oh Begitu
Mengapa Saat Stres Selalu Ingin Buang Air Kecil?

Mengapa Saat Stres Selalu Ingin Buang Air Kecil?

Oh Begitu
Apa Saja Mamalia yang Bisa Ditemukan di Gunung Merapi?

Apa Saja Mamalia yang Bisa Ditemukan di Gunung Merapi?

Oh Begitu
Apa Saja Makanan yang Baik untuk Berbuka Puasa?

Apa Saja Makanan yang Baik untuk Berbuka Puasa?

Oh Begitu
Indikator Kesejahteraan Lokal

Indikator Kesejahteraan Lokal

Fenomena
Mengapa Anak-anak Bisa Belajar Hal Baru dengan Cepat?

Mengapa Anak-anak Bisa Belajar Hal Baru dengan Cepat?

Oh Begitu
Apakah Efek pada Wajah Saat Berolahraga Memakai Make-up?

Apakah Efek pada Wajah Saat Berolahraga Memakai Make-up?

Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+