Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daftar Wilayah Indonesia Siaga dan Waspada Banjir Bandang 2 Hari ke Depan

Kompas.com - 09/02/2021, 17:42 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan kepada masyarakat agar tetap mewaspadai peluang banjir dan banjir bandang dua hari kedepan.

Seperti diketahui, sebelumnya BMKG selalu mengingatkan bahwa pada bulan Februari 2021 sebagian wilayah Indonesia diprediksi masih berada pada puncak musim hujan, sehingga masih berpeluang mendapatkan curah hujan tinggi dan cuaca ekstrem lainnya.

Deputi Bidang Meteorologi Guswanto mengatakan, peningkatan tren curah hujan ekstrem ini selain dipicu oleh fenomena dan atau gangguan skala iklim, dikaitkan juga sebagai dampak perubahan iklim.

"Dari pengamatan BMKG walaupun curah hujan berada pada tingkat sedang, namun masih berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi. Hal ini tergantung pada daya dukung lingkungan dalam merespon kondisi curah hujan," kata Guswanto.

Baca juga: Gletser Himalaya Pecah Sebabkan Banjir Bandang, Ahli Salahkan Perubahan Iklim

 

Berikut daftar wilayah yang berpeluang terdampak dampak banjir atau banjir bandang dua hari ke depan 10-11 Februari 2021 akibat hujan lebat.

  1. Banten (siaga)
  2. Jawa Barat (siaga)
  3. Jawa Tengah (siaga)
  4. Jawa Timur (siaga)
  5. Aceh (waspada)
  6. Sumatera Utara (waspada)
  7. Jambi (waspada)
  8. Bengkulu (waspada)
  9. Sumatera Selatan (waspada)
  10. Lampung (waspada)
  11. DKI Jakarta (waspada)
  12. DI Yogyakarta (waspada)
  13. Bali (waspada)
  14. Nusa Tenggara Barat (waspada)
  15. Kalimantan Utara (waspada)
  16. Kalimantan Timur (waspada)
  17. Kalimantan Tengah (waspada)
  18. Kalimantan Selatan (waspada)
  19. Nusa Tenggara Timur (waspada)
  20. Sulawesi Tengah (waspada)
  21. Sulawesi Selatan (waspada)
  22. Papua (waspada)

Baca juga: Banjir Bandang di Medan dan Aceh Utara, Ini Analisis BMKG

 

Oleh karena itu, BMKG selalu mengingatkan agar masyarakat yang merasa tinggal atau berdomisili di sekitar wilayah rawan bencana hidrometeorologi banjir dan banjir bandang untuk melakukan antisipasi segera.

Selain itu, bencana hidrometeorologi yang berkaitan dengan curah hujan tinggi dan perlu juga diwaspadai selain banjir bandang adalah pohon tumbang, jalan licin, genangan, tanah longsor, tanah berlubang dan juga gelombang tinggi.

Mitigasi bencana hidrometeorologi

Mitigasi bencana hidrometeorologi Agie menjelaskan, mitigiasi bencana hidrometeorologi ini bisa dilakukan dengan banyak cara, beberapa di antaranya sebagai berikut. 

Baca juga: BMKG Jelaskan, Banjir Bandang Luwu Utara Tidak Berkaitan dengan Gempa

Foto udara kondisi Pasar Hantakan pascabanjir bandang di Desa Alat, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, Rabu (20/1/2021). Banjir bandang yang terjadi pada Rabu (13/1) malam tersebut mengakibatkan sejumlah fasilitas umum dan jalan rusak parah serta sembilan orang dinyatakan meninggal dunia dan enam orang lainnya hilang. ANTARA FOTO/Muhammad Nova/Bay/wsj.ANTARA FOTO/Muhammad Nova Foto udara kondisi Pasar Hantakan pascabanjir bandang di Desa Alat, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, Rabu (20/1/2021). Banjir bandang yang terjadi pada Rabu (13/1) malam tersebut mengakibatkan sejumlah fasilitas umum dan jalan rusak parah serta sembilan orang dinyatakan meninggal dunia dan enam orang lainnya hilang. ANTARA FOTO/Muhammad Nova/Bay/wsj.

1. Mitigasi secara nomenklatur 

Mitigasi secara nomenklatur ini sering dimaknakan sebagai rangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana. 

"Bentuknya (mitigasi nomenklatur) melalui pembangunan fisik atau infrastruktur, ini interfensi maupun penyadaran masyarakat," kata Agie Wandala selaku Kepala Sub-bidang Peringatan Dini Cuaca BMKG dalam pemberitaan Kompas.com, Kamis (3/12/2020).

2. Edukasi kepada masyarakat

Penyadartahuan atau edukasi dari pemerintah atau instansi terkait mengenai potensi bencana kepada masyarakat perlu dilakukan sebelum bencana alam benar-benar terjadi.

Sehingga, masyarakat dan seluruh instansi terkait bisa bergotong royong dan bekerjasama dalam upaya memperbaiki insfrastuktur atau menyiapkan hal-hal berkaitan dengan jalur alternatif jika bencana tak bisa dihindari.

Baca juga: 3 Penyebab Banjir Bandang Gorontalo, Fenomena Shearline sampai Hujan Lama

 

3. Aktivitas yang tidak merusak lingkungan

Aktivitas yang tidak merusak lingkungan ini perlu dilakukan oleh siapa saja, alias setiap individu masyarakat baik di daerah tidak rawan, terutama daerah rawan bencana hidrometeorologi.

Beberapa kegiatan yang tidak merusak lingkungan yakni; 

  • Tidak membuang sampah sembarangan, terutama aliran air (drainase) dan sungai; berpotensi banjir dan sarang nyamuk 
  • Menebang pohon tua rapuh di sekitar lingkungan 
  • Menyimpan air di musim hujan, cadangan di musim kemarau 
  • Bijak dalam penggunaan air 
  • Kurangi kegiatan menghasilkan emisi gas rumah kaca 
  • Beri ruang serapan air untuk lahan yang akan dibangun 
  • Tidak menebang pohon atau mengeruk tanah terutama di wilayah lereng gunung atau perbukitan, potensi longsor 
  • Waspada daerah cekungan ketika musim hujan, potensi banjir

Baca juga: Dampak Awan Cumulonimbus, Bisa Picu Puting Beliung hingga Banjir Bandang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com