KOMPAS.com- Setahun pandemi virus corona, tak sedikit orang yang telah terinfeksi Covid-19 dan mengembangkan kekebalan terhadap SARS-CoV-2 di dalam tubuhnya.
Bahkan, sejak vaksin Covid-19 mulai ditemukan dan disuntikkan pada sejumlah orang untuk membentuk kekebalan komuniti (herd immunity) guna mengendalikan pandemi yang telah menyebabkan jutaan orang di dunia terinfeksi virus corona.
Lantas, seberapa besar kekebalan tubuh terhadap virus SARS-CoV-2 ini dapat melindungi masyarakat yang telah sembuh dari Covid-19 atau pada mereka yang telah menerima vaksinasi Covid-19?
Dokter Spesialis Patologi Klinik Primaya Hospital Bekasi Barat dan Bekasi Timur, dr Muhammad Irhamsyah, Sp. PK, M.Kes mengatakan untuk mengukur seberapa besar kekebalan terhadap Covid-19 terbentuk, dapat dilakukan dengan metode pemeriksaan antibodi SARS-CoV-2 kuantitatif.
Baca juga: Sistem Kekebalan Tubuh Dapat Mengingat Virus Corona Selama 6 Bulan
"Pemeriksaan antibodi SARS-CoV-2 kuantitatif adalah suatu pemeriksaan untuk mendeteksi suatu protein yang disebut antibodi, khususnya antibodi spesifik terhadap virus SARS-CoV-2," kata dr Muhammad dalam rilisnya kepada Kompas.com, Jumat (12/2/2021).
Lebih lanjut dr Muhammad mengatakan pemeriksaan kekebalan tubuh ini dapat dilakukan pada orang yang pernah terinfeksi Covid-19, orang yang sudah menerima vaksin, serta dapat digunakan untuk mengukur antibodi pada donor plasma konvalesen yang akan ditransfusikan.
Prinsip pemeriksaan kuantitatif antibodi SARS-COV-2 ini menggunakan pemeriksaan laboratorium imunoserologi pada sebuah alat automatik (autoanalyzer).
Pemeriksaan yang juga disebut dengan Electro Chemiluminescene Immunoassay (ECLIA) ini dilakukan untuk mendeteksi antibodi terhadap virus corona, SARS-CoV-2.
Baca juga: Setahun Pandemi Virus Corona, Bagaimana Sistem Kekebalan Kita Melawan?
Menurut dr Muhammad, ECLIA akan mendeteksi, mengikat, serta mengukur antibodi netralisasi, yakni antibodi yang dapat berikatan spesifik pada bagian struktur protein spike SARS-CoV-2.
"Sebelum virus Covid-19 memasuki sel-sel pada tubuh kita dengan menggunakan label-label yang berikatan spesifik dengan antibodi netralisasi tersebut," jelas dr Muhammad.
Protein spike adalah protein yang terdapat pada permukaan virus corona, berupa tonjolan yang berfungsi untuk menginfeksi sel inang.
Dr Muhammad menambahkan jenis sampel yang dapat digunakan untuk mengecek kekebalan tubuh terhadap virus corona ini sangat mudah didapatkan yaitu berasal dari sampel serum dan plasma dengan cara diambil darah vena.
Baca juga: Kekebalan Virus Corona Bertahan Lebih Lama, Ini Efeknya pada Vaksin...
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.